Sukses

Wajib Tahu, 3 Jenis Pelecehan Emosional dalam Hubungan Asmara

Psikolog klinis dan terapis seks di Honolulu, Amerika Serikat Janet Brito, PhD, menjelaskan terkait tiga jenis pelecehan emosional yang dapat terjadi dalam hubungan asmara.

Liputan6.com, Jakarta - Psikolog klinis dan terapis seks di Honolulu, Amerika Serikat Janet Brito, PhD, menjelaskan terkait tiga jenis pelecehan emosional yang dapat terjadi dalam hubungan asmara.

Pelecehan emosional merupakan perlakuan yang tidak menyenangkan tapi tidak terlihat jelas layaknya pelecehan fisik.

Tiga jenis perlakuan yang masuk ke dalam ranah pelecehan emosional yakni penolakan, kritik, dan kontrol.

Penolakan

Menurut Janet, penolakan adalah cara untuk menanamkan keraguan dalam diri pasangan.

Misalnya, korban mengemukakan bahwa apa yang dilakukan pelaku adalah salah dan menyakiti hatinya. Namun, alih-alih meminta maaf, pelaku malah menolak perkataan korban dan mengatakan bahwa itu adalah kesalahan korban sendiri.  

“Tiba-tiba, kebenaran tampak kabur. Pada akhirnya, titik penolakan adalah membuat Anda meragukan diri sendiri dan persepsi Anda sendiri,” kata Janet mengutip Womens Health Selasa (1/3/2022).

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kritik

Selain penolakan, kritik juga termasuk dalam pelecehan emosional. Jika pelaku terus-menerus merendahkan korban, kemungkinan besar korban berada dalam hubungan yang kasar secara emosional dan beracun atau toxic relationship.

“Ini berbahaya, karena satu komentar mungkin bukan masalah besar, tetapi sedikit demi sedikit, pelecehan itu menghancurkan harga diri Anda.”

Kritik dapat berupa komentar negatif, misalnya bahwa hal-hal yang dilakukan korban tidak penting dan tidak berharga.

“Atau mungkin pasangan mengomentari penampilan Anda secara negatif. Semakin banyak Anda mendengarnya, semakin Anda mulai percaya bahwa itu benar (walaupun sebenarnya tidak).”

Ketika korban percaya itu benar, korban dapat mulai berpikir bahwa pelaku (pasangannya) adalah satu-satunya orang yang ia miliki dalam hidup dan pikiran ini hanya menarik korban lebih dalam ke pelukan pelaku.

3 dari 4 halaman

Kontrol

Ketika pasangan terlalu posesif dan memberikan kontrol berlebih, maka itu sudah termasuk pelecehan emosional.

Misalnya, pasangan tidak mengizinkan untuk berkumpul dengan teman atau bahkan keluarga serta membatasi berbagai kegiatan yang biasanya dilakukan sehari-hari.

“Anda mungkin mendengar banyak aturan dan batasan dari pasangan yang sebenarnya tidak Anda setujui tapi Anda harus mematuhinya agar tidak mengecewakan mereka. Kontrol adalah cara untuk membuat Anda tetap terkendali," jelas janet.

Kontrol dapat meluas ke semua aspek kehidupan, seperti siapa yang dapat korban lihat dan ke mana saja korban diperbolehkan pergi. Pelaku bahkan selalu mengecek ponsel korban untuk memeriksa ulang apakah korban mematuhi aturan yang telah dibuat.

4 dari 4 halaman

Infografis Kekerasan dalam Pacaran

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.