Sukses

Obat COVID S-217622 dari Jepang Disebut Manjur Bersihkan Virus Corona di Tubuh

S-217622 adalah Obat COVID dari Jepang yang dapat membersihkan tubuh dari Virus Corona dengan cepat.

Liputan6.com, Jakarta - Obat COVID yang dapat membersihkan Virus Corona dari tubuh pasien COVID-19 dengan cepat ditemukan di Jepang. Perusahaan pengobatan eksperimental Shionogi & Co menyebutnya dengan pil S-217622.

Kabar baik mengenai pil S-217622 disampaikan Shionogi & Co pada Minggu, 24 April 2022, waktu setempat.

"Pil S-217622 menunjukkan proses pembersihan yang cepat dari virus SARS-CoV-2 yang menular," kata Shionogi dalam sebuah pernyataan mengutip hasil Fase 2b dari uji klinis Fase II/III obat tersebut.

Dikutip dari situs Channel News Asia pada Senin, 25 April 2022, perusahaan memiliki aspirasi global untuk pil antivirus --- yang sekarang sedang dievaluasi oleh regulator Jepang.

Temuan yang dirilis pada hari Minggu juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam skor total 12 gejala COVID-19 antara kelompok pengobatan.

Meski, kata Shionogi, obat tersebut menunjukkan peningkatan dalam skor gabungan dari lima gejala 'pernapasan dan demam'.

Sebelumnya, produsen obat COVID-19 tersebut pada bulan Maret mengatakan akan meluncurkan uji coba Fase III global di seluruh dunia untuk pil S-217622 dengan dukungan pemerintah Amerika Serikat.

Kepala Eksekutif Isao Teshirogi mengatakan bahwa produksi pil COVID-19 tersebut dapat mecapai 10 juta dosis per tahun.

Saham Shionogi pun bak rollercoaster pada spekulasi tentang keberhasilan perawatan. Saham lalu naik pada Jumat, 22 April 2022, setelah laporan pemerintah AS sedang dalam pembicaraan untuk memeroleh pasokan obat.

Padahal pada 13 April 2022 stok turun sebanyak 16 persen karena laporan bahwa obat COVID-19 tersebut dapat menimbulkan risiko bagi kehamilan, berdasarkan data praklinis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bagaimana Penggunaan Obat COVID di Indonesia

Di Indonesia sendiri berdasarkan data per Februari 2022, masih menggunakan dua obat antivirus yaitu Molnupiravir dan kombinasi Nirmatrelvir/Ritonavir (Paxlovid).

Kedua obat ini menjadi pilihan selain dari penggunaan antivirus Remdesivir dan Favipiravir.

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan, mengatakan, Molnupiravir dan Paxlovid ini sudah masuk dalam Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4 yang baru saja terbit pada Januari 2022. Buku ini disusun oleh 5 organisasi profesi di Indonesia, yaitu:

1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)

2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI)

3. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)

4. Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN)

5. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

"Ada beberapa obat antivirus yang baru, yaitu Molnupiravir dan juga kombinasi Nirmatrelvir dengan Ritonavir (atau yang disebut Paxlovid). Ini kami tambahkan di dalam buku Tatalaksana COVID-19 Edisi ke-4," kata Erlina saat Konferensi Pers dan Launching Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4 pada Rabu, 9 April 2022.

"Jadi, di buku pedoman tatalaksana yang baru ada 4 obat antivirus, antara lain Favipiravir, Molnupiravir, Paxlovid, dan Remdesivir," Erlina menambahkan.

3 dari 4 halaman

Sudah Masuk Paket Obat COVID Kementerian Kesehatan RI

Dijelaskan Ketua Umum PDPI Agus Dwi Susanto bahwa Molnupiravir dan Paxlovid sudah masuk dalam paket obat COVID dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Hal tersebut sudah direkomendasikan dengan lima organisasi profesi.

"Sekarang kita pakai obat antivirus baru Molnupiravir dan Paxlovid. Ini sudah masuk dalam paket dari Kemenkes. Sudah sesuai rekomendasi organisasi profesi. Untuk gejala ringan dan sedang, terutama risiko perburukan," katanya.

Disebutkan pada Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4 bahwa saat ini terdapat dua obat antivirus yang baru sebagai pilihan sesuai indikasi dan ketersediaan, yaitu Molnupiravirdan Nirmatrelvir/Ritonavir (Paxlovid).

Kedua obat ini sudah dipakai sebagai obat antivirus untuk COVID-19 di berbagai negara.

Penggunaan antivirus untuk pasien COVID-19 juga ditekankan, apabila Remdesivir tidak tersedia maka pemberian antivirus disesuaikan dengan ketersediaan obat di fasyankes masing-masing, dengan pilihan sebagai berikut:

- Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5), ATAU

- Molnupiravir (sediaan 200 mg, oral), 800 mg per 12 jam, selama 5 hari, ATAU

- Nirmatrelvir/Ritonavir (sediaan 150 mg/100 mg dalam bentuk kombo), Nirmatrelvir 2 tablet per 12 jam, Ritonavir 1 tablet per 12 jam, diberikan selama lima hari

4 dari 4 halaman

Penggunaan Obat COVID di Indonesia

Selang beberapa hari kemudian, Associate Professor dari Departemen Kimia Universiti Putra Malaysia, Bimo Ario Tejo memaparkan  hasil uji klinis obat COVID Paxlovid yang disebutnya 90 persen efektif mencegah rawat inap dan kematian pasien berisiko tinggi.

Obat COVID-19 Paxlovid --- yang merupakan kombinasi Nirmatrelvir dan Ritonavir --- mampu melawan varian virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, termasuk Omicron.

Paxlovid yang juga menjadi incaran Indonesia, dilaporkan dapat menghambat coronavirus lainnya, yakni SARS dan MERS.

"Obat ini efektif untuk semua varian virus Sars-CoV-2 karena sasarannya adalah enzim protease virus yang laju mutasinya jauh lebih rendah dibanding mutasi pada bagian spike virus SARS-CoV-2," jelas Bimo melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu, 27 Maret 2022.

Paxlovid tersedia dalam bentuk blister berisi dua tablet Nirmatrelvir 150 mg dan satu tablet Ritonavir 100 mg.

Nirmaltrevir berasal dari kandidat obat PF-00835231 yang dulu sempat dibuat oleh perusahaan farmasi Pfizer untuk mengatasi wabah SARS di tahun 2002. Tetapi proses produksi obat tersebut dihentikan karena wabah SARS berhasil dikendalikan dengan cepat.

Kandidat obat PF-00835231 baru dilirik kembali setelah munculnya COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang merupakan betacoronavirus--satu kelompok dengan virus penyebab wabah SARS 20 tahun lalu.

Tim peneliti Pfizer melakukan modifikasi terhadap kandidat obat PF-00835231 untuk meningkatkan efektivitasnya terhadap virus SARS-CoV-2. Hasil modifikasi tersebut diberi nama Nirmatrelvir (PF-07321332).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.