Sukses

Reseptor Virus Penyebab PMK Ada di Hewan Berkuku Genap, Dokter Hewan: Itu Alasan Tidak Menular ke Manusia

World Organisation for Animal Health (OIE) menyatakan bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak menular ke manusia dan bukan masalah kesehatan manusia.

Liputan6.com, Jakarta World Organisation for Animal Health (OIE) menyatakan bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak menular ke manusia dan bukan masalah kesehatan manusia.

Menurut dokter hewan dari Wayang Dairy Farm Pangalengan, Bandung, Liedzikri Rizqi Insani, agen penyakit mulut dan kuku adalah virus. Yang mana virus ini bersifat spesifik.

“Jadi virus ini hanya punya reseptor di hewan berkuku genap (sapi, kambing, babi) jadi memang bukan masalah kesehatan manusia, aman dan penyakit ini enggak zoonosis atau enggak menular ke manusia," ujar Liedzikri kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon Jumat (1/7/2022).

Mengingat virus ini tidak menular pada manusia, maka konsumsi daging atau susu tetap aman.

“"Pokoknya hasil atau pangan dari hewan yang tertular PMK aman untuk dikonsumsi."

Agar lebih aman lagi dan tidak menularkan ke ternak yang sehat, maka ada penanganan khusus dalam mengolah daging atau susu dari hewan yang terkena PMK.

Daging yang berasal dari ternak yang terkena PMK sebaiknya direbus selama 30 menit sebelum diolah. Jangan dicuci, jadi kalau kita dapat daging jangan dicuci di wastafel takutnya daging itu terkontaminasi virus kemudian air cuciannya itu mengalir ke lingkungan dan mencemari lingkungan,” Liedzikri menerangkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Boleh Makan Jeroan?

Air cucian daging yang terkontaminasi virus dan mengalir ke lingkungan dapat meningkatkan risiko penularan PMK pada ternak sehat yang ada di lingkungan tersebut.

Tak hanya pada daging, perebusan selama 30 menit juga perlu dilakukan pada jeroan.

“Kemarin sempat ada anggapan bahwa jeroan tidak boleh dikonsumsi akibat PMK, sebenarnya boleh tapi perlu diolah dengan baik. Secara etis, karena PMK ini menyerang mulut dan kuku, maka bagian-bagian yang sebaiknya tidak dikonsumsi itu yang memang sudah tidak layak untuk dimakan.”

 Yang tak kalah penting dan perlu diperhatikan adalah penggunaan plastik bekas daging.

"Misalnya kalau kita beli atau dapat daging yang dibungkus plastik atau kemasan lain, maka kemasan tersebut jangan dibuang sembarangan harus dibuang dengan baik,” imbau Liedzikri.

Sebelumnya ia menyampaikan, PMK sempat masuk ke Indonesia pada 1887. Penyakit ini kemudian ditanggulangi dengan vaksinasi PMK massal.

Pada 1983 laporan kasus PMK terakhir ada di Pulau Jawa yang juga diberantas dengan vaksinasi massal.

3 dari 4 halaman

Sempat Bebas PMK

Pada 1986, Indonesia bebas dari PMK dan pada 1990 Indonesia diakui oleh OIE bahwa sudah benar-benar bebas PMK.

Namun, pada Mei 2022, kasus PMK dengan strain yang baru mulai dilaporkan lagi di Indonesia.

Lantas, apa faktor penyebab PMK kembali mewabah di Indonesia?

Menjawab pertanyaan tersebut, Liedzikri mengatakan bahwa hal ini masih menjadi pertanyaan dan belum ada pernyataan resmi dari pemerintah.

"Ini masih menjadi isu karena belum diusut, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah kalau PMK ini asalnya dari mana.”

Namun, menurut dugaan-dugaan, ada beberapa kemungkinan yang bisa merujuk pada kembalinya wabah PMK ke Indonesia. Salah satunya akibat impor daging.

"Dugaan-dugaan sendiri sebenarnya sudah banyak, salah satunya, risiko PMK masuk ke Indonesia tuh berawal dari perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 menjadi UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berkaitan dengan impor daging,” kata Liedzikri.

Pada Undang-Undang sebelumnya, Indonesia tidak diperbolehkan mengimpor daging dari negara yang belum bebas dari PMK (country base).

4 dari 4 halaman

Setelah Undang-Undang Diubah

Setelah Undang-Undangnya diubah, Indonesia boleh mengimpor daging dari negara yang belum bebas PMK asal dari zona atau wilayah yang bebas PMK (zone base).

"Sebenarnya ini menjadi risiko yang sangat besar untuk masuknya virus PMK, karena kita juga enggak yakin 100 persen bisa saja daging itu berasal dari zona yang tidak bebas PMK kemudian dijual dan diberi label di zona bebas PMK dan diimpor ke negara kita."

“Jadi dugaan pertama masuknya virus PMK ke Indonesia yaitu dari impor daging. Dugaan kuatnya impor daging dari India karena strain virus yang ditemukan sekarang sama dengan strain virus yang ada di India.”

Kembali ditemukannya PMK di Indonesia membuat vaksinasi PMK pun kembali digencarkan. Menurut Liedzikri, vaksinasi merupakan proses memasukkan virus ke dalam tubuh untuk menstimulasi sistem imun.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan vaksinasi PMK yakni:

-Pertama, hewan yang akan divaksinasi harus dalam kondisi sehat

-Kedua, hewan yang sedang terinfeksi tidak divaksinasi

-Ketiga, apabila dalam satu kandang ada hewan yang menunjukkan gejala, maka satu kandang itu tidak divaksinasi

"Prioritas vaksinasi sekarang ini ditujukan pada balai pembibitan ternak, peternakan rakyat, dan industri peternakan. Prioritas vaksin ini sendiri pada hewan-hewan rentan dengan nilai ekonomi tinggi seperti sapi bibit dan sapi perah," kata Liedzikri.

“Vaksinasi yang dilakukan pada Juni ini baru tahap satu di daerah wabah dan bukan daerah wabah. Rencananya vaksinasi akan dilakukan hingga tak ada lagi kasus PMK yang dilaporkan.”

“Mungkin tahap selanjutnya, vaksinasi juga akan diberikan pada hewan yang sudah sembuh dari PMK,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.