Sukses

Pilih Tak Makan Daging karena Harga Naik, Ini Dampaknya

Kala konsumsi daging merah berkurang hal ini bisa berimbas pada kadar zat besi seseorang.

Liputan6.com, Jakarta - Harga bahan makanan meningkat tajam, salah satunya daging sapi. Ini membuat orang berpikir-pikir untuk berhenti mengonsumsinya atau mencari alternatif supaya uang belanja cukup untuk makan. 

Ahli gizi terakreditasi dari Queensland, Amerika Serikat, Vivienne Salu mengatakan kuncinya sebenarnya ada pada perencanaan agar tetap bisa makan dengan asupan bergizi.

"Memiliki resep dan berbelanja dengan bijak, Anda dapat menghemat banyak uang, tetapi itu semua harus dilakukan dengan perencanaan," katanya.

Salu mengatakan dengan meningkatnya biaya bahan makanan maka ada risiko kekurangan salah aspek gizi yakni zat besi. Kadar zat besi turun saat mengurangi konsumsi daging merah, khususnya di kalangan anak-anak dan wanita.

"Jika begitu, konsumsi makanan seperti sereal yang diperkaya zat besi, lalu makan makanan lain yang juga kaya zat besi, ditambah beberapa makanan tinggi vitamin C seperti jeruk, buah-buahan, jus, beri, sayuran hijau tua atau oranye atau salad untuk membantu vitamin C menyerap zat besi dari makanan rendah zat besi," kata Salu dilansir ABC Net.

Tak hanya itu, mengurangi konsumsi produk hewani bisa membuat kandungan zinc lebih rendah. Apabila Anda belum siap untuk mengambil risiko dan meninggalkan daging sama sekali, Salu menyarankan cara sederhana menambahkan lentil kalengan ke makanan yang dibuat.

“Kalau melihat membuat makanan berprotein, misalnya tumis hanya menggunakan irisan tipis daging sapi atau ayam tanpa lemak, jadi hanya perlu menggunakan 100 gram per orang, bukan fillet masing-masing 200 gram.

"Menambahkan lebih banyak sayuran, jadi Anda masih mendapatkan sedikit protein hewani untuk memberi rasa dan menikmati makanan yang enak."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Siasat agar Kebutuhan Nutrisi Tetap Terpenuhi

Ketika tekanan biaya hidup meningkat, Nutrition Australia memperingatkan mungkin ada implikasi jangka panjang bagi kesehatan suatu negara yang sudah mengalami peningkatan obesitas.

"Saya khawatir makanan yang murah, nyaman, dan diproses tinggi mungkin mulai mengambil posisi yang lebih menonjol dalam makanan orang dan itu dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan di masa depan," kata ahli gizi senior Leanne Elliston. 

Sangat penting untuk mencoba dan memprioritaskan kesehatan semaksimal mungkin selama masa-masa sulit ini dan mencari bantuan jika Anda membutuhkannya.

"Kekurangan zat besi adalah masalah dunia ketiga, tapi kita akan melihat lebih dari itu karena orang tidak mampu membeli daging," katanya.

 

3 dari 4 halaman

Kiat Belanja

Elliston mengatakan pergi berbelanja dengan perut kosong itu ide yang buruk. Pergi berbelanja saat perut lapar membuat seseorang membeli lebih dari yang dibutuhkan. 

"Coba cek apa yang sudah Anda dapatkan di lemari es dan dapur," katanya.

Sebaiknya, cobalah tetap pada rencana apa yang akan Anda berikan kepada keluarga dengan mencari ide anggaran dan resep. 

“Sekitar setengah dari resep makanan harus sayuran, sekitar seperempat bisa menjadi pilihan daging atau alternatif seperti telur, tahu, kacang-kacangan. Seperempat terakhir adalah karbohidrat, itu nasi, pasta atau kentang atau roti gandum pilihan."

4 dari 4 halaman

Infografis 7 Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.