Sukses

Kenapa Makan Gorengan Tidak Boleh Banyak? Dokter Gizi Ungkap Alasannya

Bakwan, risoles, tahu isi dan sederet jenis gorengan tidak boleh dikonsumsi berlebihan mengingat kalori yang berlipat.

Liputan6.com, Jakarta Gorengan merupakan salah satu makanan yang tampaknya tak afdol bila tak ada di meja makan. Bahkan, beberapa orang menjadikan bakwan, tahu isi, risoles sebagai camilan kesukaan. Namun, Anda juga pasti tahu bahwa makan gorengan tidak dilarang tapi tidak boleh berlebihan.

Ada alasan di balik saran makan gorengan dalam jumlah terbatas. Hal ini karena memiliki kalori yang berlipat seperti disampaikan dokter spesialis gizi klinik Elfina Rachmi.

"Kenapa mengonsumsi gorengan atau lemak yang tinggi tidak boleh berlebihan karena energinya atau kalorinya dua kali lipat lebih tinggi dari karbohidrat dan protein," ujar Elfina dalam diskusi virtual bersama Tokopedia mengutip Antara​.

Ekstra kalori  disimpan dalam bentuk trigliserida, yang bila meningkat dapat membahayakan kesehatan jantung. Trigliserida yang menumpuk di arteri bisa meningkatkan risiko arteri menjadi keras, kaku dan sempit atau aterosklerosis. Pengerasan dinding arteri meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke.E

lfina menyarankan orang-orang memilih sumber lemak baik seperti minyak zaitun ataupun kacang-kacangan dan sumber buah lemak baik seperti dari alpukat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Indeks Massa Tubuh

Elfina merekomendasikan orang-orang terlebih dahulu mengetahui status gizi masing-masing, yakni melalui perhitungan indeks massa tubuh (IMT).

"Cukup mengetahui berat badan dalam kg dan tinggi badan dalam meter saat ini. Kita bagi berat badan dengan tinggi badan (dalam satuan kuadrat meter). Tinggal dilihat indeks massa tubuhnya," tutur Elfina.

Nilai IMT 23 menunjukkan tubuh masuk kategori normal. Bila lebih dari 23 maka masuk kategori berat badan berlebih atau overweight, kemudian jika di antara 25-29,9 maka sudah masuk obesitas derajat satu dan lebih dari 30 masuk kategori obesitas derajat dua.

Semakin tinggi nilai IMT maka semakin pula meningkat risiko seseorang terkena penyakit-penyakit seperti kardiovaskuler.

Setelah mengetahui status gizi, saat mengetahui pemilihan jenis makanan, salah satunya tetap memasukkan karbohidrat. khususnya yang kompleks karena mengandung serat.Sumber karbohidrat kompleks misalnya nasi merah, nasi putih ditambah agar-agar, oatmeal, sereal, kentang dengan kulitnya tetapi pastikan bersih karena kulit bisa membantu menambah serat dan roti gandum.

Asupan karbohidrat kompleks meningkatkan asupan serat dan memperlama kerja makanan di lambung sehingga tubuh tidak cepat lapar.

Selanjutnya, lauk hewani sebagai sumber protein yang adekuat karena ini berkaitan dengan imunitas. Sumber protein bisa berasal dari lauk hewani seperti ikan, ayam, telur, daging sapi, serta lauk nabati misalnya tempe, tahu maupun kacang-kacangan.

"Dengan perbandingan lebih tinggi asupan protein hewani daripada lauk nabati 2:1," saran Elfina.

 

3 dari 4 halaman

Camilan Bisa Dark Chocolate

Di sisi lain, sayuran dan buah juga perlu ada dalam menu harian untuk memenuhi kebutuhan serat yang sebenarnya terkandung pula di dalam karbohidrat kompleks.

Untuk makanan selingan atau camilan, dia menyarankan orang-orang memilih buah atau cokelat khususnya dark chocolate atau cokelat hitam karena rendah lemak jenuh dan gula. Usahakanlah menyantap makanan selingan ini dua kali atau tiga kali dalam sehari.

"Dengan pola seperti ini akan menghindari konsumsi snack atau camilan yang tinggi kalori, dengan membiasakan makan buah di jadwal camilan," kata Elfina.

Sebaiknya batasi menggoreng makanan menjadi dua kali dalam seminggu. Orang-orang bisa membuat variasi pengolahan makanan seperti merebus, menumis, memanggang dan teknik lainnya.

 

4 dari 4 halaman

Kenali Juga Konsep Isi Piringku

Ada cara mudah menjaga berat badan tetap sehat yakni dengan menerapkan Isi Piringku yang digencarkan Kementerian Kesehatan.

"Prinsipnya seperti makan biasa saja, kan ada (pedoman makan) Isi Piringku. Isi saja piring seperti komposi Isi Piringku," kata dokter spesialis gizi klinik Diana Sunardi beberapa waktu lalu.

Secara umum, Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat (dua per tiga) dan lauk pauk (sepertiga).

"Jadi, ambil karbohidrat sebanyak itu, ingat ya sambal kentang juga masuk karbohidrat lho," tutur Diana mengingatkan.

Lalu, masukkan sayuran, bila tidak ada bisa diganti dengan acar. Bila tidak ada acar, bisa ganti dengan buah. Kemudian isi lagi dengan lauk pauk sesuai porsi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.