Sukses

Cegah Cacar Monyet, WHO Fokus Penanganan pada Pasangan Gay dan Biseksual

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sangat penting bagi otoritas kesehatan masyarakat untuk melibatkan komunitas untuk mengurangi penularan virus dan merawat mereka yang terinfeksi, sambil melindungi hak asasi manusia dengan memerangi stigma dan diskriminasi.

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar pria gay dan biseksual membatasi jumlah pasangan seksual mereka untuk melindungi diri dari cacar monyet dan membantu memperlambat penularan virus yang menyebar dengan cepat.

Seperti dikutip CNBC, pria gay berada pada risiko tertinggi infeksi saat ini dari cacar monyet (monkeypox). Hal tersbeut berdasarkan temuan kasus sebesar 99% terjadi pada pria, menurut pejabat WHO, Rosamund Lewis.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sangat penting bagi otoritas kesehatan masyarakat untuk melibatkan komunitas untuk mengurangi penularan virus dan merawat mereka yang terinfeksi, sambil melindungi hak asasi manusia dengan memerangi stigma dan diskriminasi.

“Untuk pria gay, dimohon untuk saat ini berpikir ulang dan kembali mempertimbangkan kondisi saat ini,” kata Tedros.

Tedros juga meminta platform media sosial, perusahaan teknologi, dan organisasi untuk melawan informasi berbahaya yang hanya akan memicu wabah.

“Stigma dan diskriminasi bisa sama berbahayanya dengan virus apa pun dan dapat memicu wabah. Seperti yang telah kita lihat dengan kesalahan informasi COVID-19, dan informasi ini dapat menyebar dengan cepat,” kata Tedros.

Menurut data WHO, lebih dari 18.000 kasus cacar monyet kini telah dilaporkan di 78 negara. Sekitar 10% pasien cacar monyet telah dirawat di rumah sakit. WHO juga mencatat lima kematian telah dilaporkan di Afrika.

Kini WHO telah menyatakan darurat kesehatan global sebagai tanggapan terhadap wabah karena kasus meningkat pesat.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Virus menyebar hingga ke Eropa dan Amerika Utara

Wabah cacar monyet saat ini sangat tidak biasa karena virus menyebar luas di Eropa dan Amerika Utara, di mana virus biasanya tidak ditemukan.

Padahal secara historis, cacar monyet menyebar pada tingkat rendah di bagian terpencil Afrika Barat dan Tengah di mana hewan pengerat dan hewan lain membawa virus.

Eropa saat ini adalah pusat wabah global dengan lebih dari 70% kasus cacar monyet. Sekitar 25% kasus cacar monyet telah dilaporkan di Amerika, dengan AS sebagai pusat wabah di Belahan Barat, dikutip dari data WHO dan CDC.

Menurut data CDC, AS telah melaporkan lebih dari 3.500 kasus cacar monyet di 46 negara bagian, Washington DC, dan Puerto Rico. AS memiliki jumlah kasus cacar monyet tertinggi kedua di dunia, setelah Spanyol.

Monkeypox menyebar melalui kontak kulit ke kulit saat berhubungan seks, kata para ilmuwan WHO dan CDC. Lewis mengatakan virus akan berpeluang menyebar lebih luas jika tidak ada tindakan pencegahan.

“Jika tidak ada intervensi dalam kontak kulit secara teratur, maka penyebaran akan sangat mudah,” kata Lewis.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kenapa cacar monyet bisa menyebar luas?

Di masa lalu, orang yang terinfeksi cacar monyet tidak banyak banyak menularkan virus, itulah alasan mengapa wabah sebelumnya tidak menyebar secara luas.

Tetapi Lewis mengatakan seseorang dengan cacar monyet mungkin dapat menularkan virus ke lebih banyak orang sekarang karena kekebalan global telah berkurang karena vaksinasi cacar kini lebih jarang. Cacar monyet sendiri masih dalam satu keluarga dengan cacar, meskipun menyebabkan penyakit yang lebih ringan.

Para ahli belum dapat menyimpulkan apakah cacar monyet merupakan jenis baru infeksi menular seksual, meskipun jelas menular saat berhubungan seks, menurut Andy Seale, penasihat WHO yang berspesialisasi dalam IMS. Juga tidak jelas apakah kondom akan membantu mengurangi risiko infeksi karena cacar monyet menyebar melalui kontak fisik yang mirip dengan herpes, kata Seale.

“Kontak seksual cara utama penularan,” kata Seale. Para ilmuwan di Spanyol dan Italia mendeteksi DNA cacar monyet dalam sampel air mani dari pasien, meskipun tidak jelas apakah virus itu benar-benar menyebar dengan cara itu.

 

4 dari 4 halaman

Siapa pun dapat tertular virus melalui kontak fisik

Meskipun cacar monyet terutama menyebar saat berhubungan seks, siapa pun dapat tertular virus melalui kontak fisik yang dekat. Ini termasuk pelukan dan ciuman dalam keluarga, misalnya, serta handuk atau tempat tidur bersama yang terkontaminasi.

Ada kasus perempuan dan anak-anak yang tertular virus selama wabah saat ini, meskipun penularannya tampaknya rendah di komunitas yang lebih luas saat ini.

Cacar monyet juga dapat menyebar melalui tetesan pernapasan ketika individu yang terinfeksi memiliki lesi di mulut mereka, meskipun ini membutuhkan interaksi tatap muka yang berkepanjangan. Wabah itu mungkin masih dapat dibendung jika orang membatasi risiko paparan mereka sekarang, kata Lewis.

“Sangat penting bagi siapa saja yang menderita cacar monyet untuk diisolasi, sehingga mereka dapat melindungi orang lain yang tinggal di rumah mereka atau siapa pun yang mungkin berhubungan dengan mereka,” kata Lewis.

Meskipun menurut CDC AS, kebanyakan orang yang terkena cacar monyet pulih dalam dua hingga empat minggu. Tetapi virus menyebabkan ruam yang bisa sangat menyakitkan. Di masa lalu, cacar monyet dimulai dengan gejala yang mirip dengan flu dan kemudian berkembang menjadi ruam yang dapat menyebar ke seluruh tubuh.

Tetapi gejala cacar monyet dalam wabah saat ini tidak biasa. Beberapa orang mengalami ruam terlebih dahulu, sementara yang lain mengalami ruam tanpa gejala seperti flu sama sekali. Banyak orang mengalami ruam lokal pada alat kelamin atau anus mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.