Sukses

RI Kekurangan Dokter, Kuota Mahasiswa Kedokteran Ditambah

Penerimaan kuota mahasiswa sarjana kedokteran ditambah untuk pemenuhan jumlah dokter.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kebutuhan dokter di Indonesia masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan ketetapan 1 per 1.000 penduduk. Indonesia saat ini masih kekurangan 130.000 dokter dari 270.000 dokter yang seharusnya terpenuhi.

"Saat ini, jumlah dokter yang dibutuhkan di Indonesia sekitar 270.000. Sementara, saat ini baru ada sebanyak 140.000 dokter. Artinya, masih ada kekurangan dokter sebanyak 130.000," ujar Budi Gunadi saat Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Kemenkes - Kemendikbudristek di Gedung Kemendikbudristek RI Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Demi mengejar standar minimum jumlah dokter di Indonesia dilakukan kerja sama antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memenuhi kebutuhan dokter di Indonesia.

Salah satu yang disepakati adalah peningkatan kuota penerimaan mahasiswa sarjana kedokteran. Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Peningkatan Kuota Penerimaan Mahasiswa Program Sarjana Kedokteran, Program Dokter Spesialis, dan Penambahan Program Studi Dokter Spesialis melalui Sistem Kesehatan Akademik.

Pada kesempatan yang sama, Mendikbudristek Nadiem Makarim menjelaskan, adanya akselerasi peningkatan kapasitas fakultas kedokteran, menghasilkan dokter, dan dokter spesialis untuk memperkuat layanan primer, sekunder, dan tersier diperlukan inisiatif transformasi yang lebih besar.

"Hal itu sedang kami upayakan oleh komite bersama Kemendikbudristek dan Kemenkes melalui Sistem Kesehatan Akademik yang mengedepankan kolaborasi pendidikan," jelasnya.

"Itu adalah prinsip dasar perubahan transformasi kesehatan."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jamin Pemenuhan Mahasiswa Kedokteran

Mendikbudristek Nadiem Makarim menekankan, Kemendikbudristek juga berkomitmen mempercepat pemenuhan dosen yang berasal dari rumah sakit pendidikan dengan berbagai macam inisiatif.

Upaya yang dimaksud antara lain, mengupayakan percepatan pengusulan Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK), memberikan penugasan dan bimbingan teknis kepada perguruan tinggi yang diberi tugas.

"Kami juga akan membuka program studi (prodi) baru dokter spesialis dan memberikan beasiswa Lembaga Pengelola Pendidikan (LPDP) untuk mahasiswa program dokter spesialis," lanjut Nadiem.

Kemendikbudristek akan memperkuat kebijakan sistem seleksi mahasiswa dan penjaminan mutu kelulusan melalui uji kompetensi sesuai standar nasional pendidikan kedokteran. Lalu, menyusun kebijakan untuk menjamin pemenuhan mahasiswa kedokteran dengan komite bersama, khususnya untuk perlindungan dari segala bentuk perundungan dan seksual.

"Kebijakan ini mengatur juga tentang pengaturan beban kerja hingga pemberian insentif untuk mahasiswa program dokter spesialis yang mendukung pelayanan di RS Pendidikan," ujar Nadiem.

3 dari 4 halaman

Lulusan Dokter per Tahun Hanya 12 Ribu

Kondisi jumlah lulusan dokter di Indonesia, papar Budi Gunadi Sadikin, per tahun hanya 12.000 dokter. Setidaknya, butuh 10 tahun, bahkan lebih untuk mengejar ketertinggalan jumlah dokter sesuai standar WHO untuk melayani 270 juta populasi Indonesia.

"Transformasi kesehatan kita bikin manusia kita sehat, di antaranya dengan pemenuhan dokter. WHO merekomendasikan pemenuhan dokter 1 per 1.000 populasi masyarakat Indonesia," paparnya melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi mengatakan, dari laporan yang diterima Kemenkes, saat ini jumlah dokter di Indonesia yang mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) dan aktif berada di angka 140.000-an dokter. Artinya, Indonesia masih kekurangan 130.000 dokter dari kebutuhan 270.000 dokter.

"Saya pernah tanya, berapa sih jumlah dokter seluruhnya yang ada di Indonesia? Ada yang bilang 200.000, 180.000 dokter. Sulit juga ya beda-beda, saya tanya lagi, yang praktik dan punya STR berapa?" ujarnya saat membuka acara Muktamar Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI): Penguatan AIPKI dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam Mewujudkan World Class Medical Faculty di Era Pasca Pandemi di Hotel Sultan, Jakarta, ditulis Minggu (12/6/2022).

"Dijawab angkanya 140.000-an dokter. Angkanya sekitar segitu ya bisa salah juga sih. Tapi itu data terakhir ya yang STR-nya aktif dan berdasarkan masukan kepala dinas di 34 provinsi. Jadi, saat ini ada 140.000 dokter yang harus didistribusikan."

4 dari 4 halaman

Jumlah Dokter Harus Ditambah

Menurut WHO, idealnya dalam 1.000 penduduk ada satu dokter. Jumlah populasi penduduk Indonesia berjumlah 270 juta, maka dibutuhkan 270.000 dokter. Jika tak segera dipenuhi standar jumlah dokter, kekurangan dokter bisa saja baru dipenuhi dalam 11 tahun.

"Kita punya 140.000 dokter, WHO bilang 270.000 dokter. Kita kurang 130.000 dokter. Dari angle manapun argumentasi kita kurang jumlah dokter. Kalau produksi dokternya 12.000-an setahun, ya baru terpenuhi 11 tahun," Menkes Budi Gunadi Sadikin menerangkan.

"Kita harus kerja sama memenuhi 130.000 dokter ini. Harus bisa bertambah dan kita beresin semua supaya jumlah dokter mencukupi."

Demi memenuhi standar minimum jumlah dokter sebanyak 270.000 dokter, Budi Gunadi Sadikin menegaskan, harus ada akselerasi. Jumlah fakultas kedokteran harus ditambah dan tersebar di seluruh provinsi.

"Enggak mungkin (lulusan) dokter-dokter dari Universitas Padjajaran (Unpad) punya 100 dokter, misalnya, dikirim semua ke Papua. Paling banyak 5 persen (distribusi dokter). Kita harus bikin juga fakultas kedokteran di Papua, Maluku Utara, Sulawesi Barat," tegasnya.

"Ini tanggung jawab kita, perguruan tinggi kelas A, bukan hanya membangun keahlian standar tinggi di kota, tapi juga meng-cover dan mengangkat fakultas kedokteran di daerah yang tertinggal dari fakultas kedokteran di kota lain. Jangan biarkan terjadi ketimpangan fakultas kedokteran di Indonesia."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.