Sukses

Konsumsi Gula Tinggi, Hati-Hati Karies Gigi Mengintai

Karies gigi adalah area yang rusak secara permanen di permukaan keras gigi yang berkembang menjadi bukaan atau lubang kecil.

Liputan6.com, Jakarta Karies gigi adalah area yang rusak secara permanen di permukaan keras gigi yang berkembang menjadi bukaan atau lubang kecil.

Karies gigi disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk bakteri di mulut, sering ngemil, minum minuman manis, konsumsi gula tinggi, dan tidak membersihkan gigi dengan baik.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karies gigi dan kerusakan gigi adalah salah satu masalah kesehatan paling umum di dunia. Ini banyak ditemukan pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang lebih tua. Namun siapa saja yang memiliki gigi bisa mengalami masalah gigi, termasuk bayi.

Jika karies gigi yang ditandai dengan gigi berlubang tidak dirawat, maka kondisinya akan menjadi lebih besar dan memengaruhi lapisan gigi yang lebih dalam. Mereka dapat menyebabkan sakit gigi yang parah, infeksi, dan kehilangan gigi.

Kunjungan pemeriksaan gigi secara teratur dan kebiasaan menyikat gigi dan flossing yang baik adalah perlindungan terbaik terhadap karies gigi dan kerusakan gigi lainnya.

“Karies dapat terjadi sepanjang hidup, baik pada gigi sulung maupun permanen, dan dapat merusak mahkota gigi,” mengutip Nature, Senin (15/8/2022).

Karies gigi adalah penyakit yang tidak merata tapi dapat dicegah. Penggunaan pasta gigi berfluoride setiap hari dipandang sebagai alasan utama penurunan karies secara keseluruhan di seluruh dunia selama beberapa dekade terakhir.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengganggu Kualitas Hidup

Menurut WHO, Pencegahan karies gigi relatif murah sedangkan perawatannya mahal dan seringkali tidak tersedia di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Gigi yang terkena karies sering dicabut ketika menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman.

Karies gigi yang parah dapat mengganggu kualitas hidup, termasuk kesulitan makan dan tidur, dan pada stadium lanjut (abses), dapat menyebabkan nyeri dan infeksi sistemik kronis atau pola pertumbuhan yang merugikan.

“Kerusakan gigi adalah penyebab sering absen dari sekolah atau pekerjaan,” mengutip laman resmi WHO.

Setiap orang berisiko terkena karies gigi, tetapi anak-anak dan remaja paling berisiko. Hampir setengah dari populasi dunia dipengaruhi oleh karies gigi, menjadikannya yang paling umum dari semua kondisi kesehatan.

Tingkat karies gigi yang tinggi terjadi di negara-negara berpenghasilan menengah, di mana konsumsi gula tinggi.

Sebagian besar karies gigi terjadi pada orang dewasa karena penyakit ini bersifat kumulatif. Ada hubungan dosis-respons yang jelas antara konsumsi gula dan karies gigi.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Berkembang dari Waktu ke Waktu

Penyakit ini juga dikaitkan dengan status sosial ekonomi, dengan tingkat prevalensi yang tinggi di antara kelompok penduduk miskin dan kurang beruntung.

Karies gigi berkembang dari waktu ke waktu. Hilangnya substansi gigi (enamel dan dentin) disebabkan oleh produksi asam yang dihasilkan dari metabolisme gula oleh bakteri.

Tahap awal seringkali tanpa gejala, tetapi stadium lanjut dari karies gigi dapat menyebabkan rasa sakit, infeksi dan abses, atau bahkan sepsis.

Diperkirakan, secara global pada tahun 2010, USD298 miliar dihabiskan untuk biaya langsung yang berhubungan dengan karies gigi. Selain itu, biaya tidak langsung mencapai US$ 144 miliar, dengan total biaya keuangan mencapai US$ 442 miliar pada 2010.

Strategi seluruh populasi untuk mengurangi konsumsi gula adalah pendekatan kesehatan masyarakat utama yang harus menjadi prioritas tinggi dan mendesak. Karena karies gigi adalah hasil dari paparan seumur hidup terhadap faktor risiko makanan yaitu gula.

Bahkan sedikit pengurangan risiko karies gigi di masa kanak-kanak sangat penting di kemudian hari. Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko karies gigi seumur hidup, asupan gula harus serendah mungkin.

4 dari 4 halaman

Intervensi Pencegahan

Ketersediaan intervensi pencegahan karies gigi di seluruh populasi adalah hal penting. Intervensi pencegahan juga harus mudah diakses secara universal.

Intervensi tersebut termasuk penggunaan fluoride dan perawatan kesehatan mulut esensial yang berpusat pada pasien yang komprehensif.

Karies gigi secara tidak proporsional mempengaruhi populasi miskin dan kurang beruntung, yang memiliki akses lebih rendah untuk pencegahan dan perawatan.

Seringkali, karies gigi tidak mendapat prioritas yang memadai dalam perencanaan kesehatan karena meremehkan beban dan dampak penyakit yang sebenarnya.

Fokus intervensi umumnya dicirikan oleh pendekatan penyakit yang terisolasi dan fokus pada perawatan klinis yang mahal, bukan pada strategi kesehatan masyarakat yang hemat biaya terpadu yang menangani seluruh populasi dan fokus pada faktor risiko umum untuk penyakit tidak menular.

Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan peningkatan akses ke minuman manis dan sumber makanan bebas gula lainnya.

Peningkatan ketersediaan gula tanpa adanya tindakan pencegahan kesehatan mulut yang memadai dikaitkan dengan peningkatan beban penyakit mulut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.