Sukses

Vaksinasi Booster Kedua Masyarakat Umum, Satgas: Tunggu Info Kemenkes

Vaksinasi booster kedua masyarakat umum masih menunggu informasi dari Kemenkes.

Liputan6.com, Jakarta Vaksinasi booster kedua atau dosis 4 bagi masyarakat umum masih menunggu 'lampu hijau' dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia. Saat ini, pemberian booster kedua sedang dilakukan terhadap 1,9 juta tenaga kesehatan (nakes).

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menekankan, pelaksanaan vaksinasi booster di Indonesia memprioritaskan kelompok rentan, seperti nakes, lansia, dan orang yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan. Bagi kelompok masyarakat umum lain diharapkan menunggu informasi lanjutan dari Kemenkes.

"Sebelumnya saya perlu jelaskan, vaksinasi dosis booster atau dosis penguat setelah dosis 1 dan 2, pada prinsipnya pemberian booster kedua akan dberikan prioritas terlebih dahulu yakni, nakes, lansia dan penderita komorbid," terang Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Selasa (9/8/2022).

"Mohon menunggu informasi selanjutnya dari Kemenkes terkait waktu pergiliran pemberian vaksin booster kedua ini untuk masyarakat umum."

Di sisi lain, Pemerintah sudah melakukan sero survei antibodi tahap ketiga pada Juni - Juli 2022. Sero survei ini ditargetkan akan keluar hasilnya dalam waktu dekat.

"Pemerintah kembali melakukan sero survei di bulan Juni - Juli sebagai dasar tingkat pengukuran kekebalan masyarakat yang diharapkan akan keluar hasilnya sebelum tanggal 17 Agustus 2022," lanjut Wiku.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Belum Ada Rekomendasi ITAGI

Berkaitan dengan vaksinasi booster kedua untuk masyarakat umum, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro menjawab, pihaknya belum memberikan rekomendasi secara resmi.

Selama ini memang ada pembicaraan bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia untuk dosis 4 kepada kelompok masyarakat umum, namun ITAGI belum memberikan sebuah rekomendasi resmi.

"Sebetulnya, secara resmi belum ditanyakan kepada kami ya. Kalau ngobrol-ngobrol iya ya," ucap Sri Rezeki dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, ditulis Minggu (31/7/2022).

"Tapi kami pernah memberikan satu kajian, jadi menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk vaksinasi booster kedua itu diperuntukkan buat orang yang risiko tinggi seperti lansia di atas 65 tahun, yang punya komorbid dan juga immunocompromised atau imunologinya yang kurang."

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Lihat Dulu Cakupan Dosis 3

Meski ada kelompok-kelompok rentan yang dianjurkan WHO untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dosis 4, menurut Sri Rezeki Hadinegoro, kondisi setiap negara berbeda-beda. Hal ini juga melihat cakupan vaksinasi COVID-19 lengkap (dosis 1 dan 2) serta dosis ketiga atau booster.

"Ya, kelompok-kelompok rentan terlebih dahulu yang dianjurkan, tapi kan setiap negara lain-lain ya kesimpulannya. Karena kan masalahnya berbeda juga," jelasnya.

"Seperti di Thailand, di sana kan tren wisata mumpunilah ya, jadi pegawai wisata itu didahulukan (booster kedua). Jadi, kalau di negara kita mungkin bisa beda juga ya. Namun, perlu diingat ya untuk memberikan booster kedua itu kita juga lihat cakupan (vaksinasi COVID-19) sekarang."

Berdasarkan data Vaksinasi COVID-19 Kemenkes per 8 Agustus 2022 pukul 18.00 WIB, cakupan vaksinasi dosis 3 di angka 24,53 persen. Secara rinci dari masing-masing kelompok usia 18 tahun ke atas, antara lain tenaga kesehatan 115,51 persen, lansia 28,14 persen, petugas publik 47,81 persen, serta masyarakat rentan dan umum 28,26 persen.

4 dari 4 halaman

Pertimbangan Booster Kedua

Melihat cakupan vaksinasi COVID-19 di Indonesia, Sri Rezeki Hadinegoro menekankan, vaksinasi dosis 3 atau booster masih harus terus dikejar. Apabila vaksinasi booster kedua dilakukan justru dinilai tidak membuat dosis 3 terdongkrak.

"Cakupan pertama sudah bagus ya, sudah 90-an persen lebih juga, Yang dosis 2 agak rendah meskipun sudah lumayan juga ya, sudah 81 persen, sudah bagus di atas 70 persen," terangnya.

"Hanya booster pertama ini yang masih rendah, hanya 24 persen kan ya. Kalau yang booster pertama aja belum beres, nah yang kedua itu kita berikan untuk siapa? Untuk orang-orang yang sudah booster pertama kan, berarti kan kita tidak bertambah, tidak menambah jumlah booster pertama gitu."

Bagi individu yang imunitasnya sudah mulai menurun, diakui Sri Rezeki dapat menjadi sumber penularan. Orang-orang ini akan mudah tertular sehingga mutasi virus akan berjalan terus.

"Karena virus itu tidak bisa hidup di luar, di tanah dalam beberapa menit aja mati, (hidupnya di manusia). Tapi dia bisa berkembang biak dan butuh manusia, nah manusia yang mana? Ya yang itu, yang imunitasnya rendah," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.