Sukses

2 Alasan Mudik Lebaran 2022 Diizinkan Pemerintah

Alasan Pemerintah mengizinkan mudik Lebaran 2022.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, membeberkan alasan mudik Lebaran 2022 diizinkan oleh pemerintah. Utamanya, melihat situasi perkembangan COVID-19 Tanah Air yang kian membaik dan hasil sero survei antibodi masyarakat yang meningkat.

Adanya kebijakan mudik Lebaran 2022 kali ini, pemerintah turut mengamati bahwa penyebaran subvarian Omicron BA.2 yang mendominasi Indonesia, tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan kasus COVID-19. Sementara subvarian tersebut menjadi penyebab lonjakan kasus di beberapa negara lain.

"Kita merasa yakin kebijakan mudik Lebaran tahun ini bisa berjalan. Kenapa? Yang pertama, ada varian BA.2 yang sudah masuk, ternyata tidak menyebabkan kenaikan kasus. Padahal, ini adalah varian terakhir (yang dicatat WHO) dengan penularan tinggi," kata Budi Gunadi saat Rapat Koordinasi Lintas Sektor Terkait Persiapan Mudik Lebaran 2022 di Markas Besar Kepolisian Indonesia, Jakarta, belum lama ini

"Kedua, karena hampir 99,2 persen dari penduudk di Jawa dan Bali sudah memiliki antibodi, baik dari vaksinasi maupun infeksi," Budi menambahkan.

Hasil pemeriksaan genom sekuensing yang dihimpun Kementerian Kesehatan, subvarian Omicron mendominasi di Indonesia. Sampel genom subvarian Omicron pada Februari 2022 ada 1.514 genom dari target 2.700.

Terjadi peningkatan proporsi subvarian Omicron BA.2 di Indonesia. Secara keseluruhan, data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) per 17 April 2022 yang diakses pukul 09.31 WIB mencatat, sebanyak 10.218 sekuens varian Omicron yang dilaporkan Indonesia, bertambah 184 sekuens dalam 4 pekan terakhir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Walau Ada Omicron BA.2, COVID-19 RI Turun

Penyebab lonjakan kasus COVID-19, menurut Budi Gunadi Sadikin, lebih disebabkan adanya varian COVID-19 baru. Belajar dari pengalaman, Indonesia menghadapi gelombang COVID-19 karena adanya varian Delta.

"Kita tentunya tahu, lonjakan di Juni - Juli 2022 sampai 56.000 kasus itu karena varian Delta, sedangkan di Januari - Februari 2022 ini karena varian Omicorn. Selain, adanya pergerakan (mobilitas) yang luar biasa, lonjakan kasus sesudah kita bandingkan dengan negara-negara lain penyebab utamanya adalah varian baru," jelasnya.

"Oleh karena itu, kami terus memonitor varian baru yang ada. Sekarang, di Eropa sedang naik lagi (kasus COVID-19), di Tiongkok, Hong Kong sedang naik lagi, varian yang ada di sana itu turunan varian Omicron, yakni BA.2."

Di Indonesia, subvarian Omicron BA.2 sudah terdeteksi sejak minggu ke empat awal tahun 2022. Walaupun ada BA.2, kasus COVID-19 Indonesia menurun.

"BA.2 mungkin ada di akhir Januari 2022 dan sekarang merupakan varian yang dominan di Indonesia, tapi kita lihat angka kasus di Indonesia terus menurun," pungkas Menkes Budi Gunadi.

"Dengan demikian, waktu itu kami mengusulkan kepada Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi), bahwa sepertinya kondisi kita aman karena meski ada BA.2, kondisi kasus kita menurun. Sampai sekarang belum ada varian lain yang terdeteksi di luar varian Omicron BA.2 ini."

3 dari 4 halaman

Antibodi Penduduk Jawa-Bali Naik

Dari sisi survei antibodi penduduk Indonesia, khusus di Jawa-Bali mengalami peningkatan. Ini terlihat setelah adanya dua kali sero survei antibodi sebelum Lebaran 2022.

"Sebelum kebijakan mudik ini dilakukan, kami melakukan dua kali sero survei. Jadi, pas Desember 2022, kami melakukan sero survei, berapa sih orang Indonesia yang memiliki antibodi," Budi Gunadi Sadikin menambahkan.

"Waktu itu, antibodi penduduk seluruh Indonesia sebesar 86,6 persen. Khusus di Jawa - Bali sekitar 91,3 persen. Sebelum Lebaran, kami tarik lagi datanya untuk orang-orang yang sama, ternyata (antibodi penduduk) Jawa - Bali naik dari 91,3 persen, menjadi 99,2 persen yang sudah memiliki antibodi."

Antibodi bisa datang dari vaksinasi maupun infeksi akibat COVID-19. Adanya antibodi memberikan perlindungan dari paparan COVID-19.

"Ini (survei antibodi) adalah alasan kedua kita merasa yakin bahwa Lebaran kali ini, kebijakan mudik bisa dijalankan," ucap Menkes Budi Gunadi.

4 dari 4 halaman

Vaksinasi Booster untuk Mudik

Terkait antibodi yang mulai terbentuk pada 1 sampai 2 minggu pasca vaksinasi, Pemerintah meminta pemudik jauh-jauh hari melakukan vaksinasi booster. Masyarakat diminta untuk tidak menunda vaksinasi booster agar saat mudik, antibodi telah terbentuk optimal sehingga dapat melindungi dari paparan COVID-19.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat melakukan vaksinasi booster sebelum mudik Lebaran 2022. Tujuannya, demi telah terbangunnya imunitas saat melakukan mudik.

“Kita mengimbau kepada masyarakat, kalau kita mau mudik nyaman dan aman hendaknya segera vaksin booster. Jangan dipaksain vaksinasi booster pada saat mudik," kata Nadia saat konferensi pers secara virtual di Jakarta, ditulis Jumat (15/4/2022).

Sebagai upaya pemenuhan vaksin booster menjadi syarat mudik Lebaran, Pemerintah menyiapkan pos layanan vaksinasi COVID-19 booster di jalur mudik. Upaya ini demi mempermudah pemudik mendapatkan vaksinasi tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.