Sukses

Tanggapan Komeng Saat Diangkat Jadi Duta Olahraga Tradisional

Liputan6.com, Jakarta Artis dan juga komedian Alfiansyah Bustami atau lebih dikenal sebagai Komeng diangkat menjadi Duta Olahraga Tradisional oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI.

"Saya berterima kasih kepada Kemenpora dan PORTINA yang sudah mempercayakan saya untuk menjadi Duta Olahraga Tradisional," ujarnya, dikutip laman Kemenpora, Sabtu (13//8/2022).

Menurutnya, tugas ini bukanlah tugas yang mudah. Sebagai Duta Olahraga Tradisional, Komeng akan terus mempopulerkan olahraga tradisional. 

"Tidak salahnya kalau saya hanya bisa bantu sebatas ini untuk menggalakan kembali olaharaga tradisional. Jadi kalau masyarakat sehat, pikirannya sehat  pasti negaranya damai dan tentram," jelasnya.

Sementara itu, Plt. Sesmenpora Jonni Mardizal berharap ditunjuknya Komeng menjadi Duta Olahraga Tradisional, ia berharap olahraga tradisional di seluruh pelosok negeri bisa bangkit kembali. 

"Dengan adanya Duta Olahraga Tradisional maka olahraga tradisional di tanah air bisa bangkit kembali bahkan bisa dikenal oleh dunia," ucap Jonni.

Seperti diketahui, olahraga dan Permainan tradisional merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan. Sejumlah olahraga tradisional disebut bukan hanya bermanfaat bagi ketangkasan fisik namun juga kecepatan berpikir, sertai mplementasi terhadap nilai sosial budaya.

Beragam olahraga tradisional asli Indonesia memang sudah ada yang berskala nasional. Seperti dari Egrang, Bedil Jepret dan Begasing.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Egrang

Olahraga permainan yang satu ini membutuhkan alat peraga yang terbuat dari bambu. Dua bilah bambu dipotong dengan panjang sekitar 2-3 meter. Masing-masing bilah diberi pijakan. Ukuran pijakan sekitar 30 centimeter dan diberi siku agar mampu menyangga tubuh si pemain.

Cara memainkan egrang sangat sederhana. Dikutip Regional, si pemain cukup menaruh kaki pada pijakan dan tangannya memegang bambu bagian atas. Masing-masing bilah bambu diangkat secara bergantian, digerakkan menuju arah yang diinginkan.

Terdengar mudah, tapi ternyata memainkannya tidak semudah yang dibayangkan. Diperlukan kemampuan menyeimbangkan badan dan latihan khusus untuk bisa berjalan seimbang menggunakan egrang.

Sebagai permainan tradisional, egrang bisa dibilang sebagai permainan lintas budaya. Permainan tradisional ini tidak hanya lahir dan berkembang di satu wilayah. Selain di Jawa Timur, masyarakat Lampung Selatan juga mengenal permainan serupa dengan nama enggran. Sementara, di Jawa Tengah, masyarakat mengenal permainan ini dengan nama jangkungan – konon nama ini berasal dari nama burung yang memiliki kaki panjang.

Para pemain egrang biasa saling mengadu kecepatan. Perlombaan adu kecepatan ini kebanyakan dilakukan oleh orang-orang yang sudah dewasa. Perlombaan adu kecepatan dengan egrang membutuhkan ketangkasan, kecepatan, dan keseimbangan. Hal ini sesuai dengan filosofi permainan tradisional tersebut, bahwa hidup haruslah seimbang agar sampai tujuan.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Bedil Jepret

Bedil Jepret dahulu dimainkan anak-anak tanah Sunda di ladang sambil menunggu orangtua mereka bertani. Nama bedil digunakan mengingat olahraga tradisional ini dimainkan dengan cara ditembakkan layaknya senapan.

Bedil jepret umumnya terbuat dari bambu kuning yang sudah berumur tua. Cara pembuatannya pun sangat sederhana. Awalnya bambu dipotong sebatas ruas, kemudian bagian depannya diberi rongga sepanjang 15 cm dengan kelebaran 5 cm. Pada bagian belakangnya yang tertutup oleh ruas bambu juga diberi rongga untuk memasukkan bambu pelontar.

Pelontar ini juga terbuat dari bambu yang sudah dipotong pipih sehingga dapat mudah lentur. Pelontar inilah yang kemudian mampu melejitkan biji peluru yang dimasukkan ke dalam bambu.

Jika dahulu anak-anak menggunakan batuan kerikil sebagai peluru, kini peluru yang digunakan adalah lenca, yaitu sejenis sayuran yang biasa digunakan oleh masyarakat Sunda sebagai lalapan.

Terdapat dua cara dalam olahraga permainan bedil jepret, yakni dimainkan secara kelompok dan secara individual. Jika dimainkan secara kelompok, peserta harus lebih dari dua orang, setiap kelompok berusaha menjadikan lawan sebagai target, layaknya seseorang dalam medan perang. Sedangkan yang bersifat individual dimainkan dengan cara menembakan peluru ke arah target yang sudah ditentukan.

4 dari 4 halaman

Begasing

Begasing merupakan olahraga permainan yang dahulu banyak dimainkan oleh masyarakat Kutai, termasuk juga beberapa daerah di Indonesia dengan nama yang hampir sama. Olahraga permainan ini menggunakan alat berupa gasing dan tali penarik. Gasing merupakan sebongkah kayu berbentuk lonjong (simetris radial) dengan diameter sekitar 10-15 cm. Tinggi sebuah gasing adalah sekitar 15-20 centimeter dengan salah satu ujung dibuat lancip dan memiliki permukaan yang licin. Pada ujungnya, dipasang bahan logam sebagai poros putaran – biasanya menggunakan paku. Jenis kayu yang biasa digunakan antara lain kayu benggaris dan ulin.

Sementara, tali penarik yang digunakan berdiameter sekitar 0,5 centimeter dengan panjang 1-1,5 meter. Tali ini dililitkan ke gasing dengan bagian ujung tali dikaitkan ke jari sang pemain. Gasing kemudian dilemparkan ke bawah seperti membanting sesuatu sehingga tali yang melilitnya membuat gasing tersebut berputar. Sebuah gasing dapat berputar sekitar 2-5 menit.

Area permainan yang digunakan berupa dua buah lingkaran. Lingkaran dalam berdiameter 1 meter sementara lingkaran luar berdiameter 5 meter. Setiap lingkaran memiliki nilai yang berbeda.

Begasing dilombakan secara berpasangan atau satu-lawan-satu. Kedua pemain harus berusaha agar gasingnya berputar selama mungkin dan tetap berada di area permainan. Dalam beberapa babak, para pemain gasing secara bergantian akan berusaha menjatuhkan gasing milik lawan. Gasing yang terlempar keluar dari area permainan atau lebih dulu berhenti berputar dinyatakan kalah. Poin akan diberikan pada pemain yang berhasil mengeluarkan gasing lawan atau gasingnya mampu berputar paling lama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.