Sukses

5 Cara buat Anak Tetap Nyaman Bersama Orangtua yang Cerai

Cerai telah lebih sulit setelah memiliki anak yang terpaksa harus mengubah kebiasaannya

Liputan6.com, Jakarta Salah satu aspek tersulit dari sebuah perceraian adalah harus mengubah kebiasaan bersama anak dan membuat kebiasaan baru secara terpisah.

Begitu juga saat harus menjelaskan pada anak soal apa yang terjadi hingga kedua orangtuanya memilih untuk cerai. Serta, menentukan hak asuh dan bagaimana waktu kunjungan yang harus dilakukan.

"Kebanyakan pasangan tidak berada dalam kondisi terbaiknya saat berpisah. Sedangkan untuk anak-anak, melakukan transisi ini dengan benar sangatlah penting," ujar mediator hak asuh anak sekaligus penulis buku perceraian, Jann Blackstone dikutip Channel News Asia pada Jumat, 22 April 2022.

Hal ini lantaran menurut direktur eksekutif Parenting Horizons, Julie A Ross, anak-anak biasanya akan berpikir bahwa dunia mereka akan stabil dan selamanya begitu.

"Jadi ketika perceraian muncul, fondasi sistem kepercayaan anak benar-benar terguncang dengan cara yang sering menyebabkan mereka mempertanyakan realita yang terjadi," kata Julie.

"Maka itu orangtua perlu untuk menunjukkan kepada anak-anak secara konkret bahwa keluarga dan rasa memiliki mereka akan baik-baik saja," dia menambahkan.

Lalu, bagaimanakah cara untuk membuat anak tetap nyaman bersama orangtuanya meski telah bercerai? Berikut penjelasannya.

1. Persiapan Matang

Menurut Jann, penting bagi orangtua untuk memiliki gagasan terkait bagaimana kehidupan sang anak setelah ayah dan ibunya berpisah.

"Serta, bagaimana Anda menyajikan itu pada mereka," ujar Jann.

Pengacara perceraian di New York, Jerome A Scharoff mengungkapkan bahwa ketika dia dan mantannya hendak berpisah dahulu, dia meyakinkan anak-anaknya untuk tinggal di kota yang sama seperti ibunya.

Dalam hal ini, ada baiknya Anda dan mantan pasangan membagi waktu untuk mengasuh anak dengan tinggal saling berdekatan.

"Sebelum saya dan mantan berpisah, kami memberitahunya bahwa kami akan berpisah. Saya ingin anak saya melihat perceraian sebagai sesuatu yang relatif normal, bukan sesuatu yang harus ditakuti atau dipermalukan," ujar Jerome.

Jerome menjelaskan bahwa hal semacam itu harus dilakukan sebelum anak-anak secara penuh mengalaminya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Bicarakan

Perceraian mungkin sudah nampak dengan begitu jelas, tetapi menjelaskan kembali pada anak-anak menjadi sangat penting.

Beberapa orang sangat sedih karena perceraian sehingga tidak membicarakan itu pada anak-anaknya. Padahal anak biasanya akan memiliki pertanyaan.

Serta, membutuhkan informasi untuk membantu mereka memproses semua yang terjadi pada orangtuanya.

"Setelah saya dan mantan bercerai, saya memberikan buku anak-anak soal keluarga yang tinggal dalam dua rumah berbeda. Anak-anak pun membacanya," ujar Jerome.

"Mereka nampaknya penasaran soal informasi yang terkandung dalam buku-buku itu dan menariknya dari rak pada waktu tidur untuk saya bacakan," dia menjelaskan.

3. Ruang khusus

Cara berikutnya yang dapat Anda lakukan adalah mencari tahu di mana anak Anda akan tinggal di tempat baru yang Anda tempati.

"Jika Anda tidak mampu memberikan anak kamar tidur baru, maka Anda bisa mengambil sudut di ruang tamu dan menambahkan rak buku, tempat tidur kembar, lemari pakaian," kata Julie.

"Mungkin menambahkan juga layar di sekitarnya, tambahkan poster, seprei, bantal, atau apapun yang membuatnya merasa hangat seperti di rumah," dia menambahkan.

Dalam hal ini, usahakan untuk membuat anak merasa seperti di rumah mereka sendiri. Bisa juga dengan menambahkan foto Anda dan mereka bersama.

3 dari 4 halaman

4. Libatkan Anak

Melibatkan anak-anak dalam berbagai aktivitas seperti mendekorasi ruangan dapat membuat mereka merasa lebih nyaman dalam transisi usai perceraian.

Ann Reitan di Bend, Oregon mengungkapkan, putranya yang saat itu berusia sembilan tahun mengkhawatirkan keluarganya setelah orangtuanya berpisah.

Selama beberapa tahun pertama, putranya akan memeriksa apakah rumahnya terkunci dan selalu mengunci pintu mobil.

"Membiarkan dia memiliki pilihan memberinya rasa kontrol dalam situasi yang tidak bisa dia kendalikan," kata Ann.

Hal selaras pun diungkapkan oleh profesor di South Carolina Honors College, Kay Thomas. Menurutnya, melibatkan putrinya saat setelah perceraian akan membuat dirinya merasa istimewa dan tidak ketinggalan proses yang terjadi.

"Membiarkannya memilih tempat tinggal dan furnitur kamar tidur membuatnya merasa istimewa dan tidak ketinggalan proses yang terjadi," kata Key.

"Itu (melibatkan mereka untuk memilih keinginannya) juga bekerja dengan baik karena mereka benar-benar berinvestasi dan bersemangat, "kata Stephanie Somogyi di Chatham, New Jersey.

 

4 dari 4 halaman

5. Buat menyenangkan

Perceraian mungkin bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Tetapi bila memang terjadi, jalanilah hal tersebut dengan lebih legowo dan menyenangkan.

"Saya khawatir tanpa henti tentang bagaimana kami pindah dari rumah besar yang indah ke apartemen kecil yang jelek," kata salah satu orang yang pernah melewati perceraian, Victoria Shestack Aronoff di Maplewood, New Jersey.

Tetapi kala itu Victoria berusaha untuk tetap bersemangat terkait perubahan tersebut dan memberi tahu anak-anak mereka bahwa akan ada suasana yang baru.

"Saya memberitahu mereka bahwa oh ada kamar baru dengan cat biru dan kupu-kupu. Ruang tamu berubah menjadi warna coklat dan oranye. Ada halaman belakang yang baru," kata Victoria.

Semakin Anda bisa membuat kedua rumah orangtuanya terasa seperti rumah sendiri, meskipun anak hanya berkunjung saat liburan atau liburan, maka akan semakin baik.

"Hal utama untuk kunjungan anak adalah bahwa mereka merasa seperti mereka adalah bagian dari keluarga, dan anggota keluarga lainnya juga melihat mereka seperti itu," ujar Jann.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.