Sukses

Cacar Monyet Mulai Jangkiti Anak, WHO Ingatkan Risiko Serang Kelompok Lain

WHO tengah menyelidiki kasus cacar monyet pada dua kasus di Inggris serta beberapa kasus lain di Spanyol dan Prancis.

Liputan6.com, Jakarta Dua anak di Inggris positif terjangkit cacar monyet atau monkeypox. Tengah diselidiki juga laporan kasus pada anak di Spanyol dan Prancis.

Dari laporan yang ada, anak-anak tersebut mengalami gejala yang tidak parah. Meski tidak dijelaskan secara detail gejala yang dialami anak-anak itu.

Melihat penularan cacar monyet yang tidak hanya pada orang dewasa, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan bahwa kelompok berisiko lain bisa terpapar cacar monyet. Seperti ibu hamil dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh.

"Saya khawatir tentang penularan yang berkelanjutan dari cacar monyet. Hal ini menunjukkan virus cacar monyet ini bisa menular ke kelompok berisiko tinggi termasuk anak-anak, orang yang hamil, dan mereka dengan gangguan kekebalan tubuh," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Penularan berkelanjutan yang dimaksud Tedros adalah ketika penyakit dapat mudah menular dari satu orang ke orang lain dalam populasi seperti mengutip CBC News, Jumat (1/7/2022).

Saat ini, cacar monyet sudah teridentifikasi 3.400-an kasus di 50 negara di luar Afrika yang merupakan negare endemik penyakit ini.

Sebagian kasus yang terjadi di luar Afrika mulai mewabah pada Mei lalu. Seseorang yang terinfeksi cacar monyet biaanya mengalami gejala yang ringan.  Sebelum Mei tahun ini, kasus ini hanya terjadi di beberapa negara Afrika bagian tengah dan barat.

Virus penyebab cacar monyet hanya bisa menular lewat kontak dekat sehingga relatif mudah untuk dikendalikan melalui isolasi diri dan pola hidup bersih dan sehat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Indonesia Masih Nol Kasus

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Mohammad Syahril mengatakan Indonesia masih nol kasus cacar monyet. 

“Untuk di Indonesia, alhamdulillah saat ini kasusnya (cacar monyet) belum ada,” kata Syahril dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan, Jumat, 24 Juni 2022.

Meski begitu, beberapa waktu lalu Kementerian Kesehatan mendapatkan sembilan kasus yang dicurigai cacar monyet. Setelah penyelidikan lebih lanjut, disimpulkan bahwa belum ada satupun yang memenuhi kriteria suspek atau probable.

Dari 9 orang tersebut 7 di antaranya dinyatakan negatif setelah tes PCR orthopoxviridae, 1 orang didiagnosis Pemfigoid Bulosa (penyakit kulit langka yang menyerang sistem imun), dan 1 orang lainnya Varicella atau cacar air.

3 dari 4 halaman

Siapkan 2 Lab

Indonesia sudah melakukan upaya antisipasi untuk mencegah penyebaran monkeypox. Menurut Syahril, pemerintah telah menyiapkan 2 laboratorium rujukan pemeriksaan monkeypox.

Kedua laboratorium tersebut yakni:

-Pusat Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB) di Jalan Lodaya II No. 5 Bogor, 16151.

-Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati di Kompleks Pergudangan Kemenkes Gedung 01, Jalan Percetakan Negara II No. 23, Jakarta, 10560.

“Jadi di dua tempat ini dipusatkan untuk mendeteksi apabila ada dugaan kasus monkeypox,” pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Peneliti Sebut Ada Mutasi Virus Cacar Monyet Lebih Banyak dari Dugaan

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Portugal ditemukan bahwa ada sejumlah perubahan kecil dalam kode genetik, varian gen minor, dan gen yang hilang dari virus cacar monyet yang menular pada Mei lalu. Hal tersebut  menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature Medicine.

“Sangat tidak terduga menemukan begitu banyak mutasi pada virus cacar monyet 2022,” kata Joao Paulo Gomes dari Institut Kesehatan Nasional di Lisbon dan salah satu penulis laporan tersebut mengutip Bloomberg.

“Faktanya, mengingat karakteristik genom dari jenis virus ini, tidak lebih dari satu atau dua mutasi yang mungkin muncul setiap tahun.”

Virus monkeypox lebih stabil dan lebih lambat bermutasi dibandingkan virus Corona penyebab COVID-19. Di masa lalu, monkeypox tidak menyebar dengan mudah dari orang ke orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.