Sukses

Daftar Wilayah yang Jalankan Program Vaksin Kanker Serviks Gratis Tahun Ini

Vaksin HPV atau kanker serviks akan diberikan pada beberapa daerah secara gratis. Tahun ini bertambah di 111 kabupaten kota lain dari yang sudah ada.

Liputan6.com, Jakarta - Vaksin kanker serviks atau vaksin Human Papilloma Virus (HPV) sedang ramai menjadi perbincangan sejak beberapa hari lalu. Hal ini lantaran vaksin HPV akan diberikan secara gratis.

Vaksin HPV akan masuk dalam program imunisasi wajib dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) setiap bulan Agustus dan diberikan hanya untuk anak perempuan kelas 5-6 SD.

"Target vaksin HPV gratis (vaksinasi program nasional) adalah anak perempuan usia sekolah kelas 5 dan 6 SD atau sederajat," ujar Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr Prima Yosephine kepada Health Liputan6.com, Kamis (21/4/2022).

Lebih lanjut Prima menjelaskan, belum semua daerah di Indonesia juga telah menjalankan program vaksin HPV gratis. Prima menjelaskan hingga 2021 sudah ada 20 kabupaten dan kota yang sudah melaksanakan imunisasi HPV dalam program imunisasi nasional. Berikut rinciannya:

1. DKI Jakarta

2. Daerah Istimewa Yogyakarta

3. Jawa Tengah (Kab Sukoharjo dan Karang Anyar)

4. Jawa Timur (Kota Surabaya, Kediri, Lamongan)

5. Bali (Kota Denpasar, Badung)

6. Sulawesi Selatan (Kota Makassar)

7. Sulawesi Utara (Kota Manado)

Lalu, Prima mengungkapkan bahwa mulai tahun 2022 ini, pemberian vaksin HPV juga akan diperluas ke 111 kabupaten kota.

"Tahun ini kita akan memperluas ke 111 kabupaten kota, ini diluar beberapa kabupaten kota yang sudah ada," ujar Prima.

Berikut wilayah yang masuk dalam program imunisasi nasional vaksinasi HPV mulai tahun 2022:

1. Seluruh kabupaten kota di Jawa Tengah

2. Seluruh kabupaten kota di Jawa Timur

3. Bali

4. Sulawesi Utara 

5. Gorontalo 

6. Sulawesi Tenggara

Dengan adanya tambahan 111 kabupaten kota ini tersebut, maka diharapkan akan ada lebih banyak perempuan Indonesia yang terlindungi dari kanker serviks.

Pemberian vaksin HPV masih dilakukan secara bertahap dan belum merata di seluruh daerah di Indonesia. Hal ini lantaran vaksin HPV yang tersedia masih terbatas.

"Bertahap karena pasokan vaksin ini enggak ready dalam jumlah banyak. Jadi terpaksa bertahap," ujar Prima.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bantuan petugas kesehatan

Bagi anak perempuan dengan kategori usia tersebut namun tidak bersekolah, maka vaksin HPV akan diberikan lewat petugas kesehatan yang mendata.

"Target vaksin HPV gratis (vaksinasi program nasional) adalah anak perempuan usia sekolah kelas 5 dan 6 SD atau sederajat," kata Prima.

"Untuk anak yang tidak bersekolah maka petugas kesehatan setempat akan mendata dan menentukan kapan dan dimana pelayanan akan dilaksanakan," tambahnya.

Seperti diketahui, vaksin HPV memang disarankan untuk diberikan pada perempuan sedini mungkin. Mengingat kanker serviks sendiri membutuhkan waktu sekitar 7-15 tahun untuk berkembang dalam tubuh manusia.

"Kenapa diberikan kepada kelas 5-6 SD? Karena ini berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni untuk anak usia 9-14," kata Prima.

Prima menjelaskan, menurut WHO dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), perlindungan vaksin HPV sangat efektif jika diberikan di usia tersebut.

Saat ini, pemerintah Indonesia menganjurkan pemberian vaksin HPV pada anak perempuan yang ada pada kelas 5 SD untuk dosis pertama. Dosis lanjutan atau kedua diberikan pada kelas 6 SD.

Sedangkan untuk wanita yang berusia diatas kategori tersebut disarankan untuk mendapatkan vaksinnya bila memang belum pernah atau belum lengkap.

3 dari 4 halaman

Manfaat vaksin HPV

Menurut data GLOBOCAN 2020, ada sekitar 36.633 atau sekitar 17,2 persen kasus kanker serviks yang terjadi di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh HPV dan membunuh 57 perempuan setiap harinya.

Kanker serviks sendiri telah menjadi penyebab kematian tertinggi nomor dua di Indonesia. Itulah mengapa vaksin tersebut dianggap penting terutama bagi perempuan INdonesia.

Vaksin HPV memiliki manfaat untuk mencegah dan menurunkan jumlah kasus kanker genital, terutama kanker serviks. Vaksin satu ini juga penting diberikan untuk anak-anak yang baru memasuki masa remaja.

Serta, orang dewasa yang belum pernah atau belum lengkap mendapatkan vaksin HPV sebelumnya. Vaksin satu ini bekerja dengan menghasilkan antibodi yang bisa melawan HPV.

"Vaksin bekerja mengikat virus dan menghalangi mikroorganisme tersebut menginfeksi sel-sel dalam tubuh," ujar Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Dr dr Brahmana Askandar Sp.OG(K)-Onk, dalam webinar Ayo Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV dan Deteksi Dini Sekarang Juga beberapa waktu lalu.

Pembuatan vaksin satu ini menggunakan protein yang ada dalam permukaan virus. Nantinya, protein tersebut akan berkembang dengan sel ragi dalam laboratorium.

Ketika proteinnya berhasil untuk tumbuh, maka senyawa akan membentuk diri menyerupai virus HPV asli.

4 dari 4 halaman

Sering terlambat terdeteksi

Dalam kesempatan berbeda, spesialis kebidanan dan kandungan Obstetri dan Ginekologi, Prof Dr dr Andrijono mengungkapkan 70-80 persen pasien kanker serviks biasanya datang pada stadium lanjut.

"Oleh karena itu, pencegahan yang paling baik adalah pencegahan primer yaitu dengan vaksinasi. Pencegahan primer dengan vaksinasi ini diharapkan dapat mencegah masuknya virus HPV tipe 16 dan 18," ujar Andrijono dalam webinar Hari Kanker Sedunia Ayo Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV dan Deteksi Dini Sekarang Juga.

Sebelumnya, Andri menjelaskan bahwa kanker serviks tipe 16 dan 18 menjadi yang paling banyak ditemui di Indonesia. Itulah mengapa saat ini kedua jenis vaksin tipe tersebut juga telah tersedia.

Lebih lanjut Andri mengungkapkan kanker serviks bisa dicegah lewat tiga cara yakni pencegahan, skrining, dan penanganan. Namun menurutnya, lebih baik untuk mengutamakan pencegahan.

"Tapi kami lebih konsentrasi pada prevensi vaksinasi, skrining, dan treatment pre-cancer dengan stadium yang dini atau stadium awal," kata Andri.

Hal tersebut lantaran vaksinasi memiliki efektivitas yang begitu baik bagi wanita mulai dari usia muda hingga lansia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.