Sukses

Virus Monkeypox atau Cacar Monyet Semakin Meluas di Eropa, Seberapa Berbahaya?

Ada dua jenis strain virus monkeypox atau cacar monyet. Satu diantaranya memiliki tingkat kematian hingga 10 persen.

Liputan6.com, Jakarta Berbagai negara di Eropa juga Amerika terus melaporkan adanya kasus virus monkeypox atau cacar monyet. Terbaru, Swedia melaporkan kasus pertama cacar monyet setelah Ingggris, Spanyol, Portugal, Amerika Serikat dan Kanada lebih dahulu melaporkan temuan tersebut.

Pemerintah Swedia melaporkan seseorang di Stockholm telah terinfeksi cacar monyet.

"Satu orang di wilayah Stockholm telah dipastikan terinfeksi monkeypox," kata Badan Kesehatan Swedia dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.

Orang tersebut tidak mengalami sakit parah tapi tetap mendapat perawatan. Meski begitu masih dilakukan investigasi untuk menyelediki asal mula orang tersebut terpapar.

"Kami masih belum tahu di mana orang itu terinfeksi. Investigasi saat ini tengah dilakukan. Serta menyelidiki adakah kasus lain yang ada di Swedia," kata dokter penyakit menular dan penyelidik di Badan Kesehatan Swedia, Klara Sonden.

Negara lain di Eropa yang melaporkan kasus monkeypox adalah Italia. Seorang anak muda terinfeksi cacar monyet usai bepergian dari Pulau Canary, Spanyol.

Lalu, Prancis juga melaporkan ada suspek kasus monkeypox pada 19 Mei 2022 seperti mengutip Strait Times, Jumat (20/5/2022).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi: Segera Isolasi Pasien Cacar Monyet

Melihat sebaran kasus monkeypox yang terus bertambah di Eropa, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengatakan pada hari Kamis pekan ini bakal menerbitkan laporan penilaian risiko pertama sekitar minggu depan.

Badan Uni Eropa juga angkat bicara bahwa situasi ini harus dipantau dengan cermat. Badan ini juga merekomendasikan bahwa "kasus yang dicurigai harus diisolasi dan diuji dan diberitahukan segera."

Inggris menjadi negara pertama yang melaporkan kasus cacar monyet pada awal Mei 2022. Lalu, pada Rabu pekan ini, negara tersebut melaporkan sudah ada sembilan orang terkonfirmasi terpapar cacar monyet.

Lalu, pada Rabu pekan ini juga negara seperti Spanyol, Portugal, Kanada, AS melaporkan adanya kasus cacar monyet terkonfirmasi.

 

3 dari 4 halaman

Risiko Kematian Bila Terpapar Cacar Monyet

Monkeypox adalah penyakit akibat virus yang menyebabkan orang yang terinfeksi alami demam lalu ruam-ruam khas. Biasanya orang yang terinfeksi alami gejala yang ringan.

Mengenai strain virus monkeypox ada dua yakni 1) jenis Kongo. Strain ini menyebabkan kondisi yang lebih parah dibandingkan satunay dengan tingkat kematian sekitar 10 persen. Lalu, strain kedua adalah jenis Afrika Barat yang memiliki tingkat kematian sekitar 1 persen.

Para pejabat kesehatan Spanyol dan Portugal menekankan bahwa penyakit ini tidak terlalu menular antar manusia.

Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Senin bahwa mereka mengamati dengan cermat masalah ini dan khususnya bahwa beberapa kasus di Inggris.

Menurut WebMD, monkeypox tidak menular secara seksual tetapi dapat ditularkan melalui kontak pribadi yang dekat.

Setiap hewan atau manusia yang terinfeksi dapat menularkan virus cacar monyet ke orang lain melalui darah, cairan tubuh lainnya, atau lesi cacar monyet pada kulit, termasuk di dalam hidung dan mulut. Kontak dengan benda-benda yang menyentuh cairan tubuh ini juga bisa menularkannya.

 

 

4 dari 4 halaman

Gejala: Flu dan Ruam Terutama di Telapak Tangan

Monkeypox memiliki gejala yang mirip dengan cacar tetapi biasanya lebih ringan. Orang sering mengalami gejala seperti flu dan ruam terutama pada telapak tangan.

Para ilmuwan pertama kali menemukan kasus ini tahun 1958 pada sekelompok monyet lab yang digunakan untuk penelitian. Monkeypox juga telah ditemukan pada hewan pengerat tertentu dan primata lainnya di Afrika.

Infeksi manusia pertama yang diketahui terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Pada 15 Juli 2021, CDC dan Departemen Layanan Kesehatan Negara Bagian Texas mengonfirmasi seorang penduduk AS yang melakukan perjalanan dari Nigeria ke Dallas.

Penyakit ini biasanya berangsur-angsur membaik dengan sendirinya dalam 2 sampai 4 minggu. Namun, bisa sangat serius, terutama pada anak-anak yang terpapar banyak virus atau pada orang dengan kondisi kesehatan lain atau sistem kekebalan yang lemah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.