Sukses

G20 Didesak Akui Tuberkulosis Sebagai Ancaman Kesehatan Global

Tuberkulosis (TB) atau TBC seharusnya sebagai ancaman kesehatan global

Liputan6.com, DI Yogyakarta - Deputy Executive Director Stop TB Partnership, Suvanand Sahu menyebut bahwa program Tuberkulosis (TB) dapat menjadi pijakan bagi penanganan COVID-19.

Sayangnya, program TB justru mengalami kemunduran akibat pandemi COVID-19. Berimbas pada pendanaan yang mengalami kekurangan, dan dunia tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk mengatasi TBC dan penyakit baru selama lockdown.

Padahal, kata Sahu, TB perlu terintegrasi ke dalam strategi kesiapan dan respons pandemi. Sebab, tidak menutup kemungkinan pandemi berikutnya memiliki pola penularan yang sama, yaitu melalui udara.

"Sehingga, investasi terhadap penanggulangan TBC yang merupakan penyakit menular melalui udara akan membangun ketahanan sistem kesehatan terhadap pandemi yang akan datang," kata Sahu dalam Side Event Tuberkulosis G20 Indonesia 2022 di, Sleman, DI Yogyakarta pada Rabu, 30 Maret 2022.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

TB Menjadi Ancaman Kesehatan

Sahu pun merekomendasikan agar G20 mengakui TB sebagai ancaman kesehatan global dan mengintegrasikan eliminasi Tuberkulosis ke dalam Pandemic Preparedness and Response (PPR).

Dia mengatakan bahwa G20 seharusnya menciptakan peluang untuk mendiskusikan lebih lanjut aspek-aspek teknis pendekatan 'Airborne Infection Defense Approach'.

Di kesempatan yang sama, Pulmunologist and Board of Stop TB Partnership Indonesia, Erlina Burhan, mengatakan, tak sedikit pasien TB yang selama pandemi COVID-19 tidak mengunjungi layanan kesehatan. Juga tidak melanjutkan pengobatan padahal obatnya sudah habis.

"Keterbatasan kunjungan maupun akses layanan ini dipengaruhi adanya pembatasan sosial yang dilakukan karena kondisi pandemi COVID-19," katanya.

"Sehingga kondisi ini akan meningkatkan peningkatan kasus resisten obat," Erlina menambahkan.

 

3 dari 4 halaman

Pasien TB Takut Selama COVID-19

Tidak hanya itu, selama dua tahun pandemi menyerang dunia, membuat pasien TB merasa takut lantaran gejala Tuberkulosis memiliki kemiripan dengan gejala COVID-19.

Padahal, lanjut Erlina, 3T (testing, tracing, treatment) yang diterapkan di COVID dapat diterapkan secara masif untuk menanggulangi TBC.

Oleh sebab itu, perlu adanya kolaborasi untuk mewujudkan upaya 3T yang masif sebagaimana yang dilakukan pada COVID-19.

"Bayangkan saja, vaksin COVID-19 hanya ditemukan dalam waktu satu tahun, sementara vaksin TB masih sangat lambat. Selama 94 tahun belum ada penemuan vaksin baru," katanya.

"Sehingga mewujudkan kolaborasi adalah hal penting," ujar Erlina.

Selain itu, kata Erlina, keterlibatan masyarakat juga perlu dalam penanggulangan TB, kemitraan yang aktif dari multi stakeholder dan juga pemerintah setempat.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.