Sukses

Penyakit Jantung pada Anak dan Dewasa Bisakah Dicegah Sejak Awal?

Saat ini, terdapat sekitar 17 juta kematian per tahun akibat penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular (PKV) dan merupakan 31 persen dari seluruh total kematian di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Sukman Tulus Putra mengatakan, umumnya manifestasi klinis penyakit jantung atau kardiovaskular (PKV) terjadi pada usia dewasa dan lanjut sebelum umur 60. Meski demikian, proses patogenesis aterosklerosis yang menyebabkan PKV telah terjadi sejak usia dini, terutama pada masa anak dan remaja. 

Faktor risiko kardiovaskular sudah bisa dideteksi pada masa anak dan remaja yang sangat terkait dengan progresivitas proses aterosklerosis pada usia remaja dan dewasa. Oleh karena itu, deteksi faktor risiko kardiovaskular secara individual dan intervensi pada masa anak dan remaja merupakan strategi yang sangat penting untuk mencegah dan menurunkan risiko PKV pada usia dewasa.

Menurut WHO di Indonesia tahun 2016, penyakit jantung merupakan 35 persen dari seluruh kematian yang jumlahnya 1.863.000, disusul dengan kanker (12 persen) dan penyakit tidak menular lainnya.

Sukman Tulus mengatakan, meskipun belum ada penelitian epidemiologis yang menyeluruh di Indonesia, beberapa penelitian pada anak-anak sekolah menunjukkan tingginya faktor risiko kardiovaskular pada anak. 

Pada PKV yang penyebabnya adalah akibat proses aterosklrosis, angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit tersebut semakin tinggi seiring semakin banyak faktor risiko pada individu.  

Faktor risiko kardiovaskular terdiri dari 3 kelompok, yakni:

  • faktor risiko yang dapat diubah (modifiable/ changeable), disebut juga sebagai faktor risiko tradisional. Faktor risiko jenis ini meliputi hiperlipidemia, obesitas, inaktivitas/sedentary, diabetes mellitus, merokok dan hipertensi,
  • faktor risiko intrinsik meliputi genetik, lingkungan dan suscestibility, faktor risiko yang baru muncul (emerging risk factors) meliputi inflamasi/infeksi sistemik, sitokine, CRP dan homosistein.
  • Faktor risiko yang ditemukan pada seorang individu akan menyebabkan disfungsi endotel vaskular sehingga terjadi penurunan produksi NO, peningkatan respons inflamasi endotel dan hyperplasia intima yang pada akhirnya akan terbentuk lesi aterosklerotik yang akan menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner. Proses tersebut terjadi perlahan namun pasti dalam beberapa dekade kehidupan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fokus Utama Cegah Risiko PKV

Terdapat 3 fokus utama yang dapat mencegah faktor risiko kardiovaskular pada anak dan remaja dari aspek promosi kesehatan yakni: nutrisi, aktivitas fisik, dan paparan tembakau (rokok).

Nutrisi sejak bayi berupa pemberian ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan ternyata anak tersebut di sekolah lanjutan atas (remaja) mempunyai ketebalan tunika intima media arteri karotis lebih tipis dan berbeda secara bermakna dibandingkan pada remaja yang pada masa bayi minum susu formula atau ASI kurang dari 4 bulan.

Hal ini membuktikan bahwa nutrisi yang baik anak sejak usia dini dapat mengurangi risiko terjadinya PKV akibat aterosklerosis di kemudian hari. Sementara itu, aktivitas anak yang kurang (sedentary lifestyle) dan paparan terhadap tembakau yang berlebihan telah banyak dibuktikan dapat meningkatkan risiko PKV khususnya penyakit jantung koroner yang saat ini menjadi penyebab kematian utama tertinggi di Indonesia..

“Deteksi faktor risiko kardiovaskular melalui uji tapis pada usia anak dan remaja dan strategi untuk melakukan intervensi merupakan kunci utama dalam menurunkan angka kejadian PKV di usia dewasa dan lanjut. Masih tingginya angka kematian akibat PKV di Indonesia saat ini mungkin akibat minimnya kesadaran untuk mendeteksi dan mengintervensi faktor risiko kardiovaskular sejak usia dini dan remaja pada sekitar 90 juta anak Indonesia. Sehingga diperlukan strategi dan langkah yang kongkrit dengan melibatkan semua sektor terkait dari sektor kesehatan, pendidikan, organisasi profesi dan masyarakat itu sendiri,” kata Sukman yang juga ketua Purna Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini.

3 dari 4 halaman

Tips Jaga Kesehatan Jantung Sejak Dini

Berikut adalah tips menjaga kesehatan jantung sejak dini dari dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) – Spesialis kardiologi anak dan juga Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia:

1. Aktif Bergerak

Ajak anak untuk berolahraga ringan dimulai dari jalan kaki Bersama, bersepeda, berenang, ataupun bermain di luar ruang terbuka.

2. Bersikaplah positif

Jadikan kesehatan jantung menyenangkan dengan memasukkan permainan ke dalam aktivitas keluarga Anda atau berjalan-jalan ke taman untuk piknik makan malam yang sehat.

3. Batasi waktu menonton atau di depan komputer

Waktu menonton yang berlebihan menyebabkan gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan mengudap terus-menerus, yang meningkatkan risiko obesitas dan penyakit kardiovaskular. Batasi waktu menonton TV, komputer, dan telepon hingga dua jam setiap hari.

4 dari 4 halaman

Pemeriksaan Rutin dan Atur Menu Makan

4. Lakukan pemeriksaan rutin sedari dini

Sejak lahir, kesehatan jantung bayi sudah bisa dimonitor secara rutin melalui Echo kardiografi atau Echo Jantung. Alat ini dapat mendeteksi secara dini apabila terdapat kelainan pada jantung anak sehingga bisa dilakukan pencegahan atau penanganan sedari awal. Konsultasikan lebih jauh dengan dokter anak Anda untuk memantau indikator kardiovaskular seperti BMI, tekanan darah, dan kolesterol.

5. Atur menu makan sehat anak

Utamakan asupan protein hewani untuk cegah stunting dan agar pertumbuhan anak optimal. Batasi seminimal mungkin snack junk food yang tinggi gula dan tinggi karbohidrat cepat serap untuk mencegah obesitas dan sindrom metabolik

6. Periksa asupan garam dan MSG

Hindari makanan olahan dan jauhkan tempat garam dan MSG dari meja makan.

7. Bersikaplah realistis

Tetapkan tujuan dan batasan yang realistis. Langkah-langkah kecil dan perubahan bertahap dapat membuat perbedaan besar dalam kesehatan anak Anda dari waktu ke waktu, jadi mulailah dari yang kecil dan tingkatkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini