Sukses

HEADLINE: Kemenkes Berikan Vaksin COVID-19 Dosis 4 ke Tenaga Kesehatan, Seberapa Penting?

Kemenkes RI mengumumkan pemberian vaksin COVID-19 dosis keempat atau vaksin booster kedua dimulai per 29 Juli 2022 alias hari ini. Namun, hanya nakes yang bisa mendapatkannya. Lalu, seberapa penting para dokter dan tenaga kesehatan lain mendapatkan vaksinasi dosis keempat ini?

Liputan6.com, Jakarta - Gelombang COVID-19 edisi subvarian BA.4 dan BA.5 secara angka memang jumlah kasusnya tak sedahsyat gelombang sebelum-sebelumnya. Hingga Kamis, 28 Juli 2022, kisaran kasus harian COVID-19 tertinggi di angka enam ribuan.

Namun, dari kasus tersebut beberapa di antaranya adalah tenaga kesehatan, garda terdepan dalam pelayanan kesehatan di Tanah Air. Ketua Satgas COVID-19 IDI Zubairi Djoerban pun sempat mencuit pada 26 Juli 2022 bahwa beberapa orang yang dikenalnya terinfeksi COVID-19.

"Lebih dari 6 ribu kasus baru hari ini plus 13 kematian akibat COVID-19. Beberapa kolega saya juga telah terinfeksi," kata Zubairi mengutip cuitannya pada 26 Juli 2022 di akun @ProfesorZubairi.

Di kala peningkatan kasus seperti saat ini, tenaga kesehatan memang jadi kelompok berisiko terpapar COVID-19. Melihat semakin banyaknya jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi COVID-19 serta adanya  rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) tanggal 27 Juni 2022, Kementerian Kesehatan pun akhirnya mengeluarkan kebijakan tentang program vaksinasi booster kedua atau dosis keempat bagi tenaga kesehatan.

Titik terang penyuntikan vaksin dosis keempat vaksinasi COVID-19 makin benderang pada 28 Juli 2022. Vaksin booster kedua COVID-19 bukan lagi wacana.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu meneken Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/ 3615 /2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster ke-2 Bagi SDM Kesehatan.

Usai diteken, SE tersebut lalu disebarkan ke Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di seluruh Indonesia. Selang sehari dari tanggal 28 Juli 2022, penyuntikan vaksin booster kedua ke nakes bisa dimulai.

"(Penyuntikan vaksin booster kedua) Besok tanggal 29 Juli 2022," kata Maxi lewat pesan singkat kepada Health Liputan6.com, Kamis, 28 Juli 2022.

"Bagi SDM kesehatan yang sudah dapat booster pertama untuk dilanjutkan booster kedua," kata Maxi lagi.

Ada tiga poin penting yang Kemenkes sampaikan dalam SE tentang pelaksanaan vaksin booster kedua COVID-19 untuk nakes:

1. Mulai tanggal 29 Juli 2022 dapat dimulai pemberian vaksinasi COVID-19 dosis booster ke-2 bagi SDM kesehatan. Vaksin yang digunakan memperhatikan ketersediaan yang ada.

“Vaksin yang dapat digunakan untuk dosis booster ke-2 ini adalah vaksin COVID-19 yang telah mendapatkan Persetujuan Penggunaan Dalam Kondisi  Darurat Atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan  Makanan (BPOM) dan memperhatikan ketersediaan vaksin yang ada,” mengutip SE tersebut pada Kamis (28/7/2022).

2. Pemberian vaksinasi COVID-19 dosis booster ke-2 tersebut diberikan dengan interval 6 (enam) bulan sejak vaksinasi dosis booster pertama.

3. Vaksinasi COVID-19 dosis booster ke-2 bagi SDM kesehatan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan atau di pos pelayanan vaksinasi COVID-19.

"Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan," tulis Maxi. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Antibodi Menurun di Saat Kasus Terus Naik

Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) selaku pemberi rekomendasi vaksinasi di Indonesia angkat bicara. Pemberian vaksin booster kedua bagi nakes didasari atas kegelisahan akibat naiknya kasus COVID-19.

"Awal Juni kasus masih rendah, malah kematian pernah nol. Jadi pada waktu itu kita nilai memang belum perlu (booster kedua) nakes karena kasus rendah," kata Ketua ITAGI Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro melalui sambungan telepon pada Health Liputan6.com, Kamis (28/7/2022).

"Tapi makin hari sekarang makin tinggi, bahkan sampai enam ribu per hari. Nah itu yang membuat jadi gelisah," tambahnya. 

Selain itu, ITAGI juga mempertimbangkan antibodi pada nakes kemungkinan sudah menurun. Hal tersebut lantaran pemberian vaksin booster pertama bagi nakes dilakukan hampir setahun lalu.

"Nakes ini kan booster pertamanya bulan Agustus September tahun lalu. Kalau sampai sekarang memang sudah hampir setahun --- Jadi lewat enam bulan itu pasti menurun," kata Sri.

Terlebih menurut Sri, nakes menjadi kelompok berisiko tinggi. Sehingga penting untuk memperkuat kembali imunitas mereka yang bekerja di lapangan, yang nantinya juga bertugas mengurus pasien COVID-19.

Senada dengan Sri, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bahwa nakes merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan terutama di masa COVID-19. Terlebih sebelumnya sudah ada dua orang dokter yang meninggal dunia baru-baru ini. 

