Sukses

Kominfo RI Perkuat Komunikasi Publik Terkait Pencegahan Stunting

Komunikasi publik dirasa penting guna mengatasi masalah stunting yang harus segera turun pada 2024

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI), Usman Kansong menyatakan bahwa pihaknya tengah mengoptimalkan komunikasi publik guna mencegah stunting.

Oleh sebab itu, perlu adanya strategi komunikasi publik dan koordinasi dengan lembaga terkait, seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Menurut Usman, komunikasi publik sangat penting untuk mengedukasi masyarakat terkait suatu kondisi yang mengganggu tumbuh kembang fisik dan otak seorang anak. Stunting tak hanya bikin anak kerdil, tapi juga tidak pintar di masa depan.

"Sasaran komunikasi publik ini adalah pasangan usia subur atau calon pengantin, ibu hamil, serta ibu setelah melahirkan," kata Usman dalam diskusi Strategi Komunikasi Stunting Tahun 2022.

Dijelaskan Usman, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu setelah melahirkan adalah target pencegahan stunting. Sebab, stunting terjadi pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak bayi masih dalam kandungan hingga berusia dua tahun.

Menurut Usman, kearifan lokal juga merupakan salah satu materi yang dapat digunakan dalam penyusunan strategi kebijakan publik pencegahan stunting di Indonesia. Salah satu kearifan lokal adalah makanan.

Misalnya, kata Usman, jagung di Gorontalo bisa dipakai untuk mengatasi masalah nutrisi. Selain itu, di Sukabumi sanitasi juga harus diperhatikan oleh pemerintah daerah untuk program mencegah stunting.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Strategi Kominfo Dalam Mencegah Stunting

Sedangkan dalam upaya memberi pemahaman kepada masyarakat, khususnya kepada calon pengantin, ibu hamil, dan ibu setelah melahirkan, Kominfo melakukan berbagai strategi komunikasi publik untuk menyebarluaskan informasi terkait stunting.

Adapun strategi yang dilakukan adalah pertama, produksi konten; kedua, komunikasi publik dengan target masyarakat luas melalui media seperti televisi, radio, media cetak, dan media luar ruang; ketiga, komunikasi publik dengan target spesifik yaitu pasangan usia subur/ calon pengantin, ibu hamil, serta ibu setelah melahirkan melalui forum hybrid Generasi Bersih dan Sehat (GENBEST) dan pertunjukan rakyat; keempat, Kominfo RI juga menerapkan strategi gabungan dan melalui kampanye ruang digital maupun media daring.

Usman, menekankan, Indonesia hingga saat ini masih dihadapkan pada permasalahan stunting, yakni kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 HPK.

"Stunting pada akhirnya mengakibatkan pertumbuhan anak terganggu, salah satunya tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya," kata Usman.

Menghadapi stunting, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dengan target angka prevalensi stunting turun menjadi 14 persen pada 2024.

Melalui Perpres tersebut, kata Usman, pemerintah juga telah menyiapkan intervensi percepatan penurunan stunting yang dibagi menjadi tiga fase, yakni fase calon pengantin atau calon pasangan usia subur atau pranikah, fase hamil, serta fase pasca salin atau pasca melahirkan atau interval.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.