Sukses

Bahaya Kompor Gas untuk Lingkungan, Bahkan Saat Kondisi Mati

Dalam kondisi mati pun kompor gas berbahaya untuk lingkungan

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan kompor gas dan oven ternyata bisa berbahaya bagi lingkungan, termasuk saat kompor dimatikan.

Saat kompor gas dinyalakan, kadar nitrogen oksida yakni polutan udara yang dapat mengganggu kesehatan ini melampaui batas paparan keselamatan di luar ruangan dalam beberapa menit. 

Namun, Anda bisa membantu mengurangi paparan nitrogen oksida dengan vantilasi dapur yang bagus, terutama di rumah yang kecil. Seperti membuka jendela atau menyalakan kipas, tapi ini bukan solusi yang sempurna. 

Dikutip dari Very Well Health, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Stanford University, dijelaskan bahwa kompor gas melepaskan metana dan polutan udara di dalam rumah.

Para peneliti mengukur emisi metana dari 53 rumah di California dan menemukan bahwa gas rumah kaca bocor dari kompor gas, oven, dan alat pemanggang daging, bahkan ketika kondisinya mati. 

Menurut penelitian tersebut, kebocoran metana dari semua kompor AS selama periode 20 tahun mungkin berdampak yang sama seperti emisi karbon dioksida dari setengah juta mobil setiap tahun.

Selama dua dekade, metana 86 kali lebih kuat pada pemanasan dari karbon dioksida.

Saat kompor gas digunakan, metana diubah menjadi karbon dioksida, yang tetap berada di atmosfer selama ratusan hingga ribuan tahun. Tetapi hanya membutuhkan waktu sekitar satu dekade untuk metana terurai. Ini berarti bahwa pengurangan emisi metana dapat membantu mengekang pemanasan global dalam waktu dekat. 

Penulis utama studi ini dan ilmuwan senior di PSE Healthy Energy, Eric Lebel, PhD, awalnya berfokus pada emisi metana dari penyimpanan dan pemanas air tanpa tangki sebelum melanjutkan untuk menyelidiki peralatan dapur. 

"Kompor langsung ada di rumah orang. Mereka tidak diharuskan memiliki ventilasi seperti peralatan lainnya," kata Lebel.

Paparan Nitrogen Oksida dari Kompor Gas

Para peneliti juga mengukur nitrogen oksida, sekelompok gas yang dapat menjadi racun, terutama bagi penderita asma, penyakit paru obstruktif kronik, atau penyakit jantung.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), paparan nitrogen oksida kronis juga dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru permanen atau infeksi pernapasan lainnya pada anak-anak. 

Peneliti menemukan tidak seperti emisi metana, tingkat nitrogen oksida sebanding dengan penggunaan kompor.

Lebel mengatakan bahwa ukuran, intensitas, dan jumlah pembakar gas semuanya dapat berkontribusi pada konsentrasi keluaran nitrogen oksida yang lebih tinggi.

Studi tersebut menunjukkan bahwa rumah dengan ventilasi yang buruk dapat melampaui batas keamanan dalam beberapa menit penggunaan kompor, terutama di dapur yang lebih kecil.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cara Aman Gunakan Kompor Gas  

Lebel menyarankan untuk membatasi konsentrasi nitrogen oksida dengan menyalakan vent hood atau penyedot asap kompor, jika Anda memilikinya. Apabila tidak, membuka jendela atau menyalakan kipas angin (exhaust fan) juga dapat membantu. 

Namun, Lebel menjelaskan penelitian lain menunjukkan bahwa efektivitas vent hood dapur bervariasi. Misalnya, kipas angin tidak seefektif vent hood dalam mengendalikan polutan

"Sebuah ventilasi tidak akan sepenuhnya menyelesaikan masalah," kata Lebel.

"Kita perlu memiliki standar ventilasi yang lebih baik untuk mengakomodasi tingkat emisi dari kompor ini," ujarnya. 

Ventilasi yang efisien dapat mengurangi risiko paparan nitrogen oksida, namun tidak dapat benar-benar mengurangi emisi metana.

Lebel mengatakan bahwa tingkat metana yang dilaporkan dalam penelitian ini tidak mengancam kesehatan, tetapi mempengaruhi lingkungan.

3 dari 3 halaman

Infografis Ladang Gas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.