Sukses

WHO Sebut Kasus COVID-19 di 3 Provinsi Indonesia Terus Meningkat

Ada 3 provinsi di Indonesia yang terus mengalami peningkatan kasus COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan COVID-19 di Indonesia, sesuai laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada tiga provinsi yang terus mengalami peningkatan kasus. Hal tersebut dari catatan selama sepekan, rentang 4 sampai 10 April 2022.

Selama sepekan, dari 4 sampai 10 April, tiga provinsi terus mengalami peningkatan jumlah kasus COVID-19 dibandingkan pekan sebelumnya, yaitu Maluku (100 persen), Papua Barat (24 persen), dan Nusa Tenggara Barat (13 persen), demikian bunyi laporan mingguan WHO, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Report – 89 per 13 April 2022.

Sebagai langkah menekan penyebaran kasus COVID-19, WHO menggarisbawahi, pentingnya protokol kesehatan. Terlebih, saat momen bulan Ramadhan dan Idulfitri, yang mana dapat terjadi peningkatan mobilitas penduduk.

Upaya kesehatan masyarakat dan sosial, seperti penggunaan masker yang pas, jaga jarak fisik, ventilasi ruang dalam ruangan tercukupi, dan kebersihan tangan harus terus diterapkan di seluruh negeri, terutama dengan potensi peningkatan mobilitas penduduk selama Ramadhan dan Idulfitri, tulis WHO dalam laporan yang diperoleh Health Liputan6.com, ditulis Minggu (17/4/2022).

Adapun insiden COVID-19 mingguan per 100.000 penduduk nasional di wilayah Jawa - Bali dan di provinsi di luar wilayah Jawa - Bali (non Jawa - Bali) berada di angka 7,9; 10,2; dan 4,7. Insiden mingguan di tingkat nasional dan wilayah Jawa - Bali terus mengalami penurunan setelah mencapai puncaknya pada pekan sebelumnya, dari 21 - 27 Februari 2022.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus COVID-19 karena Adanya Varian Omicron

Menilik insiden kasus COVID-19 yang meningkat, WHO menekankan, perlunya analisis tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk mengevaluasi tren dan mengidentifikasi kelompok yang diikuti dengan tindakan isolasi kasus dan karantina kontak dekat.

Disebutkan pula dalam laporan WHO, insiden kasus COVID-19 di tingkat nasional dan daerah meningkat secara signifikan sejak minggu pertama Februari 2022. Kemudian menurun sepekan, dari 27 Februari hingga 6 Maret 2022.

Beberapa provinsi telah mencatat puncak baru dalam insiden per 100.000 penduduk selama gelombang Omicron. Kasus Omicron pertama di Indonesia dilaporkan pada 16 Desember 2021, dari sampel dikumpulkan pada 8 Desember 2021.

Jumlah sekuens varian Omicron pada 3 April 2022, sebanyak 9.999 kasus Omicron dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan kepada Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). Per 10 April 2022, Indonesia melaporkan 31 silsilah Omicron (dari silsilah induk B.1.529).

Garis keturunan BA.2 dan BA.2.3 paling dominan di Indonesia pada minggu-minggu terakhir. Berdasarkan bukti yang tersedia saat ini, garis keturunan BA.2 berbagi banyak karakteristik mutasi dengan garis keturunan BA.1.

3 dari 4 halaman

Peningkatan Kasus COVID-19 Baru di Jawa-Bali

Secara keseluruhan, menurut Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi, kasus konfirmasi COVID-19 nasional terjadi penurunan. Pekan lalu, sekitar 3.000-an kasus dan sekarang sekitar 2.500 kasus.

"Tetapi kita tetap harus waspada karena dalam beberapa hari ini terjadi peningkatan proporsi kasus baru di Jawa –  Bali," ujar Nadia konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (12/4/2022).

Data Kemenkes per 12 April 2022, ada 5 provinsi yang diwaspadai karena terjadi peningkatan kasus positif COVID-19 hasil dari pemeriksaan PCR. Kelima provinsi meliputi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, dan Bali.

Nadia menilai peningkatan kasus positif COVID-19 akan meningkatkan risiko laju penularan yang lebih tinggi. Namun, peningkatan kasus positif ini tidak setinggi seperti sebelumnya.

"Seperti di DKI Jakarta berada di angka 0,1 persen, Jawa Tengah pun di bawah 0,1 persen. Begitu pun dengan Bangka Belitung, Kalimantan Utara, dan Bali yang berada di bawah 0,1 persen," jelas Nadia.

“Tetapi kalau kita melihat angka-angka ini, kita harus waspada bahwa setidaknya ada 5 provinsi yang terjadi angka peningkatan positif COVID-19-nya."

4 dari 4 halaman

Kasus Aktif COVID-19 Naik di 2 Provinsi

Perkembangan kasus aktif nasional menurun signifikan selama 6 minggu terakhir. Persentase kasus aktif nasional sekitar 1 persen jauh di bawah rata-rata dunia sekitar 8 persen.

Meski begitu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut, masih ada dua provinsi dengan peningkatan kasus aktif mingguan, yakni Papua (naik 84) dan Papua Barat (naik 15).

"Kasus aktif harus dijaga agar tetap rendah, dengan menghindari penambahan orang positif seminimal mungkin, dan mencari obat untuk orang yang terinfeksi," lanjut Wiku saat sesi International Press Briefing pada Selasa, 12 April 2022.

Sementara itu, tren penurunan selama 5 minggu berturut-turut terjadi pada angka kematian. Sayangnya, persentase masih lebih tinggi dari rata-rata dunia, meskipun jumlah kasus positif sudah di bawah rata-rata dunia.

"Perhatian lebih harus diberikan pada 5 provinsi penyumbang kematian terbesar dalam 7 hari terakhir, antara lain, Jawa Timur (81 kasus), Jawa Tengah (47 kasus), Jawa Barat (35 kasus), DKI Jakarta (30 kasus), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (27 kasus)," ujar Wiku.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.