Sukses

Tak Sehat, Ini 5 Ciri Teman Kantor yang Toksik

Jika seorang teman kerja mulai membuat Anda merasa tidak nyaman, perhatikanlah tanda-tanda berikut

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki orang kepercayaan yang dekat di kantor dapat membuat hari yang panjang berjalan lebih cepat dan menjadi dorongan yang Anda butuhkan saat bekerja. Namun, ketika seorang teman kantor mulai melewati batas-batas itu, itu adalah tanda peringatan.

Apa yang membuat hubungan ini unik adalah Anda harus mengelola keseimbangan yang rumit antara menjadi rekan kerja tapi juga teman, kata Jessica Methot, peneliti manajemen sumber daya manusia di Rutgers University.

“Anda harus memiliki tingkat rasa hormat profesional serta tingkat rasa hormat pribadi,” ucap Methot, dikutip dari Huffpost, Kamis (27/1/2022). 

"Jika salah satu dari itu dikompromikan, hubungan itu tidak akan bertahan." 

Berikut adalah beberapa tanda bahaya yang menunjukkan bahwa persahabatan kerja tidak lagi sehat dan bahkan dapat menjadi racun bagi karier dan kesejahteraan Anda, menurut Huffpost.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Mengharapkan Selalu Didukung

Di tempat kerja, Anda tidak bisa menunjukkan bias semacam ini kepada satu rekan kerja. Seorang teman yang baik memahami bahwa Anda perlu mempertahankan batasan profesional ini untuk melakukan pekerjaan.

Namun, seorang teman kerja yang toksik mungkin mengharapkan Anda untuk memihak mereka dalam perselisihan proyek atau memberi tahu mereka informasi orang dalam yang Anda dengar dari rapat. Ia juga bakal kesal jika Anda tidak membagikannya.

2. Pekerjaan akan terancam jika mengakhiri pertemanan

Tanisha Ranger, psikolog klinis yang berbasis di Nevada, AS, mengatakan mempertahankan persahabatan karena takut tidaklah sehat untuk Anda. Selain itu juga bikin suasana di kantor tidak nyaman. Jadi, lebih baik mundur perlahan-lahan dari orang ini. 

 

3 dari 5 halaman

3. Teman kerja mengkhianati kepercayaan

Merasa dikhianati adalah salah satu dari lima alasan utama kegagalan pertemanan kerja, menurut penelitian Sias. Dalam salah satu contohnya, seorang wanita menemukan temannya yang seharusnya memeriksa file kantornya tanpa izin, dan itu mengakhiri kepercayaan di antara mereka.

Persahabatan yang baik  seharusnya dibangun di atas rasa saling percaya.

Pengkhianatan tidak harus selalu besar. Ini juga bisa menjadi akrual dari penghinaan dan penolakan yang tampaknya kecil yang membuat Anda bertanya-tanya apakah teman Anda benar-benar dapat dipercaya. 

Mereka mungkin mengungkapkan informasi pribadi Anda kepada orang lain, atau mereka mungkin menggunakan informasi yang Anda bagikan secara rahasia untuk keuntungan profesional mereka sendiri, kata Methot.

“Mereka mungkin menyembunyikan informasi yang berguna untuk pekerjaan dan perkembangan Anda.”

Methot menambahkan, “Mereka tidak ingin Anda sukses, bahkan jika mereka peduli dengan Anda sebagai pribadi. Semua ini benar-benar mempertanyakan fondasi kepercayaan dalam hubungan.”

4 dari 5 halaman

4. Dapat reputasi buruk dengan bergaul dengan mereka

Penelitian telah menemukan bahwa berada di sekitar orang dengan sikap dan reputasi buruk membuat kita lebih cenderung menjadi tidak beradab.

“Jika reputasi kerja Anda mulai dianggap mirip dengan reputasi negatif teman Anda hanya karena Anda berdua sering 'terlihat bersama', itu bisa menjadi masalah,” kata Jennifer Tardy, konsultan keragaman dan inklusi.

Ranger mengatakan dinamika kerja yang beracun dapat mendorong Anda untuk mengatakan dan melakukan hal-hal yang tidak akan Anda lakukan sendiri. Jika "Anda mendapati diri Anda benar-benar kejam dan suka bergosip dengan cara yang tidak Anda lakukan di luar hubungan kerja ini," itu pertanda hubungan itu tidak sehat, katanya.

5. Berkumpul bersama membuat Anda merasa ketakutan daripada kegembiraan

Dalam dinamika persahabatan kerja yang tidak sehat, kata Methot, mungkin ada perasaan campur aduk yang membuat orang sulit mengetahui apakah mereka harus mengakhiri persahabatan atau tidak.

“Ini bukan titik balik di mana tiba-tiba kita benar-benar membenci orang ini. Ini rasa ambivalensi,” katanya. 

“Jika ada bagian dari kita yang masih peduli dengan mereka atau tidak bisa benar-benar mencari cara untuk mendamaikan ambivalensi ini, itu akan menghabiskan lebih banyak energi mental kita.”

Dalam kasus ini, Methot menyarankan untuk memperhatikan apakah Anda merasa bersemangat untuk berbicara dan belajar dari orang ini atau apakah interaksi Anda membuat Anda lelah. Itu akan membantu Anda mengetahui apakah hubungan itu masih bermanfaat. Berbicara dengan pihak luar, seperti teman yang tidak bekerja sama dengan Anda, juga dapat membantu.

“Jika Anda merasa tidak nyaman, bahkan jika Anda tidak dapat menyebutkan alasannya, penting untuk menghormatinya,” kata Ranger. "Jika Anda merasa tidak nyaman di sekitar mereka, itu pertanda baik bahwa ada sesuatu yang salah."

 

Reporter: Lianna Leticia

5 dari 5 halaman

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.