Sukses

Asal Mula Cokelat Jadi Hadiah Hari Valentine

Dari mana sebenarnya tradisi merayakan Hari Valentine dengan cokelat berasal?

Liputan6.com, Jakarta - Valentine's Day atau perayaan Hari Valentine identik dengan cokelat. Penganan manis itu seolah menjadi simbol cinta bagi banyak pasangan atau calon pasangan di seluruh dunia. Tapi, dari mana sebenarnya tradisi merayakan hari kasih sayang dengan cokelat berasal?

Jika melihat dari sejarahnya, semulai perayaan Hari Valentine tidak berkaitan dengan hari libur romantis. Tulisan pertama yang menyebut St. Valentine's Day sebagai hari libur romantis terdapat dalam karya Geoffrey Chaucer pada 1382, seperti dilansir situs History.

Muncul fokus baru pada cinta yang sah dan murni pada periode abad pertengahan. Dan sejak itulah muncul ikonografi yang saat ini familiar.

Para ksatria memberikan bunga mawar pada para gadis dan merayakan keindahan mereka melalui nyanyian dari jauh. Hanya saja, gula masih menjadi komoditi berharga di Eropa sehingga tak ditemukan bukti gula-gula atau permen sebagai hadiah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cokelat dan Hadiah Hari Valentine

Hari Valentine mulai menjadi libur yang dikaitkan dengan cinta romantis di negara-negara berbahasa Inggris sejak 1840-an.

Pada era Victoria, Hari Valentine dirayakan dengan saling berkirim kartu ucapan. Hingga kemudian hadir Richard Cadbury yang berasal dari keluarga pemilik pabrik cokelat. Richard Cadbury lah yang berperan dalam sejarah penjualan cokelat di libur Valentine.

Kala itu, keluarga Cadbury baru menemukan teknik pengolahan cokelat yang menghasilkan ekstrak kakao murni dari biji cokela utuh. Teknik tersebut menghasilkan minuman cokelat yang lebih lezat dari yang biasa diminum oleh masyarakat Inggris.

Proses ekstraksi cokelat itu pun menghasilkan mentega kakao berlebih yang kemudian digunakan Cadbury untuk menciptakan berbagai varian cokelat.

Richard Cadbury pun menangkap peluang pemasaran dari jenis baru varian cokelat. Dia menjual produknya dengan kemasan indah yang didesainnya sendiri.

Sejak saat itulah, cokelat dengan berbagai bentuk cantik hadir dalam kemasan kotak berbentuk hati. Meski Richard Cadbury tidak mempatenkan kemasan cokelat berbentuk hati itu, dipercaya dialah yang semula mengemas cokelat dengan kotak tersebut.

Ada dua tujuan Cadbury memasarkan produk mereka dalam kemasan, yaitu ketika semua cokelat telah habis dimakan, kemasannya masih dapat digunakan kembali sebagai wadah surat-surat cinta atau pun pernak-pernik hiasan rambut. Kotak itu pun bisa menjadi kenang-kenangan.

Bentuk kemasan cokelat semakin berkembang hingga Perang Dunia II. Kala itu konsumsi gula dibatasi dan perayaan Hari Valentine tak lagi sesemarak sebelumnya. Meski demikian, kotak cokelat Cadbury dari era Victoria masih ada. Beberapa disimpan sebagai warisan keluarga atau barang bernilai yang dihargai oleh kolektor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini