Sukses

Nafsu Makan Meningkat ketika Stres, Ini Penyebab dan Cara Menanganinya

Makan bisa mempengaruhi emosi yang tengah dirasakan seseorang. Seperti perasaan bosan, kesepian, depresi, hingga kecemasan.

Liputan6.com, Jakarta Ketika stres melanda, seseorang mungkin kehilangan selera untuk mengonsumsi makanan apapun. Di sisi lain, ada pula yang justru makan berlebihan atas dalih makan dapat memperbaiki suasana hati.

Ternyata makanan dan suasana hati memang ada kaitannya. Selain untuk memberikan energi, makan bisa mempengaruhi emosi yang tengah dirasakan seseorang. Seperti perasaan bosan, kesepian, depresi, hingga kecemasan.

"Stres melepaskan hormon kortisol, dan makan memang bisa membuat Anda merasa lebih baik setidaknya untuk sementara waktu," ujar Juru Bicara Academy of Nutrition and Dietetics, Melissa Majumdar dikutip Health pada Selasa, (21/6/2022).

Menurut Melissa, hal tersebut lantaran makanan dapat memberikan tubuh jenis kesenangan yang sama.

"Mengunyah sendiri juga dapat berfungsi sebagai pengalih perhatian dari apapun yang membuat Anda stres," kata Melissa.

Hal tersebutlah yang dianggap menjadi cikal bakal dibalik mengapa makan dan makanan dapat membuat seseorang merasa lebih baik.

Sedangkan yang kerap jadi masalah adalah keinginan untuk makan tak jarang jadi sulit terkontrol ketika stres. Alhasil, makanan yang masuk dalam tubuh pun jadi berlebihan.

Apalagi jika Anda tengah berupaya untuk mempertahankan atau menurunkan berat badan, maka makan banyak ketika stres tentu dapat membuat proses tersebut jadi lebih sulit.

Sehingga bila Anda mengalami hal ini, mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi makan berlebihan ketika stres mungkin dapat membantu.

Lalu apa sajakah itu? Berikut diantaranya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Upayakan Makan Seimbang

Melissa mengungkapkan, wortel, brokoli, serta sayuran lainnya bukanlah makanan yang cenderung dikonsumsi ketika seseorang sedang stres. Justru makanan yang mengandung lemak dan gula tinggi yang seringkali dituju.

Lebih lanjut menurut Melissa, makanan manis dan penuh lemak memang dapat mematikan emosi dan membuat seseorang merasa lebih baik dalam beberapa saat. Namun juga dapat meningkatkan gula darah dan membuat Anda merasa lapar terus-menerus.

"Jadi alih-alih mengonsumsi keripik kentang atau biskuit manis, carilah makanan yang seimbang dari sisi protein dan seratnya karena jenis makanan tersebut lebih lambat dicerna untuk peningkatan dan penurunan gula darah yang berkelanjutan," kata Melissa.

"Camilan dengan gula dan lemak tinggi juga bisa jadi pemicu bagi sebagian orang, menyebabkan mereka justru kebablasan dan melahap satu bungkus atau satu kotak penuh," tambahnya. 

 

3 dari 4 halaman

2. Makan Teratur

Semakin lama seseorang tidak makan, maka semakin besar pula kemungkinan untuk merasa lapar dan makan berlebihan. Sehingga makan dengan teratur dianggap dapat menjadi salah satu solusi ketika Anda kerap makan berlebihan.

"Anda mengalami hari yang panjang dan menegangkan, Anda lapar, maka lebih mungkin untuk makan berlebihan," ujar direktur klinis eksekutif Rosewood Centers for Eating Disorders, Dena Cabrera.

"Jadi alih-alih makan sekali banyak dalam satu waktu, makanlah makanan dan camilan yang seimbang tiap tiga hingga empat jam. Cara tersebut dapat membantu Anda mengontrol porsi dan keinginan untuk makan berlebih," Dena menjelaskan.

3. Berlatih Kesadaran

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Appetite menemukan bahwa berlatih kesadaran atau kehati-hatian (mindfulness) dapat mengurangi seseorang makan secara emosional.

Anda juga bermeditasi selama 45 per harinya untuk berlatih hal satu ini. Dengan cara tersebut, Anda dianggap dapat lebih memiliki kontrol yang baik atas diri sendiri.

4 dari 4 halaman

4. Ciptakan Lingkungan Aman

Menciptakan lingkungan yang aman untuk makan dapat dilakukan dengan menjauhi meja makan atau lemari es yang penuh dengan makanan.

Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menyingkirkan makanan usai Anda menyajikannya pada piring yang Anda gunakan. Fungsinya berkaitan untuk membatasi konsumsinya yang berlebihan.

"Karena ketika Anda mempunyai keripik atau kue yang bisa dijangkau dengan mudah, ketika sedang dalam fase stres, kemungkinan untuk mengonsumsinya lebih besar," kata Melissa.

5. Perbaiki Kebiasaan

Melissa menjelaskan, secara harfiah, saat seseorang terbiasa untuk makan ketika stres, maka seringkali Anda bisa secara otomatis mencari makanan. Sehingga menurutnya, penting untuk memperbaiki kebiasaan tersebut.

Anda bisa melakukannya dengan tidak melihat, melewati, atau mencari tempat yang biasa Anda tuju untuk makan ketika stres.

"Saya menyarankan klien saya untuk tidak melihat atau melewati dapur ketika malam hari. Ternyata itu bisa sangat membantu," kata Dena. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.