Sukses

Wajah Ceria Menkes Budi Ajak Imunisasi Anak Pakai Pantun

Aksi Menkes Budi Gunadi ajak gencarkan imunisasi anak lewat pantun.

Liputan6.com, Karawang Sembari tersenyum di atas podium, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin asyik berpantun riang. Mantan Wakil Menteri BUMN ini menutup sambutan lewat pantun yang berisi mengajak orangtua untuk segera imunisasi anak.

Aksi jenaka Budi Gunadi tersebut saat memberikan sambutan dalam acara 'Kick Off Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Jawa - Bali 2022' di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Jawa Barat.

"Pagi-pagi makan rendang

Pagi-pagi kita sudah ke Karawang

Siang-siang makan nasi

Jangan lupa selalu imunisasi," ujar Budi Gunadi yang disambut tepuk tangan meriah tamu undangan yang hadir pada Rabu, 3 Agustus 2022. 

Selain pantun, Budi Gunadi juga memberikan suntikan pepatah ala Tiongkok. Dari pepatah ala Tiongkok dapat belajar, bahwa imunisasi sangat penting bagi masa depan anak-anak, yakni menciptakan generasi yang sehat.

"Ada pepatah Cina bilang, kalau negara ada yang pengen jadi negara adidaya dalam setahun saja, tanamlah padi. Kalau mau jadi negara adidaya dalam waktu 10 tahun atau lebih, maka tanamlah pohon," pesannya.

"Kalau mau jadi negara adidaya dalam ratusan tahun, tanamlah manusia. Jadi, Bapak, Ibu, jangan lupa imunisasi (anak-anaknya) supaya kita bikin anak-anak lebih sehat."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cakupan Imunisasi Anak Turun

Pada momentum 'Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Jawa - Bali 2022,' Menkes Budi Gunadi Sadikin mengajak seluruh orangtua untuk memberikan imunisasi anaknya.

Selama pandemi COVID-19, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis sehingga terjadi kesenjangan imunitas. Bila kesenjangan imunitas ini tidak segera dikejar, maka akan terjadi peningkatan kasus dan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang akan menjadi beban ganda di tengah pandemi.

Dampak dari penurunan cakupan imunisasi dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah kasus Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) dan terjadinya KLB PD3I seperti campak, rubella, dan difteri di beberapa wilayah.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019 - 2021. Dari jumlah tersebut, ada lebih dari 600.000 atau sekitar 37,5 persen bayi berasal dari wilayah Jawa dan Bali.

Untuk mengejar cakupan imunisasi yang rendah, Kemenkes menggelar Bulan Imunisasi Anak Nasional yang berlangsung dua tahap. Tahap I telah dilaksanakan sejak 18 Mei 2022 di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Vaksin yang diberikan berupa imunisasi campak rubela untuk usia 9 sampai 15 tahun, serta imunisasi kejar untuk anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV (Polio), serta DPT-HB-Hib (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Pneumonia).

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Lindungi dari Penyakit Menular

Sementara itu, tahap II Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dilaksanakan mulai saat ini di seluruh wilayah Jawa dan Bali. Vaksin yang diberikan adalah vaksin campak rubella yang menyasar usia 9 sampai 59 bulan, dan imunisasi kejar pada anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.

Pencanangan BIAN tahap II di Jawa Barat ini sebagai tanda dimulainya pelaksanaan imunisasi di seluruh wilayah di Jawa – Bali.

Pada kegiatan kick off di Karawang, Menkes Budi Gunadi Sadikin bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan peninjauan layanan imunisasi anak, melakukan penetesan imunisasi polio pada anak, dan berinteraksi dengan anak dan orangtua.

Budi Gunadi menegaskan, imunisasi merupakan upaya pencegahan yang aman, berbiaya rendah dan berdampak besar dalam melindungi masyarakat dari berbagai penyakit menular berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi.

“Jangan lupa Bapak/Ibu anak-anaknya untuk divaksinasi supaya anak sehat,” tegasnya melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

4 dari 4 halaman

Jawa Barat Kejar Target Cakupan Imunisasi Anak

Bulan Imunisasi Anak Nasional merupakan momen penting untuk bersama-sama mengejar ketertinggalan imunisasi pada anak-anak. Upaya ini tidak hanya akan melindungi anak-anak yang menjadi sasaran BIAN, melainkan juga seluruh masyarakat.

“Tugas Menteri Kesehatan adalah menjaga masyarakat tetap sehat, strateginya adalah kuratif dan preventif. Vaksinasi adalah tindakan preventif,” Menkes Budi Gunadi melanjutkan.

Di Jawa Barat, ada sekitar 332.400 anak belum dapat imunisasi. Namun, laporan hasil BIAN pada hari kedua terpantau di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat menunjukkan cakupan imunisasi campak rubella sebanyak 103.266 anak atau 3,1 persen, imunisasi OPV 13.095 anak, imunisasi IPV 1.655 anak, dan DPT atau Pentabio sebanyak 17.255 anak.

Gubernur Ridwan Kamil mengatakan, Pemerintah Jawa Barat berkomitmen untuk mengejar target 90 persen cakupan imunisasi campak rubella dan 80 persen cakupan imunisasi kejar.

“Cakupan ini akan kami terus tingkatkan. SDM Indonesia harus sehat, penyakit yang potensi menyerang anak-anak kita harus mencegahnya dengan imunisasi,” ucapnya, yang akrab disapa Kang Emil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.