Sukses

Berbeda dengan Kecemasan Biasa, Anxiety Disorders Bisa Ganggu Aktivitas Sehari-Hari

Setiap orang pernah merasa cemas dan kecemasan atau anxiety adalah emosi yang normal. Ini adalah cara otak bereaksi terhadap stres dan memperingatkan tentang potensi bahaya di depan.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang pernah merasa cemas dan kecemasan atau anxiety adalah emosi yang normal. Ini adalah cara otak bereaksi terhadap stres dan memperingatkan tentang potensi bahaya di depan.

Kecemasan timbul di kehidupan sehari-hari misalnya ketika menghadapi masalah di tempat kerja, sebelum mengikuti ujian, atau sebelum membuat keputusan penting.

Kecemasan yang datang sesekali terbilang manusiawi. Namun, gangguan kecemasan atau anxiety disorders adalah kondisi yang berbeda.

Anxiety disorders adalah sekelompok penyakit mental yang menyebabkan kecemasan dan ketakutan yang konstan dan luar biasa. Kecemasan yang berlebihan dapat membuat penyandangnya menghindari pekerjaan, sekolah, kumpul-kumpul keluarga, dan situasi sosial lainnya yang dapat memicu atau memperburuk gejala.

Gangguan kecemasan terdiri dari beberapa jenis termasuk:

-Gangguan kecemasan umum

Penyandang jenis ini merasakan kekhawatiran dan ketegangan yang berlebihan dan tidak realistis dengan sedikit atau tanpa alasan sama sekali.

-Gangguan panik

Penyandangnya merasakan ketakutan yang tiba-tiba dan intens yang menyebabkan serangan panik. Selama serangan panik, penyandang bisa berkeringat, nyeri dada, dan detak jantung berdebar (palpitasi).

“Terkadang Anda mungkin merasa seperti tersedak atau mengalami serangan jantung,” mengutip Webmd.

-Gangguan kecemasan sosial

Jenis ini juga disebut fobia sosial, ini adalah saat seseorang merasakan kekhawatiran dan kesadaran diri yang berlebihan tentang situasi sosial sehari-hari. Penyandangnya secara obsesif khawatir tentang tentang penilaian orang lain terhadap dirinya dan cenderung merasa malu dan merasa diejek.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jenis Lainnya

Jenis lain dari gangguan kecemasan adalah:

-Fobia spesifik

Penyandangnya merasakan ketakutan yang intens terhadap objek atau situasi tertentu, seperti ketinggian atau terbang. Ketakutan melampaui batas wajar dan dapat menyebabkan penyandangnya menghindari situasi biasa.

-Agoraphobia

Dalam jenis ini, penyandangnya memiliki ketakutan besar jika berada di tempat yang tampaknya sulit untuk melarikan diri atau mendapatkan bantuan jika terjadi keadaan darurat.

“Misalnya, Anda mungkin panik atau merasa cemas saat berada di pesawat terbang, transportasi umum, atau berdiri dalam antrean orang banyak.”

-Kecemasan akan perpisahan

Anak-anak kecil bukan satu-satunya yang merasa takut atau cemas ketika orang yang dicintai pergi. Siapapun bisa mendapatkan gangguan kecemasan perpisahan. Orang dengan gangguan kecemasan ini akan merasa sangat cemas atau takut ketika seseorang yang dekat dengannya menghilang dari pandangannya.

“Anda akan selalu khawatir bahwa sesuatu yang buruk mungkin terjadi pada orang yang Anda cintai.”

-Bisu selektif

Ini adalah jenis kecemasan sosial di mana anak-anak muda yang berbicara secara normal dengan keluarga mereka tidak mau berbicara di depan umum, seperti di sekolah.

-Gangguan kecemasan akibat obat

Penggunaan obat-obatan tertentu atau obat-obatan terlarang, atau penarikan dari obat-obatan tertentu, dapat memicu beberapa gejala gangguan kecemasan.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Gejala Gangguan Kecemasan

Gejala utama gangguan kecemasan adalah rasa takut atau khawatir yang berlebihan. Gangguan kecemasan juga dapat membuat sulit bernapas, sulit tidur, sulit diam, dan sulit berkonsentrasi. Gejala spesifik setiap orang tergantung pada jenis gangguan kecemasan yang dimiliki.

Gejala umum gangguan kecemasan adalah:

-Panik, takut, dan gelisah

-Perasaan panik, merasa akan ada malapetaka atau bahaya

-Masalah tidur

-Tidak bisa tetap tenang dan diam

-Tangan atau kaki dingin, berkeringat, mati rasa, atau kesemutan

-Sesak napas

-Bernapas lebih cepat dari biasanya (hiperventilasi)

-Palpitasi jantung

-Mulut kering

-Mual

-Otot-otot tegang

-Pusing

-Memikirkan masalah berulang-ulang dan tidak bisa berhenti (perenungan)

-Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi

-Secara intens atau obsesif menghindari objek atau tempat yang ditakuti.

Jika gejala-gejala ini timbul dan mulai mengganggu kegiatan sehari-hari, maka konsultasi pada ahli diperlukan.

Ada banyak perawatan untuk mengurangi dan mengelola gejala gangguan kecemasan. Biasanya, orang dengan gangguan kecemasan minum obat dan pergi ke konseling.

Salah satu penanganan gangguan kecemasan adalah dengan konsumsi obat-obatan. Beberapa jenis obat digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan.

“Bicaralah dengan dokter atau psikiater Anda tentang pro dan kontra dari setiap obat untuk memutuskan mana yang terbaik untuk Anda.”

4 dari 4 halaman

Obat Gangguan Kecemasan

Obat yang biasa digunakan untuk gangguan kecemasan yakni:

-Antidepresan

Antidepresan modern (SSRI dan SNRI) biasanya merupakan obat pertama yang diresepkan untuk seseorang dengan gangguan kecemasan. Contoh SSRI adalah escitalopram (Lexapro) dan fluoxetine (Prozac). SNRI termasuk duloxetine (Cymbalta) dan venlafaxine (Effexor).

-Bupropion

Ini adalah jenis antidepresan lain yang biasa digunakan untuk mengobati kecemasan kronis. Ia bekerja secara berbeda dari SSRI dan SNRI.

-Antidepresan lainnya

Ini termasuk trisiklik dan inhibitor monoamine oksidase (MAOIs). Mereka kurang umum digunakan karena efek samping, seperti penurunan tekanan darah, mulut kering, penglihatan kabur, dan retensi urin, bisa tidak menyenangkan atau tidak aman bagi sebagian orang. Dan masih banyak lagi obat lainnya.

Selain obat-obatan, pasien juga bisa mendapatkan psikoterapi. Ini adalah jenis konseling yang membantu mempelajari bagaimana emosi memengaruhi perilaku. Kadang-kadang juga disebut terapi bicara.

Seorang spesialis kesehatan mental terlatih mendengarkan dan berbicara kepada pasien tentang pikiran dan perasaan pasien dan menyarankan cara untuk memahami dan mengelola gangguan kecemasan yang dialami.

Ada pula terapi perilaku kognitif (CBT). Jenis psikoterapi umum ini mengajarkan pasien bagaimana mengubah pikiran dan perilaku negatif, atau penyebab panik, menjadi positif.

“Anda akan belajar cara untuk mendekati dan mengelola situasi yang menakutkan atau mengkhawatirkan dengan hati-hati tanpa kecemasan.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.