Sukses

Panduan IDAI Cegah Anak Terinfeksi Hepatitis Akut Misterius

IDAI mengeluarkan panduan cegah anak terinfeksi hepatitis akut misterius.

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan panduan mencegah anak terinfeksi hepatitis akut misterius. Panduan tersebut diunggah di laman resmi media sosial IDAI pada 2 Mei 2022.

Panduan IDAI merespons kewaspadaan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia setelah tiga pasien anak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta meninggal karena dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya.

Ketiga pasien anak meninggal dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022. Pasien pun merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Gejala yang ditemukan berupa mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang, dan penurunan kesadaran. Demi melindungi anak dari hepatitis akut misterius, berikut cara pencegahan menurut IDAI:

1. Masyarakat tetap tenang dan berhati-hati

2. Agar mencegah infeksi dengan:

  • Mencuci tangan
  • Meminum air bersih yang matang
  • Makan makanan yang bersih dan matang penuh
  • Membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya
  • Menggunakan alat makan sendiri-sendiri
  • Memakai masker dan menjaga jarak

3. Mendeteksi secara dini gejala hepatitis akut misterius jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala seperti kuning, mual/muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran/kejang, lesu, demam tinggi memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hindari Kontak dengan Orang Sakit

Menindaklanjuti hepatitis akut misterius, Kementerian Kesehatan RI saat ini sedang berupaya melakukan investigasi penyebab kejadian. Caranya, melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

“Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih," pesan Nadia melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

"Kemudian tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan."

Selanjutnya, Nadia meminta orangtua dapat memantau anak dalam kondisi tertentu, terutama bila anak mengalami sindrom penyakit kuning (jaundice).

"Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat, sambungnya.

3 dari 4 halaman

Temuan Hepatitis Akut Misterius

IDAI mencatat kronologis temuan kasus hepatitis akut misterius berdasarkan informasi yang dihimpun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kemenkes RI.

5 April 2022

Ada 10 kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya di Inggris Raya pada anak-anak. Seluruh kasus dirawat di rumah sakit. Tidak ditemukan virus Hepatitis A - E dalam pemeriksaan laboratorium

8 April 2022

Penyelidikan dilakukan lebih lanjut, hasilnya ditemukan 74 kasus di Inggris Raya. Dari jumlah tersebut, 6 anak telah menjalani transplantasi hati

11 April 2022

Tidak ada laporan kematian

21 April 2022

Kasus hepatitis akut terbaru WHO per 21 April 2022 sudah dilaporkan di sejumlah negara, antara lain Inggris Raya 114, Spanyol 13, Israel 12, Amerika Serikat 9, Denmark (6), Irlandia <5, Belanda 4, Italia 4, Norwegia 2.

Kemudian laporan kasus di Prancis 2, Rumania 1, dan Belgia 1. Pada April 2022, kasus yang sama juga muncul di Jepang dan Kanada.

Pada Mei 2022, kasus hepatitis akut misterius dilaporkan di Singapura 2 dan Indonesia 3.

Tanda anak terinfeksi hepatitis akut misterius juga ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST)/ SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L. AST atau ALT merupakan enzim yang digunakan sebagai indikator kerusakan hati.

4 dari 4 halaman

Adenovirus Terkait Hepatitis Akut Misterius

WHO menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022. Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan terus bertambah.

Dari informasi yang dihimpun Kemenkes RI, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan - 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

Kisaran kasus juga terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10 persen) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).

Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam. Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Adenovirus disebut-sebut terkait dengan hepatitis akut misterius. Adenovirus merupakan kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada mata, usus, paru, dan saluran napas.

Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.