Sukses

Italia Mulai Vaksinasi Cacar Monyet, Pakainya Vaksin Jynneos

Vaksin Jynneos yang sebenarnya adalah vaksin cacar digunakan untuk vaksinasi cacar monyet

Liputan6.com, Roma - Rumah sakit Spallanzani di Roma ditunjuk sebagai lokasi vaksinasi cacar monyet yang pertama. Tercatat ada 200 orang yang bakal atau bahkan sudah menerima vaksin dosis pertama pada Senin, 8 Agustus 2022 waktu setempat.

Dalam sebuah pernyataan, rumah sakit Spallanzani mengatakan bahwa vaksinasi menggunakan vaksin Jynneos (MVA-BN).

Vaksin Jynneos adalah vaksin cacar buatan Bavarian Nordic yang telah mengantongi persetujuan European Medicines Agency untuk digunakan dalam mengatasi cacar monyet atau monkeypox.

Selain 200 orang tersebut, pihak rumah sakit juga mengatakan bahwa sebanyak 600 orang berada pada daftar tunggu (waiting list) untuk menerima vaksin tersebut.

Penggunaan vaksin Jynneos juga telah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) karena dapat memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.

Dikutip dari situs GOV UK pada Selasa, 9 Agustus 2022, saat ini tidak ada vaksin yang dibuat secara khusus untuk cacar monyet.

Sebab, monkeypox berkaitan dengan virus yang menyebabkan cacar, sehingga vaksin yang dikembangkan untuk cacar dianggap mampu memberikan perlindungan silang terhadap cacar monyet.

Smallpox Modified Vaccinia Ankara - Bavarian Nordic (MVA-BN) saat ini didistribusikan di bawah dua nama merek, meskipun vaksinnya sama.

- Imvanex :

Disetujui oleh Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan ( MHRA ) di Inggris (dan Badan Obat Eropa di UE) untuk pencegahan cacar. Meskipun vaksin ini tidak secara khusus dilisensikan untuk pencegahan cacar monyet di Eropa, vaksin ini telah digunakan di Inggris untuk menanggapi insiden saat ini dan sebelumnya.

- Jynneos :

Disetujui oleh Food and Drug Administration ( FDA ) di AS untuk pencegahan cacar monyet serta smallpox.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tentang Vaksin Jynneos untuk Cacar Monyet

Ada bukti yang sangat terbatas tentang apakah MVA-BN dapat mencegah atau memodifikasi penyakit bila diberikan kepada kontak setelah kemungkinan terpapar virus cacar monyet.

Sebab, beberapa respons imunologis terhadap dosis pertama vaksin dapat dilihat dalam dua minggu pertama, dianggap bahwa vaksinasi cepat dapat mengubah keparahan penyakit untuk kasus-kasus yang mungkin memiliki masa inkubasi yang lebih lama.

Sebelum wabah yang sedang berlangsung ini, direkomendasikan bahwa vaksin MVA-BN harus ditawarkan kepada pekerja laboratorium yang secara rutin menangani bahan yang berpotensi terinfeksi virus orthopox, dan kepada staf layanan kesehatan yang diharapkan untuk memberikan perawatan pada kasus cacar monyet atau yang mungkin terpapar bahan yang terkontaminasi dengan virus.

3 dari 4 halaman

Pemberian Vaksin Jynneos

Dikutip dari situs WebMD, Jynneos juga disebut dengan imvamune atau imvanex. Vaksin Jynneos mengandung virus vaccinia hidup yang dirancang guna mencegah infeksi bagi orang-orang yang berisiko tinggi terkena cacar monyet.

Sama seperti pemberian vaksin COVID-19, vaksin Jynneos juga diberikan dalam dua dosis dengan selang waktu satu bulan usai mendapatkan dosis pertama.

Namun, bagipasien yang sudah pernah menerima vaksin cacar air saat masih bayi, kemungkinan hanya butuh satu dosis saja.

Selain itu, dijelaskan juga bahwa tubuh butuh waktu kurang lebih 14 hari setelah dosis kedua untuk membangun respons kekebalan yang kuat terhadap virus.

Vaksin ini aman diberikan kepada pasien HIV atau pengidap eksim atau kondisi kulit lain.

4 dari 4 halaman

Cacar Monyet Bisa Berujung Kematian pada Kelompok Ini

Orang terinfeksi cacar monyet bisa sembuh dengan sendiri. Namun, pada orang dengan kondisi tertentu bila terpapar cacar monyet bisa memicu kematian seperti disampaikan Ketua Satgas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Hanny Nilasari.

"Kalau orang itu punya daya tahan tubuh lemah bisa komplikasi. Misalnya, infeksi kuit, saluran pernapasan, bahkan hingga infeksi otak dan berakhir kematian," ujar Hanny Nilasari.

Hanny mengatakan risiko kematian pada pasien cacar monyet berkisar 0-16 persen akibat komplikasi, seperti infeksi sekunder pada saluran napas, darah tercemar, infeksi otak, dan infeksi mata. 

Gejala terburuk cacar monyet juga bisa dialami pasien dengan komorbid seperti gangguan sistem ginjal, pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.

"Kalau infeksinya ada di otak, atau menyerang semua organ tubuh, artinya terjadi sepsis, maka angka kematian tinggi," katanya.

Hanny mengatakan cacar monyet tidak berakibat kematian pada pasien dengan kondisi imun tubuh yang baik. Sebab umumnya bisa sembuh dengan sendirinya.

Masa inkubasi virus cacar monyet berlangsung satu hingga empat pekan. "Kenapa lama? Kalau daya tahan tubuh kuat dalam beberapa pekan saja bisa ada respons. Tapi kalau lemah, butuh inkubasi yang agak panjang," kata Hanny mengutip Antara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.