Sukses

Jokowi Wanti-Wanti Kasus COVID Tak Naik Usai Mudik Lebaran 2022

Jokowi berharap kasus COVID tidak naik setelah mudik Lebaran 2022.

Liputan6.com, Bogor - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta bawahannya untuk memerhatikan sejumlah aspek dari Lebaran 1443 H. Salah satu yang ditekankan yaitu agar kasus COVID-19 tak naik lantaran mudik Lebaran 2022 sudah diperbolehkan.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, dalam keterangannya selepas mengikuti Rapat Terbatas Persiapan Idulfitri 1443 Hijriah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat baru-baru ini.

"Syukur-syukur setelah Lebaran nanti justru COVID-19 (bisa) lebih rendah dibanding yang sekarang ini," kata Muhadjir.

Oleh sebab itu, Jokowi memberikan arahan pelaksanaan vaksinasi COVID-19, terutama vaksinasi dosis dua dan booster dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Terlebih bagi warga yang akan mudik Lebaran 2022, yanag mana booster menjadi syarat mudik.

“Berdasarkan hasil uji lapangan menunjukkan bahwa booster memang menjadi faktor yang sangat determinan di dalam upaya kita untuk menekan angka kasus dan kematian COVID-19," Muhadjir melanjutkan.

Dia, menambahkan, orang yang sudah menerima vaksinasi booster memiliki tingkat ketangguhan imunitas yang berkali lipat dibanding yang belum disuntik booster. Upaya ini memberikan perlindungan optimal saat mudik Lebaran 2022.

“Dalam momentum kegiatan Ramadhan ini, terutama dalam pelaksanaan ibadah tarawih, diupayakan untuk dilaksanakan sekaligus vaksinasi COVID-19 lengkap dan booster,” ujarnya melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Dalam ratas, Jokowi juga meminta agar pelaksanaan perjalanan mudik Lebaran 2022 diatur secara tepat dan ketat sehingga tidak menimbulkan risiko-risiko yang tidak perlu.

"Masyarakat pun bisa mudik dengan selamat sampai tujuan," kata Muhadjir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mudik Lebaran Diatur

Situasi pandemi COVID-19 yang membaik membawa optimisme datangnya bulan suci Ramadhan. Pemerintah mengizinkan umat Muslim melakukan salat tarawih berjemaah dan memperolehkan mudik Lebaran 2022.

“Tahun ini, umat muslim dapat kembali menjalankan ibadah salat tarawih berjemaah di masjid dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," kata Jokowi dalam keterangan pers pada Rabu (23/3/2022) di Istana Merdeka, Jakarta.

"Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik Lebaran juga dipersilakan, diperbolehkan, dengan syarat sudah mendapatkan dua kali vaksin dan satu kali booster, serta tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” Jokowi menambahkan.

Bagi pejabat dan pegawai Pemerintah, Jokowi menegaskan, Pemerintah melarang melakukan buka puasa bersama dan juga open house saat Lebaran nanti.

3 dari 3 halaman

Jaga Kasus COVID-19 Terkendali

Jokowi kembali mengingatkan semua pihak untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Ini agar kasus COVID-19 tetap terkendali.

“Semoga tren yang semakin membaik ini dapat kita pertahankan. Saya minta kita semuanya tetap menjalankan protokol kesehatan, disiplin menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak,” pesannya.

Adapun perkembangan penanganan pandemi COVID-19 per 7 April 2022 secara nasional, angka kesembuhan harian bertambah 5.888 orang, yang terdiri 5.716 transmisi lokal dan 172 Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Sehingga angka kumulatifnya terus meningkat melebihi 5,7 juta orang sembuh atau tepatnya 5.794.602 orang (96,1 persen).

Sejalan itu, kasus aktif atau pasien positif yang membutuhkan perawatan medis, berkurang 3.844 kasus sehingga kumulatifnya 78.302 kasus (1,4 persen). Lalu, pasien terkonfirmasi positif (RT-PCR/TCM dan rapid antigen), bertambah 2.089 kasus terdiri 1.993 transmisi lokal dan 96 PPLN. Angka kumulatifnya atau jumlah pasien terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama hingga hari ini mencapai 6.028.413 kasus.

Sementara itu, pasien meninggal bertambah 45 kasus transmisi lokal dengan kumulatifnya mencapai 155.509 kasus (2,6 persen). Selain itu, hasil uji laboratorium per hari, spesimen selesai diperiksa (RT-PCR/TCM dan rapid test antigen) per hari sebanyak 129.741 spesimen dengan jumlah suspek sebanyak 4.467 kasus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.