Sukses

Kemenkes Prediksi Puncak Omicron Terjadi pada Awal Maret 2022

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, angka penularan kasus COVID-19 varian Omicron terjadi sangat cepat. Ia memprediksi, puncak kasus Omicron terjadi di akhir Februari atau awal Maret 2022.

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, angka penularan kasus COVID-19 varian Omicron terjadi sangat cepat. Ia memprediksi, puncak kasus Omicron terjadi di akhir Februari atau awal Maret 2022.

“Puncak kasus yang bisa diprediksi itu 3 kali sampai dengan 6 kali lebih tinggi,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (10/2/2022).

Nadia mengatakan, penambahan kasus COVID-19 sebanyak 40.000 hari ini memang lebih rendah dibandingkan kemarin yang mencapai 47.000 kasus. Namun ia mengingatkan untuk tetap waspada karena kecepatan penularan yang harus menjadi perhatian.

“Varian omicron ini sangat cepat menular walau secara proporsi angka kesakitan atau kematian jauh lebih rendah,”katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jumlah rawat inap dan meninggal lebih rendah

Walaupun demikian peningkatan yang sangat signifikan dari Omicron ini tidak berbanding lurus dengan peningkatan kasus-kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, lanjut Nadia.

“Hanya tetap bahwa kita harus waspada masyarakat yang tentunya tidak bergejala atau gejala ringan seperti misalnya batuk pilek demam, sakit tenggorokan dan saturasi oksigen lebih dari 95% diharapkan untuk dapat melakukan isolasi Mandiri baik di rumah ataupun di tempat-tempat isolasi terpusat yang sudah disediakan,” jelasnya.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa vaksinasi masih menjadi upaya proteksi diri untuk mencegah keparahan penyakit, terutama bagi orang-orang yang memiliki komorbid.

“Vaksinasi menyebabkan kasus-kasus lebih ringan dan tentunya saat ini vaksinasi Booster sudah bisa diakses di seluruh kabupaten kota, tidak terbatas pada kriteria-kriteria capaian vaksinasi dosis satu dan dosis kedua sehingga kami harapkan lansia bisa mendapatkan vaksinasi karena saat ini jumlah lansia yang mendapatkan dosis 1 masih cukup rendah baru 55%,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini