Sukses

Teka-Teki Penyebab Pasti Hepatitis Akut yang Misterius pada Anak

Anak-anak di seluruh dunia tengah dihantui adanya hepatitis akut yang misterius dan belum diketahui penyebab pastinya.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti senior di imunologi hati University of Birmingham, Zania Stamataki menyebut bahwa para ahli kebingungan dengan hepatitis akut yang diperkirakan sudah menyerang lebih dari 300 anak di seluruh dunia.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) atau penguncian wilayah (lockdown), Adenovirus, COVID-19, dan baru-baru ini paparan yang berasal dari anjing peliharan pun disalahkan atas kemunculan hepatitis misterius.

Hati pada dasarnya bertugas menyaring darah dari racun dan mengeluarkan empedu --- yang membantu mencerna makanan. Biasanya akan sembuh kembali --- baik pada anak-anak maupun orang dewasa --- setelah mengalami cedera ringan atau sedang.

Namun, gambaran itu berubah belakangan ini, ketika lima orang anak yang sehat muncul secara bergantian dengan masalah gagal hati di rumah sakit Glasgow.

Dalam beberapa minggu, dokter di banyak negara lain juga 'menerima' anak-anak dengan kondisi serupa. Menderita penyakit kuning yang disertai muntah atau mengalami gejala gastrointestinal seperti diare.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) saat ini sedang menyelidiki 109 kasus, termasuk lima kematian. Tiga di antaranya adalah 'kasus pertama' yang terjadi di Indonesia.

Inggris pada 3 Mei 2022 mencatat ada 163 kasus diduga terinfeksi hepatitis akut yang misterius dengan gejala yang tidak diketahui pasti. 11 di antaranya bahkan harus menjalani transplantasi hati dan tidak ada kematian.

Sejauh ini, lima virus hepatitis yang ada telah dikesampingkan, seperti halnya vaksin COVID-19 karena kebanyakan pasien belum vaksinasi.

Apa yang disebut dengan 'kuesioner trawling' pun dinyatakan gagal untuk mengungkap faktor 'aha' yang umum seperti sumber air, obat-obatan, racun, atau bahan makanan, seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Kamis, 12 Mei 2022.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Hepatitis Akut

Menurut Zania, virus yang benar-benar baru dan menyebar pun terlihat tidak mungkin. Mengingat kasus-kasus diduga hepatitis akut tidak dikelompokkan secara geogratfis.

Juga tidak ada hubungan dengan pekerjaan orangtua, dampak dari perjalanan yang dilakukan, atau kekebalan yang menurun.

Lebih dari separuh anak-anak Inggris berusia antara tiga dan lima tahun. Mereka kebanyakan berkulit putih dan 70 persen memelihara anjing --- yang secara otomatis memiliki kontak langsung dengan hewan tersebut.

Tiga perempat baru-baru ini diketahui mengonsumsi parasetamol, tetapi itu diharapkan terjadi pada anak-anak yang sakit.

 

3 dari 4 halaman

Adenovirus Penyebab Potensial Terjadinya Kasus Hepatitis Akut

Hepatitis akut yang misterius ini telah 'menuduh' bahwa Adenovirus sebagai penyebab potensial --- baik berdiri sendiri maupun dengan faktor lain seperti Omicron --- karena ditemukan pada 72 persen kasus di Inggris yang tengah diuji.

Akan tetapi, kata Zania, sangat jarang Adenovirus --- yang umumnya menyebabkan gejala flu ringan dan gastrointestinal --- menyebabkan gagal hati.

Pun dengan COVID-19 yang juga tidak terbukti sangat beracun bagi hati. SARS-CoV-2 atau virus penyebab COVID-19 ditemukan hanya pada 18 persen anak-anak yang diuji di Inggris. Ini menunjukkan bahwa varian baru saja tidak mungkin bertanggung jawab.

 

4 dari 4 halaman

Penyebab Hepatitis Akut Tidak Berdiri Sendiri

Sementara itu, Health Science Authority atau HSA berspekulasi bahwa dua patogen mungkin saja bekerja sama. Zania pun setuju dan mengatakan,"Lebih dari satu faktor kemungkinan berperan karena kasus ini sangat jarang terjadi.".

Kelangkaan yang sama membuat dia tidak yakin bahwa lockdown atau PPKM --- yang disebut memengaruhi jutaan anak di dunia --- harus disalahkan lantaran menurunkan kekebalan anak.

Dari sisi lain, ahli hepatologi pediatrik Rumah Sakit Sakit Ibu dan Anak Birmingham di Inggris, Deirdre Kelly, mengatakan, tidak ada juga bukti bahwa hepatitis disebkan autoimunitas. Yang membuat sistem kekebalan menyerang sel-sel hati.

Namun, respons imun yang terlalu aktif mungkin memainkan beberapa peran, seperti yang terjadi pada sindrom inflamasi multi-sistem pada anak-anak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.