Sukses

Jemaah Haji Diminta Disiplin Pakai Masker, Cegah Tertular COVID-19 dan MERS-CoV

Banyak jemaah haji Indonesia yang tidak memakai masker saat melewati Terminal Syib Amir hingga pintu Marwah.

Liputan6.com, Jakarta Tim Kesehatan Seksus Harom dokter Yasin Lukman Hakim mengatakan banyak jemaah haji Indonesia yang tidak memakai masker saat melewati Terminal Syib Amir hingga pintu Marwah.

“Selama menyusuri antara terminal Syib Amir sampai ke pintu Marwah, kami dapati banyak jemaah yang tidak memakai masker” ucap Yasin.

Ketika ada jemaah haji yang tidak memakai masker, tim kesehatan di sana langsung memberikan penutup hidung dan mulut itu.

“Setiap jemaah yang kedapatan tidak menggunakan masker, langsung kita datangi dan diberikan masker,” ungkap Yasin.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah Muhammad Imran menyampaikan bahwa memakai masker merupakan ikhtiar bersama antara petugas dan jemaah haji dalam saling menjaga dari tertular virus, termasuk COVID-19 maupun MERS-CoV.

“Menjaga agar jangan sampai jemaah kita mengalami infeksi sehingga harus isolasi misalnya. Nah ini kan juga bisa menghambat aktivitas lainnya,” ucap Imran mengutip keterangan pers Kementerian Kesehatan RI.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pantau Kesehatan Jemaah Haji

Selain mengedukasi jemaah haju, Tim Kesehatan Seksus juga bertugas mendeteksi dini dan tindakan kegawatdaruratan jika ditemukan adanya jemaah yang membutuhkan pertolongan kesehatan. Kelelahan ternyata yang sering ditemukan eptugas.

“Di masa tugas kami sering temukan jemaah yang kelelahan. Salah satu yang kami temukan ternyata memiliki riwayat penyakit jantung,”emaah yang kelelahan diberikan pertolongan pertama. Secara umum jika kondisi jemaah membaik setelah beristirahat, jemaah dapat lanjut naik ke bus untuk kembali ke maktab. Namun Jika memang dibutuhkan penanganan yang lebih lanjut, maka akan dirujuk ke KKHI, lanjut Yasin

Jemaah juga diberikan edukasi agar tidak memaksakan diri untuk beribadah ke Masjidil Harom, mengingat masih ada rangkaian ibadah wajib yang harus dijalani jemaah di puncak haji nanti.

“Dengan dia berjalan jauh itu akan membuat kerja dan beban jantung meningkat, sehingga bisa membahayakan kesehatan terutama pada orang dengan riwayat penyakit jantung” katanya.

 

3 dari 3 halaman

Pastikan Terhidrasi, Cukup Minum Air

Di kesempatan berbeda Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana meminta semua petugas kesehatan memantau kesehatan jamaah haji. Terutama kepada jamaah haji resiko tinggi (risti) jangan sampai mereka kekurangan cairan yang akhirnya mengalami dehidrasi. 

“Air kencing berwarna kuning. Itu tanda dehidrasi,” katanya. 

Kekurangan cairan bagi jamaah haji yang masih usia muda masih bisa ditoleransi. Namun, berbeda bagi jamaah haji yang sudah lanjut usia (lansia) bisa menjadi masalah dan dapat menimbulkan kekambuhan pada penyakit komorbid.

“Kalau kita yang muda-muda masih bisa bertahan, tetapi berbeda bagi jamaah haji yang sudah tua,” katanya.

Budi mengatakan, suhu udara di Arab Saudi tinggi namun dengan kelembapan rendah. Sehingga ketika melakukan aktivitas fisik seperti olahraga badan tidak akan mengeluarkan keringat. 

“Lari lima kilometer di sini tidak keluar keringat, tapi kalau lari lima kilometer di Indonesia pasti mandi keringat,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.