Sukses

BPA dalam Air Kemasan Sebabkan Infertilitas, Menkes Hingga Pakar Angkat Bicara

Dijelaskan bahwa tidak ada bukti BPA dalam air kemasan bisa sebabkan infertilitas.

Liputan6.com, Jakarta - BPA dalam air kemasan disebut dapat menyebabkan masalah kesuburan atau infertilitas. Menanggapi hal ini, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo, mengatakan, butuh riset mendalam guna membuktikannya.

Menurut Hasto, isu tersebut perlu dibuktikan melalui penelitian antar sentra pendidikan. Kalau baru info awal dan belum berbasis bukti yang level of evidence-nya kuat, perlu berhati-hati saat menyampaikannya ke publik

"Itu masih butuh riset multi  saya kira agar menjadi bukti yang kuat," kata Hasto dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 3 Februari 2022.

Dijelaskan Hasto, informasi mengenai BPA dalam air kemasan bisa menyebabkan infertilitas perlu melihat hasil penelitian dari sentra pendidikan di Universitas Gadja Mada (UGM), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Indonesia (UI). Ditambah lagi di Singapura, Amerika Serikat, dan negara-negara lain.

"Setelah itu baru hasilnya dipadukan dan dilihat seperti apa kesimpulannya. Kalau baru info awal dan belum berbasis bukti yang level of evidence-nya kuat, itu harus hati-hati," ujarnya.

Orang nomor satu di BKKBN sekaligus membantah spekulasi dari pihak-pihak yang anti terhadap penggunaan air kemasan galon polikarbonat yang digunakan masyarakat selama puluhan tahun secara aman.

Pihak lain yang mengomentari isu tersebut adalah Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin yang menegaskan bahwa air kemasan galon guna ulang aman untuk digunakan, baik anak-anak maupun ibu hamil.

Menkes Budi, mengatakan, isu-isu seputar bahaya penggunaan air kemasan air guna ulang adalah hoax.

Selain Hasto dan Menkes Budi, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo SpPD-KHOM, FINASIM, FACP menyampaikan pendapatnya terkait BPA yang terdapat dalam air galon guna ulang. Aru mengatakan bahwa belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker.

Menurut dia, 90-95 persen kanker itu dari lingkungan atau environment,"Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian aii galon itu menyebabkan kanker.".

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pendapat Pakar Lain

Di sisi lain, dokter spesialis kandungan, Dr M Alamsyah Aziz SpOG (K) M.Kes KIC mengatakan bahwa sampai saat ini dirinya tidak pernah menemukan adanya gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air galon.

Oleh sebab itu, pria yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) meminta para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan kemasan AMDK galon guna ulang, karena aman dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun pada janinnya.

Pakar polimer dari ITB, DR Ahmad Zainal, juga menyayangkan adanya narasi yang salah dalam memahami kandungan BPA dalam galon guna ulang berbahan Polikarbonat (PC). Sebagai pakar polimer, Ahmad melihat PC itu merupakan bahan plastik yang aman.

Ahmad, mengatakan, antara BPA dan PC itu dua hal yang berbeda. Banyak orang salah mengartikan antara bahan kemasan plastik Polikarbonat dan BPA sebagai prekursor pembuatnya.

Menurut dia, beberapa pihak sering hanya melihat dari sisi BPA-nya saja yang disebutkan berbahaya bagi kesehatan tanpa memahami bahan bentukannya yaitu Polikarbonatnya yang aman jika digunakan untuk kemasan pangan.

Dijelaskan Ahmad bahwa BPA itu memang ada dalam proses untuk pembuatan plastik PC. Dia mengibaratkannya seperti garam NaCl (Natrium Chlorida), di mana masyarakat bukan mau menggunakan Klor yang menjadi bahan pembentuk garam itu, tapi yang digunakan adalah NaCl yang tidak berbahaya jika dikonsumsi.

"Jadi dalam memahami ini, masyarakat harus pandai mengerti agar tidak dibelokkan oleh informasi yang bisa menyesatkan dan merugikan," kata Zainal.

Dia juga berharap berita-berita yang terkait BPA galon guna ulang harus dijelaskan secara ilmiah dan jangan dikontroversikan menurut ilustrasi masing-masing yang bisa menyesatkan.

"Jadi, harus dengan data ilmiah sehingga masyarakat kita akan memahami dan bisa mengambil keputusan sendiri," ujarnya.

Tak hanya itu, Kemenkominfo melalui laman resminya juga sudah menyatakan bahwa berita-berita yang ada di media yang menyatakan galon guna ulang itu berbahaya sebagai berita hoax atau telah terjadi disinformasi.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.