Sukses

Kasus Cacar Monyet Capai 793, Inggris Tawari Vaksinasi pada Kelompok Gay dan Biseksual

Inggris merekomendasikan pemberian vaksin cacar monyet kepada kelompok gay dan biseksual yang berisiko tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Inggris merekomendasikan pemberian vaksin cacar monyet (monkeypox) kepada kelompok gay dan biseksual yang berisiko tinggi. Hal ini merupakan sebuah upaya menekan kasus cacar monyet yang sudah mencapai 793 kasus di sana.

UK Health Security Agency (UKHSA) mengatakan bahwa sebenarnya siapa saja bisa terkena cacar monyet atau monkeypox. Jadi, bukan cuma gay atau biseksual saja yang bisa terpapar penyakit ini. Namun, berdasarkan data yang ada di Inggris bahwa memang penularan cacar monyet di sana didominasi kelompok gay dan biseksual.

Sebenarnya, virus penyebab cacar monyet juga tidak disebut sebagai infeksi menular seksual tetapi dapat ditularkan melalui kontak dekat dan intim yang terjadi saat berhubungan seks.

UKHSA mengatakan vaksin yang ditawarkan ini bernama Imvanes. Vaksin itu sebenarnya didesain untuk mencegah cacar (smallpox) tapi efektif juga mencegah cacar monyet.

Penggunaan vaksin Imvanex telah ditandatangani para hali vkasin Inggris serta Joint Committee on Vaccination and Immunisation (JCVI).

"Dengan memperluas penawaran vaksin kepada mereka yang berisiko lebih tinggi, kami berharap dapat memutus rantai penularan dan membantu mengatasi wabah tersebut," kata Dr Mary Ramsay, Head of Immunisation UKHSA mengutip laman resmi UKHSA, Rabu (23/6/2022).

Rekomendasi mendapatkan vaksin cacar monyet ini berlaku bagi gay dan biseksual yang berisiko tinggi. Seperti gay atau biseksual yang memiliki beberapa pasangan, kerap terlibat dalam kelompok seksual atau menghadiri tempat-tempat seks.

"NHS England akan memberikan rincian tentang bagaimana orang yang memenuhi syarat dapat segera divaksinasi," tulis UKHSA.

Pakar promosi kesehatan Allex Sparrowhawk pun mendukung rekomendasi ini. Menurutnya hal ini merupakan sebuah langkah maju.

"Program vaksinasi yang ditargetkan ini merupakan langkah maju yang positif sementara data masih menunjukkan bahwa cacar monyet secara tidak proporsional mempengaruhi pria gay dan biseksual di Inggris," katanya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kena Cacar Monyet, Umumnya Efek Ringan

Bila seseorang terinfeksi cacar monyet biasanya gejala yang muncul ringan tapi tetap saja bisa muncul keparahan pada beberapa orang.

"Meskipun sebagian besar kasusnya ringan, bisa parah pada sebagian orang. Jadi penting bagi kelompok sasaran tertentu di mana sedang terjadi penyebaran untuk mendapatkan vaksin tersebut," kata Mary.

Ia juga mengatakan setiap orang harus waspada bila muncul bintik-bintik atau ada bisul. Terlebih pernah melakukan kontak seksual dengan pasangan baru.

"Jika merasa memiliki gejala-gejala cacar monyet, hindari kontak dekat dengan orang lain lalu hubungi pusat kesehatan seksual," kata Mary.

3 dari 4 halaman

Cacar Monyet Bakal Ganti Nama

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan secara resmi mengganti nama penyakit cacar monyet atau monkeypox. Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan stigma atau rasisme terkait virus yang telah menginfeksi lebih dari 1.600 orang di 39 negara.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bakal WHO akan mengumumkan nama baru cacar monyet secepatnya.

Perubahan nama diperlukan karena menurut 30 peneliti dunia nama cacar monyet mengandung unsur diskriminasi dan stigma, karenanya penting untuk segera mengubah nama penyakit tersebut. Lalu, nama cacar monyet yang kini digunakan tidak sesuai dengan panduan WHO yang merekomendasikan agar menghindari penggunaan nama wilayah dan hewan untuk menamai suatu penyakit.

Saat ini, hewan sesungguhnya yang menjadi sumber penularan cacar monyet tetap belum diketahui. Sementara virus tersebut ditemukan pada varietas mamalia dalam jumlah luas.

Bila terus menyebut dengan cacar monyet, selain tidak akurat melainkan juga diskriminatif dan memunculkan stigma.

4 dari 4 halaman

Tidak Akan Jadi Pandemi

Kepala Teknis WHO untuk Cacar Monyet, Rosamund Lewis mengatakan cacar monyet sejauh ini tidak akan beralih menjadi pandemi.

Namun, Lewis mengakui, masih banyak hal yang belum diketahui tentang penyakit ini, termasuk bagaimana penyakit ini menyebar dan apakah penghentian imunisasi cacar air massal dari puluhan tahun lalu telah mempercepat penularannya.

Lewis mengatakan badan kesehatan itu sedang menyelidiki pertanyaan-pertanyaan ini termasuk apakah cacar monyet bisa menyebar lewat hubungan seks, lewat udara, dan apakah orang-orang tanpa gejala mampu menularkan penyakit ini.

Dia mengatakan, perkembangan penyakit cacar monyet di masa lalu menunjukkan penyakit ini tidak mudah menyebar. Untuk itu, masih ada waktu membendung masalah yang sekarang muncul.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.