Sukses

Diabetes Perlu Ditangani dengan Baik agar Terhindar dari Risiko Gagal Jantung

Penderita diabetes berisiko mengalami berbagai komplikasi seperti gagal jantung, ginjal, otak, dan syaraf.

Liputan6.com, Jakarta - Spesialis penyakit dalam dr Ferica Valentine Kuhuwael, Sp.PD menjelaskan, salah satu komplikasi yang banyak terjadi akibat diabetes adalah gagal jantung. Ferica menjelaskan, seseorang yang mengalami diabetes umumnya tidak bisa sembuh sempurna. Sehingga yang bisa dilakukan adalah menjaga kadar gula darah tetap normal. Hal itu guna mencagah berbagai komplikasi yang bisa terjadi.

Diabetes atau kencing manis merupakan penyakit metabolisme jangka panjang atau disebut kronis. Diabetes memiliki beberapa tipe, tipe pertama, kedua, dan gesatasional.

Pada diabetes tipe pertama, kegagalan pankreas mengakibatkan penurunan produksi insulin yang berfungsi menstabilkan kadar gula dalam darah. Sedangkan pada diabetes tipe kedua, terjadi 'Resistensi Insulin' yang disebabkan oleh gaya hidup karena kurang berolahraga, obesitas karena asupan makanan dan lainnya.

"Kemudian dikenal juga tipe Diabetes Gestasional yang terjadi pada ibu hamil, walaupun tidak semua ibu hamil akan mengalami diabetes tipe ketiga ini. Terdapat beberapa tanda dan gejala umum penderita diabetes seperti berat badan turun drastis, cepat lapar dan haus sering serta sering buang air kecil," tutur Ferica melalui live Instagram bersama Klinik Gagal Jantung Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jumat (28/01/2022).

Mengutip studi yang dilakukan Framingham Heart Studi, terungkap bahwa risiko gagal jantung dua kali lebih tinggi terjadi pada pria, dan lima kali pada wanita yang memiliki diabetes. Risiko terkena gagal jantung pun akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia dan durasi diabetes yang dialami.

Karenanya, Ferica menyarankan agar invidu dengan diabetes untuk mengelola pola makan dan berolahraga. Selain itu, penderita diabetes pun perlu melakukan pemeriksaan rutin, salah satunya melalui pemeriksaan laboratorium.

"Tujuannya mendeteksi antara lain mengetahui kadar gula darah agar dokter dapat mendiagnosa dan memberi cara pengobatan yang efektif," tutur Ferica yang berpraktik di Siloam Hospitals Kebon Jeruk.

Sebelum mengecek kadar gula darah puasa serta pemeriksaan HbA1C, Ferica mengarankan agar lebih dulu berpuasa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan Diabetes dan Gagal Jantung serta Penyakit lain

Penderita diabetes berisiko mengalami berbagai komplikasi seperti gagal jantung, ginjal, otak, dan syaraf. Risiko gagal jantung pada orang yang memiliki diabetes, 2-4 kali lebih tinggi. Kondisi gagal jantung tanpa diabetes diketahui berbahaya. Namun, akan lebih berbahaya jika penderita gagal jantung pun memiliki diabetes.

Hal ini disebabkan karena fungsi pompa jantung yang melemah menyebabkan sirkulasi tubuh terganggu. Ditambah dengan diabetes yang dapat meningkatkan risiko infeksi ke organ lain seperti paru-paru, saluran kemih dan lainnya.

"Risiko ini mengurangi kesempatan hidup pasien," imbuh Ferica

Penanganan yang akan dilakukan dokter fokus pada menstabilkan gula darah, gaya hidup, makanan akan sangat 'krusial' dan pengobatan yang mungkin akan diubah dosis atau jenis obat diabetes sesuai anjuran dokter.

Namun penting untuk dipahami pengobatan diabetes akan terus berlangsung seumur hidup dan adalah tidak benar bahwasannya obat gula akan merusak ginjal. Justru komplikasi terhadap ginjal akan terjadi pada penderita kencing manis yang tidak terkontrol dan tentunya dokter akan berikan obat yang menyesuaikan dengan kondisi ginjal setelah tegaknya diagnosis.

"Berolahraga secukupnya adalah salah satu terapi diabetes karena dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada tubuh sehingga gula dapat diserap jaringan-jaringan tubuh yang tentunya membuat kadar gula dalam darah akan turun. Karena komplikasinya sampai ke gagal jantung, waspadalah terhadap penyakit diabetes ini,"  pungkas Ferica.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.