"Jadi nakes merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan terutama pada masa COVID-19 ini. Kita tahu sudah ada dua dokter yang meninggal akibat pandemi COVID-19 yang berkembang dengan varian yang ada sekarang," kata Dante pada Kamis, 28 Juli 2022 pagi. 

"Diharapkan dengan booster kedua ini kita bisa memberikan perlindungan yang lebih maksimal lagi kepada nakes dan mereka bisa melayani masyarakat secara maksimal," tambah Dante.

Lebih lanjut Sri menjelaskan bahwa kelompok berisiko pun sebenarnya bukan hanya nakes. Melainkan lansia dan mereka yang memiliki komorbid.

"Tetapi kalau kita lihat, mereka (lansia dan komorbid) booster satunya masih rendah sekali. Kalau nakes itu booster-nya sudah tinggi sekali, cakupannya sudah 100 persen malahan. Jadi sudah waktunya untuk diberikan yang kedua," ujar Sri.

 

 

3 dari 5 halaman

Situasi Masih Rawan

Epidemiolog Dicky Budiman menyambut baik pemberian vaksin booster COVID-19 kedua pada nakes di Indonesia. Dicky mengungkapkan bahwa memang penting bagi tenaga kesehatan sebagai kelompok berisiko mendapatkan vaksin booster kedua. 

"Saya sangat mendukung," kata peneliti Global Health Security dan Pandemi pada Center for Environment and Population Health di Griffith University Australia ini.

Dicky mengatakan pemberian dosis keempat sangat penting bila menilik lima studi di dunia. Dari data studi tersebut, pemberian dosis keempat vaksin COVID-19 sangat signifikan dalam menurunkan angka kematian serta bisa melawan varian Omicron serta turunannya.

"Sekali lagi, subvarian Omicron BA.5 ini serius sekali, bisa meningkatkan hunian rumah sakit," kata dia.

Pemberian vaksin COVID-19 dosis keempat memang perlu untuk nakes. Ada tiga alasan utamanya.

Pertama, untuk memastikan agar layanan kesehatan tidak terganggu. Dengan demikian tenaga kesehatan bisa tetap sehat dan terlindungi.

"Situasi saat ini masih pandemi, masih rawan, sehingga dengan proteksi maksimal dan optimal untuk nakes. Selain vaksinasi juga perlu dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD)," kata Dicky lewat pesan suara ke Health-Liputan6.com pada Kamis, 28 April 2022.

 Kedua, tenaga kesehatan termasuk dalam kelompok berisiko tinggi. Selain kemungkinan besar terpapar dengan orang-orang yang membawa virus SARS-CoV-2, bisa saja juga nakes tersebut bekerja di lingkungan berisiko tinggi untuk terpapar dan memaparkan COVID-19.

Bila nakes mendapatkan dosis keempat maka yang diuntungkan bukan cuma nakes tapi juga masyarakat. Hal ini karena seseorang yang sudah divaksinasi maka ketika terinfeksi jumlah virus di dalam tubuhnya tidak banyak.

"Meski bisa menularkan tapi bukan jadi superspreader," tutur Dicky.

Ketiga, pemberian dosis keempat guna meningkatkan proteksi yang sudah menurun dari vaksinasi dosis ketiga. Hal ini senada dengan diungkapkan dengan Sri di atas. 

"Vaksin COVID-19 masih ada kelemahan yakni durasi proteksi yang pendek. Pemberian dosis keempat ini penting karena para nakes sudah dapat vaksin dosis ketiga lebih dari empat bulan lalu kan. Apalagi banyak nakes kita yang sudah lansia dan punya komorbid," terangnya.

4 dari 5 halaman

Vaksin Booster untuk Dosis Keempat, Jenis Apa yang Tepat?

Dalam SE yang diteken Maxi, vaksin yang dapat digunakan untuk dosis booster ke-2 ini adalah vaksin COVID-19 yang telah mendapatkan Persetujuan Penggunaan Dalam Kondisi  Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan  Makanan (BPOM) dan memperhatikan ketersediaan vaksin yang ada.

Terkait ini, Dicky mengungkapkan bahwa hasil riset menunjukkan vaksin yang tepat untuk booster kedua adalah yang berbasis mRNA.

“Jadi berdasarkan riset terakhir, yang layak dan tepat untuk dijadikan vaksin untuk diberikan sebagai booster ke-2 adalah vaksin mRNA. Pfizer, Moderna, plus Novavax kalau ada.”

Nah, tiga ini yang efektif, kita kan bicara menghadapi subvarian Omicron, jadi kalau di luar itu saya tidak merekomendasikan, berbasis pada data riset, jadi itu yang harus kita upayakan sebagai pilihan vaksin booster,” kata Dicky.

 

5 dari 5 halaman

Vaksinasi Booster Kedua Sasar 1,9 Nakes

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, vaksinasi booster kedua menyasar 1,9 juta tenaga kesehatan, seperti dikutip dari Antara (28/7/2022).

Vaksinasi COVID-19 booster kedua bagi SDM kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, dan pegawai rumah sakit dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan atau di pos pelayanan vaksinasi COVID-19.

"Seluruh kepala dinas kesehatan provinsi, kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, dan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan melaksanakan vaksinasi COVID-19 booster kedua bagi SDM kesehatan," kata Maxi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.