Sukses

Muncul KIPI pada Anak Usai Vaksinasi COVID-19, Harus Bagaimana?

KIPI yang biasanya muncul usai vaksinasi juga biasanya bersifat ringan atau menengah.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof DR Dr Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.TropPaed mengungkapkan bahwa KIPI yang muncul usai melakukan vaksinasi COVID-19 merupakan hal yang wajar.

KIPI yang biasanya muncul usai vaksinasi juga biasanya bersifat ringan atau menengah. Seperti nyeri di area bekas suntikan, demam, atau nyeri kepala.

"Anak itu tidak bisa menyembunyikan ekspresinya. Kalau sakit, dia ekspresinya terlihat. Jika anak terasa tidak nyaman, istirahat. Kalau perlu obat, berikan obat segera," ujar pria yang kerap disapa Prof Hinky dalam seminar media pada Sabtu, 22 Desember 2022.

"Kalau dia demam, segera. Jangan ditunda, tidak akan mempengaruhi daya kebal yang akan diperoleh, dan minum air putih yang cukup," tambahnya.

Hinky menjelaskan, kalau muncul nyeri di area bekas suntikan, maka sebaiknya tangan tetap digerakan dan digunakan seperti biasanya. Namun jika perlu, Anda pun bisa mengompresnya.

"Apabila perlu, kompres di bagian nyeri dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin," kata Hinky.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bagaimana jika reaksi tak mereda?

Dalam kesempatan yang sama, Hinky juga mengatakan bahwa KIPI yang terjadi usai vaksinasi juga bisa berbeda pada masing-masing anak dan biasanya akan hilang dalam beberapa hari.

"Memang ada yang mengalami KIPI yang kuat, namun ada juga yang enggak. Jadi semua ini normal, bisa terjadi. Sangat individual tergantung dari seseorang. Tapi biasanya hilang sendirinya dalam beberapa hari," ujar Hinky.

Sementara, menurut Hinky, anak bisa dibawa untuk berobat jika mengalami KIPI yang lebih dari 48 jam usai vaksinasi dilakukan. Mengingat penyakit yang ada tidak hanya COVID-19, melainkan juga DBD (demam berdarah dengue).

"Biasanya KIPI demam, pulih dalam satu dua hari. Jadi kalau lebih dari 48 jam, lebih lama dari 48 jam, periksa, tes COVID-19. Diagnosis paling pertama adalah terkena COVID-19," kata Hinky.

"Namun jangan lupa, sekarang ini Dengue dari awal COVID-19 sampai hari ini masih ada, demam berdarah masih ada. Bahkan ada yang berakibat fatal kemarin, jadi juga cek demam berdarahnya," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.