Sukses

Kendala Pasien Kanker Selama Pandemi COVID-19

Selama pandemi, pasien kanker mengalami hambatan untuk melakukan pengobatan. Ada pula rasa kekhawatiran ganda yang merongrong pasien kanker selama pandemi.

Liputan6.com, Jakarta- Ketua Ikatan Ekonom Kesehatan Indonesia (IEKI), dr Hasbullah Thabrany mengungkapkan bahwa selama pandemi COVID-19, pasien kanker maupun penyintasnya diminta untuk lebih berhati-hati.

"Kondisi badan yang mempunyai beban melawan sel-sel kanker sangat rawan kalau kemasukan tambahan musuh yang namanya COVID-19," ujar Hasbullah dalam seminar media pada Sabtu, (5/3/2022).

"Sehingga memang terjadi penurunan penggunaan entah itu untuk kontrol, pengobatan, kemoterapi. Kemo sangat mengganggu kondisi badan sehingga kita lihat di dalam klaim BPJS juga ada penurunan," tambahnya.

Hasbullah menjelaskan, kondisi tersebut memang sudah terlihat dari data-data milik BPJS Kesehatan bahwa ada klaim yang dilakukan oleh pasien kanker mengalami penurunan selama pandemi.

"Logic-nya memang karena penderita kanker adalah kelompok yang high risk. Sama kayak saya karena diabetes, jadi high risk. Jadi jauh-jauh, kalau bisa jangan berteman dulu dengan COVID," kata Hasbullah.

Melihat kondisi saat ini, Hasbullah menuturkan bahwa kondisi terkait COVID-19 sudah mulai melandai. Sehingga diharapkan pengobatan kanker bisa berjalan kembali seperti semula.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ketakutan bertambah

Terlebih menurut Ketua Cancer Information and Support Center (CISC), Aryanthi Baramuli, ketakutan pasien kanker juga bertambah selama pandemi COVID-19.

"Masalah psikologis pasien, saya pun merasakan takutnya. Jadi double takut gitu. Menghadapi kankernya khawatir, menghadapi pandeminya juga khawatir," kata Aryanthi.

Namun Aryanthi menjelaskan, apabila sedang dalam pengobatan kanker dan memiliki jadwal diagnosis, operasi, kemoterapi, radioterapi, targeted therapy, maka sebenarnya harus dilakukan dengan tepat waktu.

"Bisa menggunakan telemedisin. Itu mungkin saran dari saya, tidak usah khawatir. Dikonsultasikan saja pada dokter," ujar Aryanthi.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.