Sukses

Waspada, WHO Prediksi Kasus Cacar Monyet Semakin Bertambah

WHO menyatakan bahwa kemungkinan kasus cacar monyet di dunia akan bertambah semakin banyak.

Liputan6.com, Jakarta Belum usai pandemi COVID-19, baru muncul hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, kini dunia sudah dihadapkan lagi dengan kasus cacar monyet (monkeypox).

Hingga saat ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan setidaknya terdapat 92 kasus cacar monyet yang telah terkonfirmasi. Serta, 28 kasus yang dicurigai ada pada 12 negara.

Terkait hal tersebut, WHO akan memberikan panduan dan rekomendasi lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang untuk negara-negara tentang cara mengurangi penyebaran cacar monyet.

WHO juga berharap agar pihaknya bisa mengidentifikasi lebih banyak kasus cacar monyet lagi karena telah memperluas pengawasan di negara-negara lain dimana penyakit tersebut tidak ditemukan.

"Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi diantara orang-orang yang melakukan kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang menunjukkan gejala," ujar WHO dikutip Aljazeera pada Senin (23/5/2022).

Cacar monyet sendiri merupakan penyakit menular yang biasanya bersifat ringan dan sebuah endemik di beberapa negara bagian Afrika Barat dan Afrika Tengah.

Biasanya orang yang terinfeksi akan sembuh dalam waktu dua hingga empat minggu tanpa perlu melakukan perawatan rumah sakit. Namun terkadang dalam beberapa kasus, penyakit satu ini dapat menyebabkan kematian.

Cacar monyet terkenal dapat menyebar melalui kontak dekat sehingga relatif mudah untuk dikendalikan dengan tindakan seperti isolasi mandiri dan menjaga kebersihan.

"Apa yang nampaknya terjadi sekarang itu adalah ia telah masuk ke populasi manusia sebagai bentuk seksual, bentuk genital, dan menyebar seperti infeksi menular seksual," kata spesialis penyakit menular WHO, David Heymann.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sedang Dipelajari Lebih Lanjut

Dalam kesempatan yang sama, David menuturkan bahwa komite ahli internasional baru saja melakukan pertemuan melalui konferensi video.

Pertemuan tersebut dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut soal wabah cacar monyet dan apa yang nantinya akan dikomunikasikan ke publik.

Termasuk soal penyebaran tanpa gejala, orang-orang yang paling beresiko, dan bagaimana rute penyebaran penyakit satu ini.

David menjelaskan, pertemuan tersebut merupakan pertemuan dadakan karena urgensi situasi. Ia juga mengingatkan bahwa meski begitu, komite bukanlah kelompok yang dapat menyarankan adanya pernyataan darurat kesehatan masyarakat yang harus menjadi perhatian internasional atau bentuk kewaspadaan tertinggi WHO.

"Kontak dekat adalah jalur penularan utama karena penyakit ini sangat menular. Misalnya, orang tua yang merawat anak-anak sakit itu beresiko, seperti petugas kesehatan," kata David.

"Itulah sebabnya beberapa negara mulai menginokulasi tim yang merawat pasien cacar monyet menggunakan vaksin cacar, virus terkait," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Perlu Dikhawatirkan

Pada hari Minggu lalu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengungkapkan bahwa kasus cacar monyet yang baru-baru ini teridentifikasi di Eropa dan Amerika Serikat merupakan sesuatu yang perlu untuk dikhawatirkan.

“Ini menjadi perhatian karena jika menyebar, itu akan menjadi konsekuensi. Mereka belum memberi tahu saya tingkat paparannya, tetapi itu adalah sesuatu yang harus diperhatikan semua orang. Kami bekerja keras untuk mencari tahu apa yang kami lakukan," ujar Joe Biden dalam pernyataannya.

Tak hanya itu, Joe Biden juga mengungkapkan bahwa upaya yang dilakukan saat ini masih berkaitan dengan vaksin apa yang mungkin akan efektif.

Di Inggris Raya, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan angka baru akan dirilis pada Senin setelah mencatat 20 kasus pada Jumat sebelumnya.

"Kami menemukan kasus yang tidak teridentifikasi kontak dengan individu dari Afrika Barat, yang telah kami lihat sebelumnya di negara ini," ujar kepala penasehat medis UKHSA, Susan Hopkins.

“Kami mendeteksi lebih banyak kasus setiap hari,” Susan menjelaskan.

Lebih lanjut Susan menjelaskan bahwa wabah tersebut terkonsentrasi di daerah perkotaan.

4 dari 4 halaman

Risiko Penularan

Susan juga menjelaskan terkait risiko penularan pada populasi umum. Menurutnya sejauh ini, risiko tersebut masih ada dalam kategori rendah.

"Risiko populasi umum tetap sangat rendah saat ini, dan saya pikir orang perlu waspada terhadapnya," kata Susan,

"Untuk sebagian besar orang dewasa gejalanya akan relatif ringan," tambahnya.

Dari beberapa kasus di Eropa telah menunjukkan kesamaan dengan strain yang menyebar secara terbatas di Inggris, Israel dan Singapura pada tahun 2018.

David menambahkan, secara biologis masuk akal bahwa virus tersebut beredar di luar negara-negara endemik. Namun tidak menyebabkan wabah besar bila dilakukan lockdown seperti COVID-19, adanya jaga jarak, dan pembatasan perjalanan.

"Wabah cacar monyet tidak menyerupai masa-masa awal pandemi COVID-19 karena tidak mudah menular. Mereka yang menduga mereka mungkin telah terpapar atau yang menunjukkan gejala – termasuk ruam bergelombang dan demam – harus menghindari kontak dekat dengan orang lain," kata David.

“Ada vaksin yang tersedia tetapi pesan yang paling penting adalah Anda dapat melindungi diri sendiri,” jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.