Sukses

Daerah Tujuan Mudik Lebaran Diminta Percepat Vaksinasi COVID-19

Vaksinasi COVID-19 di daerah tujuan mudik Lebaran harus terus dipercepat.

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, daerah yang menjadi tujuan mudik Lebaran 2022 harus mempercepat vaksinasi COVID-19. Dalam hal ini, vaksinasi tidak hanya didorong kepada pemudik yang akan pulang ke kampung halaman.

Percepatan vaksinasi COVID-19 pun menyasar penyuntikan dosis pertama, kedua maupun booster. Terlebih vaksinasi booster menjadi syarat mudik Lebaran 2022. Bagi yang sudah vaksinasi dosis kedua, dapat segera melakukan booster.

"Jadi, bukan hanya para pemudik ya, tapi pemerintah daerah, kabupaten/kota yang menjadi tujuan mudik, yang menjadi tempat pariwisata ini kita dorong untuk segera (mempercepat) vaksinasi," ujar Nadia saat acara Dialektika Demokrasi - Balada Booster dan Mudik Lebaran di Komplek Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta pada Kamis, 7 April 2022.

"Terutama (memvaksinasi) 70 persen masyarakat umum dan lansia. Karena lansia memang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) kita bersama."

Capaian vaksinasi lansia masih harus terus dikejar. Data Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan per 8 April 2022 pukul 12.00 WIB mencatat, cakupan vaksinasi lansia dosis pertama di angka 79,89 persen, dosis kedua di angka 62,35 persen, dan booster di angka 12,08 persen.

Secara nasional, cakupan vaksinasi dosis pertama pada 8 April 2022 bertambah 96.668, total 197.313.563 orang. Vaksinasi dosis kedua bertambah 183.192, total 161.119.107 orang. Capaian vaksinasi booster bertambah 339.347, total 25.945.875 orang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Proteksi Diri dengan Vaksinasi Lengkap dan Booster

Upaya menghadapi mudik Lebaran 2022, ditegaskan kembali Siti Nadia Tarmizi, percepatan vaksinasi COVID-19 dua dosis dan booster menjadi salah satu kunci. Ini demi perlindungan optimal terhadap penularan virus Corona.

"Strategi yang kita lakukan menghadapi 'hajatan' (mudik) yang besar tahun ini sebenarnya uji coba untuk kita semua. Karena kita tahu bahwa dalam perjalanan nanti, kita hidup berdampingan dengan COVID-19,"

"COVID-19 akan selalu ada. Mudik dan bulan Ramadhan juga ada setiap tahunnya dan tak mungkin setiap tahun kita bilang enggak boleh mudik."

Indonesia juga terus berupaya melakukan upaya dalam transisi menuju endemi COVID-19. Kuncinya, bagaimana upaya seluruh elemen mengendalikan dan menjaga agar kasus COVID-19 terkendali.

"Kita tahu COVID-19 itu akan butuh waktu lama untuk hilang, yang kita sebut eliminasi eradikasi. Yang pasti kita lakukan adalah mengendalikan kondisi (saat) endemi. Kondisi endemi selalu ada potensi peningkatan kasus kejadian luar biasa," pungkas Nadia.

"Sekarang kita tes nih dengan ketahanan yang dimiliki, kita tambahkan proteksi dengan booster, percepat vaksinasi dosis satu dan kedua."

3 dari 3 halaman

3 Daerah Tujuan Favorit Mudik Lebaran

Untuk menjaga momentum peningkatan laju vaksinasi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, Pemerintah akan semakin mempermudah masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi.

“Pemerintah akan terus mendorong untuk menjaga momentum baik ini dan memberikan kemudahan pada masyarakat dalam menjangkau gerai-gerai vaksinasi," katanya saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/4/2022).

"Pemerintah juga akan melakukan pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan saat selesai tarawih dan tempat publik lainnya, seperti stasiun, bandara, terminal bus, pusat keramaian, dan tempat-tempat pelaksanaan mudik bersama."

Adapun Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, ada tiga daerah tujuan favorit mudik Lebaran. 

"Beberapa daerah yang menjadi tempat tertinggi untuk mudik itu adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat,” ungkapnya dalam keterangan pers, Kamis (31/3/2022) secara virtual.

Selain itu, animo untuk mudik berdasarkan survei yang dilakukan Balitbang Kemenhub terbilang sangat tinggi tahun ini. Ini karena sudah dua tahun pandemi COVID-19 tidak mudik.

“Kurang lebih 79 juta (orang) yang ingin mudik. Tentu ini bisa dimaklumi bahwa setelah dua tahun terakhir ini dilakukan pembatasan perjalanan, banyak yang ingin mudik Lebaran," ucap Budi Karya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.