Sukses

IDI dan IDAI Imbau Nakes dan Masyarakat Waspada Hepatitis Akut yang Belum Diketahui Penyebabnya

Ketua umum PB IDI, dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT meminta seluruh Organisasi Profesi Medis di bawah IDI, seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama mewaspadai setiap gejala hepatitis pada anak dan dewasa.

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau seluruh tenaga kesehatan dan lapisan masyarakat, terutama para orangtua dan anak, agar tetap ketat melakukan protokol kesehatan, terlebih di masa mudik Lebaran. Imbauan tersebut sebagai tindak lanjut atas Surat Edaran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tentang kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya pada 27 April 2022.

Saat ini, Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya itu telah resmi dipublikasikan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh WHO. Jumlah laporan kasus tersebut pun terus bertambah. Tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.

Ketua umum PB IDI, dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT meminta seluruh Organisasi Profesi Medis di bawah IDI, seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama yakni Puskesmas, Posyandu, klinik praktik mandiri, serta dokter praktik perorangan untuk mewaspadai setiap gejala hepatitis pada anak dan dewasa. Hal tersebut disampaikan Adib melalui keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Selasa (3/5). 

Adapun gejala hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini antara lain:

  • Perubahan warna urine (gelap) dan/atau feses pucat
  • Kuning (jaundis)
  • Gatal
  • Nyeri sendi atau pegal-pegal
  • Demam tinggi
  • Mual
  • Muntah atau nyeri perut
  • Lesu atau hilang nafsu makan
  • Diare
  • Kejang ditandai dengan Serum Aspartate Tansaminase (AST)/SGOT atau Alanine Tansaminase (ALT) SGPT lebih dari 500 U/L.

Sementara dari pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan virus hepatitis A, B, C, D, dan E Namun, pada beberapa kasus ditemukan SARS-CoV-2 dan atau Adenovirus. Oleh karena itu pemeriksaan patogen (biologis maupun kimiawi) perlu dilakukan lebih lanjut. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Langkah Pencegahan

Ketua Umum PB IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) meminta seluruh dokter anak dan residen dokter anak turut mengawasi apabila gejala di atas muncul pada pasiennya.

Kepada masyarakat, IDAI mengimbau agar tetap tenang dan berhati-hati, serta mengecah terjadinya infeksi.

Langkah-langkah guna mencegah infeksi menurut IDAI yakni

• Mencuci tangan

• Meminum air bersih yang matang

• Makan makanan yang bersih dan matang penuh

• Membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya

• Menggunakan alat makan sendiri-sendiri

• Memakai masker dan menjaga jarak

• Agar mendeteksi secara dini jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala seperti kuning, mual/muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran/kejang, lesu, demam tinggi memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat

3 dari 4 halaman

IDI dan IDAI Dukung Upaya Pemerintah

Sejauh ini, respon klinis dan kesehatan masyarakat telah diterapkan di Inggris Raya dan sejumlah negara dimana kasus ini muncul untuk mengoordinasikan penemuan kasus dengan penyelidikan penyebab penyakit dalam kasus Hepatitis Akut ini. Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI dan juga Dinas Kesehatan RI sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memasukkan riwayat pajanan yang lebih rinci, dan tes virologi/mikrobiologi tambahan.

IDI dan IDAI mendukung penuh upaya pemerintah dan akan segera berkoordinasi dengan para ahli kedokteran terkait untuk penyelidikan menyeluruh atas kasus-kasus yang dicurigai sebagai Hepatitis Akut yang belum diketahui etiologinya ini.

IDI dan IDAI juga meminta bantuan dan dukungan dari setiap tenaga medis dan tenaga Kesehatan untuk aktif mengedukasi masyarakat setempat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila ada anak atau anggota keluarga yang mengalami gejala diatas serta berkoordinasi dengan dokter spesialis anak terkait untuk menindaklanjuti dan mengawasi dengan ketat penyakit ini, serta melaporkan keada Dinas Kesehatan setempat.

4 dari 4 halaman

Kronologi Temuan Kasus Berdasarkan WHO dan Kemenkes

Berikut kronologi temuan kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya berdasarkan WHO dan Kemenkes. 

5 April 2022 Inggris Raya: 10 kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya pada anak-anak. Seluruh kasus dirawat RS. Tidak ditemukan virus Hepatitis A-E dalam pemeriksaan laboratorium

8 April 2022 Penyelidikan dilakukan lebih lanjut, hasil ditemukan 74 kasus di Inggris Raya. 6 anak telah menjalani transplantasi hati

11 April 2022 Hingga 11 April 2022, tidak ada laporan kematian

21 April 2022 Kasus terbaru per WHO 21 April 2022:

  • Inggris Raya dan Irlandia Utara (114),
  • Spanyol (13),
  • Israel (12),
  • Amerika Serikat (9),
  • Denmark (6),
  • Irlandia (<5),
  • Belanda (4),
  • Italy (4),
  • Italia (2),
  • Prancis (2),
  • Rumania (1), and
  • Belgia (1).

April 2022 Kasus yang sama juga muncul di Jepang dan KanadaMei 2022 Singapura (2), Indonesia (3)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Ikatan Dokter Indonesia disingkat IDI adalah organisasi profesi kedokteran di Indonesia.

    IDI

  • Hepatitis akut pada dasarnya sama seperti hepatitis pada umumnya, yaitu liver yang mengalami radang.

    Hepatitis Akut

  • Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi.

    Hepatitis

  • IDAI

Video Terkini