Sukses

Kasus COVID-19 Omicron di Luar Jawa-Bali Diprediksi Akan Naik, Kemenkes Beberkan Antisipasinya

Saat ini, tren kenaikan kasus COVID-19 di luar Jawa dan Bali sudah mulai terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan RI, dr Dante S Harbuwono, mengungkapkan bahwa saat ini kasus COVID-19 di Indonesia sedang didominasi oleh varian Omicron.

Meski begitu, varian lainnya seperti Delta dan Alpha sebenarnya juga masih berkeliaran. Hanya saja, jumlahnya terbilang lebih rendah daripada varian Omicron. 

Terkait hal tersebut, penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia pun terbagi menjadi dua yakni di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali. Mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan.

Artinya, perlu ada transmisi yang dilakukan oleh masyarakat antarpulau sebelum akhirnya terjadi sebuah penyebaran.

"Kita melihat bahwa kalau ada kasus di Jawa, terutama Jakarta dan sekitarnya Jabodetabek meningkat, itu asal awalnya berasal dari PPLN yang masuk dari luar ke Indonesia," ujar Dante dalam keterangan langsung bersama Radio Kesehatan ditulis Kamis (24/2/2022).

"Selanjutnya berkembang karena penularan menjadi transmisi lokal, dan transmisi lokal ini berkembang ke daerah-daerah lain termasuk daerah di luar Jawa dan Bali," tambahnya.

Dante menjelaskan, pada beberapa minggu lalu varian Omicron mendominasi di Jawa dan Bali. Namun saat ini telah mengalami pergeseran ke luar Jawa dan Bali.

"Saat ini di Jawa-Bali sekitar 72-78 persen, dan di luar Jawa-Bali itu sudah mencapai 28 persen," kata Dante.

Terlebih menurut Dante, bukan tidak mungkin nantinya ketika kasus di Jawa-Bali sudah menurun, kenaikan kasus kembali terjadi akibat transmisi lokal di luar Jawa-Bali.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Strategi hadapi kenaikan kasus

Dalam kesempatan tersebut, Dante mengungkapkan bahwa Kemenkes telah menyusun beberapa strategi untuk menghadapi kenaikan kasus.

Pertama, dengan mempelajari karakter virus dengan baik. Dalam hal ini, varian Omicron dianggap lebih cepat menular meski memiliki gejala yang lebih ringan.

"Karena mudah sekali menular, maka strategi yang harus dilakukan adalah melakukan penggiatan protokol kesehatan yang lebih masif di masyarakat berkesinambungan dan terus-menerus," ujar Dante.

Kedua, terkait dengan tingkat keparahan (severity) varian Omicron dinilai kecil. Sehingga strategi yang dilakukan berupa isolasi mandiri untuk mereka dengan kategori tidak bergejala dan ringan.

"Dengan begitu kita bisa melakukan penanganan Omicron ini secara proporsional berdasarkan karakteristik yang dipunyai oleh Omicron ini secara umum," kata Dante.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.