Sukses

Cakupan Imunisasi 11 Daerah di Jabar di Bawah 80 Persen

Dinas Kesehatan Jawa Barat menyatakan cakupan imunisasi di 11 daerah di Jawa Barat masih di bawah 80 persen.

Liputan6.com, Bandung - Dinas Kesehatan Jawa Barat menyatakan cakupan imunisasi di 11 daerah di Jawa Barat masih di bawah 80 persen.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi, nantinya pemerintah akan menggenjot program imunisasi nasional di daerah tersebut.

"Optimistis target 95 persen anak di Jabar mengikuti imunisasi lengkap dapat dicapai. Sampai saat ini cakupan di bawah 90 persen," ujar Nina, ditulis Sabtu, 23 April 2022.

Nina mengatakan imunisasi sangat penting bagi anak guna mencegah penularan penyakit, wabah, sakit berat, cacat, hingga kematian anak dan bayi.

Saat ini ada lebih dari 20 penyakit yang bisa ditekan angka infeksinya karena imunisasi.

"Pada 2020-2030 diperkirakan imunisasi bisa menyelamatkan lebih dari 32 juta jiwa, diantaranya 28 juta adalah anak berusia di bawah 5 tahun," kata Nina.

Nina menerangkan Pekan Imunisasi Dunia kembali mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya imunisasi bagi anak.

Meski diakuinya sebagian orangtua masih ada yang takut menyertakan anaknya dalam Program Imunisasi terkait efek imunisasi.

"Tidak ada laporan anak meninggal akibat imunisasi. Tim Komda KIPI sudah melakukan penelitian atas semua laporan dan tidak ada kasus," terang Nina.

Nina menuturkan penyebab anak meninggal karena memang memiliki penyakit bawaan, jadi bukan karena imunisasi.

Dia mengatakan, penjelasan ilmiah kematian usai menjalani imunisasi akan terus disampaikan kepada masyarakat. Pasalnya, berita hoaks yang seringkali muncul kerap mengganggu program imunisasi. 

"Berita hoaks seringkali muncul terkadang mengganggu Program Imunisasi."

"Imunisasi itu aman dan kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sangat jarang terjadi," tukas Nina.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bulan Imunisasi Anak Nasional

Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) akan dilaksanakan pada bulan Mei 2022. Sedangkan untuk fase kedua BIAN di Jawa Barat akan dinulai pada bulan Juli 2022.

Diharapkan anak bisa mengejar ketertinggalan imunisasi dimana akan diberikan vaksinasi OPV, IPV, Polio suntik, Polio tetes, kemudian Pentavalen (DPT-HB-Hib).

"Kemudian dilanjutkan bulan Agustus untuk vaksin Campak dan Rubella. Targetnya anak usia 12 hingga 59 bulan," sebut Nina.

Untuk mengikuti program tersebut, masyarakat dapat mendatangi titik pemberian imunisasi yang ditetapkan pemerintah seperti puskesmas, rumah sakit, bahkan sekolah-sekolah.

Berdasarkan data dari Kantor Perwakilan UNICEF Jawa Barat, provinsi ini memiliki kontribusi sangat besar pada total cakupan vaksinasi di Indonesia.

"Dengan jumlah penduduk khususnya anak balita sekitar seperlima dari total anak Indonesia, jika cakupan 95 persen berhasil, maka imunisasi Indonesia dipastikan berhasil," ungkap Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Jawa Barat, Ari.

Ari bilang, orangtua di Jawa Barat sangat mendukung Program Imunisasi.

Itu terlihat dari hasil survei yang dilakukannya, 80 persen warga Jawa Barat menyatakan tidak khawatir dengan pemberian imunisasi bagi anaknya.

"Apalagi didukung dengan kesiapan SDM tenaga kesehatan," ucap Ari. (Arie Nugraha)

3 dari 4 halaman

Perlu Dukungan Pemerintah Daerah

Data Kementerian Kesehatan pada periode triwulan pertama 2022 menunjukkan, imunisasi dasar lengkap yang menyasar bayi dan anak-anak baru mencapai 14 persen. Menyikapi hal tersebut, Menteri Keseahtan RI Budi Gunadi Sadikin meminta kepala daerah perempuan untuk mendorong peningkatan imunisasi.

Diketahui, target capaian imunisasi lengkap bagi bayi dan anak-anak dalam tiga bulan adalah 22,5 persen.

Menurut Budi Gunadi, hambatan terbesar adalah partisipasi aktif masyarakat.

"Hambatan terbesarnya (imunisasi lengkap), yakni partisipasi aktif. Jadi, perlu dukungan dari pemerintah daerah dan pimpinan daerah di daerah, itu sangat penting," kata Budi Gunadi saat konferensi pers Puncak Peringatan Pekan Imunisasi Dunia Tahun 2022 di Jakarta pada Jumat, 22 April 2022.

"Misalnya, potensi daerah mendorong dengan penuh program imunisasi ini, Insya Allah harusnya angka tersebut (22,5 persen) bisa kita capai."

Sementara itu, capaian imunisasi lengkap di Bangka Belitung lebih dari 22,5 persen. Budi Gunadi berharap, keberhasilan Bangka Belitung bisa menjadi penyemangat daerah lain untuk mengejar imunisasi lengkap.

"Tadi saya juga mengucapkan selamat ke Ibu Wali Kota Bangka Belitung. Mudah-mudahan, bisa memberikan motivasi bagi kepala daerah lain, khususnya wanita ya. Karena imunisasi ini kan diarahkan lebih banyak ke anak dan harusnya sangat dekat ke hati seorang ibu," ucapnya.

"Mudah-mudahan, dengan kepala daerah wanita bisa membantu menggerakkan seluruh kekuatan yang ada di daerah untuk bisa mencapai target imunisasi."

4 dari 4 halaman

Target Imunisasi Lengkap Nasional per Bulan

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu menambahkan, target imunisasi lengkap nasional per bulan sebesar 7,5 persen. Sayangnya, angka ini belum bisa tercapai dalam Triwulan Pertama tahun 2022.

"Target Triwulan Pertama harusnya kita target satu bulan (imunisasi) itu 7,5 persen. Jadi, kalau 3 bulan itu 22,5 persen," tambahnya.

"Nah, kita sampai sekarang baru 14 persen. Tapi ada 6 kabupaten/kota, salah satunya yang hadir adalah Bangka Belitung yang sudah mencapai (imunisasi lengkap) lebih dari 22,5 persen."

Adapun pemberian imunisasi yang terlambat atau tidak lengkap kepada anak menjadi salah satu hambatan dalam upaya meningkatkan kekebalan anak. Imunisasi kejar diperlukan untuk menyusul imunisasi anak yang tertunda.

Pelaksana Tugas Dirjen Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine mengatakan, imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

“Imunisasi dasar lengkap saja belum cukup memberikan perlindungan terhadap PD3I (Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) karena beberapa antigen memerlukan besar atau pemberian dosis lanjutan pada usia 18 bulan, usia anak sekolah dan usia dewasa," katanya pada konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia di Jakarta, Senin (11/4/2022).

"Sehingga sekarang, tidak hanya mengejar imunisasi dasar lengkap, tapi juga mengejar imunisasi rutin lengkap."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.