Sukses

Sekolah Tutup karena COVID-19, IDAI Saran Keluarga Diberi Pilihan untuk Tidak Tatap Muka

Tanggapan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait pembelajaran tatap muka secara 100 persen di kondisi pandemi yang kembali meningkat.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak enam sekolah di Jakarta menutup sementara kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) 100% akibat kasus Covid-19. Total ada 13 siswa dan guru yang kena Corona, satu di antaranya suspek Omicron. 

Sejauh ini sekolah yang ditutup sementara tersebar di kawasan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Menanggapi kasus tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama empat organisasi profesi lainnya , seperti PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia), PAPDI (Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia), PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia), PERDATIN (Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif) mengirim surat secara resmi ke empat kementerian terkait evaluasi proses pembelajaran tatap muka.

"Satu, kepatuhan anak-anak usia 11 tahun ke bawah terhadap protokol kesehatan itu masih belum 100 persen. Kedua, belum tersediannya atau belum lengkapnya vaksinasi anak-anak usia kurang dari 11 tahun," kata Ketua Umum IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso Sp.A(K), Sabtu (15/1/2022) dalam jumpa pers virtual.

Pertimbangan ini juga diperkuat dengan laporan dari beberapa negara akan proporsi anak yang dirawat akibat infeksi varian Omicron lebih banyak dibanding varian sebelumnya, dan transmisi lokal varian Omicron di Indonesia.

"Anak berpotensial mengalami komplikasi berat, yaitu MIS (Multi Inflammatory Syndrome) yang terkait dengan COVID-19, dan komplikasi Long Covid sebagaimana orang dewasa," tambahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Solusi terkait Pemberlakuan PTM

Bersama dengan surat resmi tersebut, IDAI dan keempat organisasi profesi lainnya juga mengusulkan beberapa solusi terkait pemberlakuan pembelajaran tatap muka. Yang pertama, anak dan keluarga tetap diperbolehkan untuk memilih antara pembelajaran tatap muka atau pembelajaran jarak jauh.

"Jadi masih ada opsi pilihan berdasarkan kondisi dan profil risiko masing-masing keluarga. Mengingat tidak semua orang tua menyetujui anaknya PTM 100 persen, atau belum mendapatkan vaksinasi," ucap dokter Piprim.

Untuk anak yang belum mendapat vaksin karena kormobid diimbau untuk memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter yang menangani. 

"Kemudian, anak-anak yang sudah melengkapi vaksinasi COVID-19 dan cakap dalam melaksanakan protkol kesehatan dapat ikut PTM," tambahnya.

Terakhir, mekanisme kontrol dan tutup buka sekolah seyogyanya dilakukan secara transparan untuk memberikan keamanan pada publik.

3 dari 4 halaman

Saran Bagi Orang Tua dan Anak

Dengan berlangsungnya pembelajaran tatap muka ini, baik secara terpaksa maupun tidak, dokter Piprim sangat  menyarankan anak-anak untuk selalu mengikuti protokol kesehatan dengan baik dan benar.

Orang tua juga diharapkan untuk aktif mengawasi pelaksanaan ptm di sekolah. Mereka mempunyai hak untuk ikut mengawasi.

"Jadi, biarkan orang tua ikut aktif memantau dan juga memberikan contoh agar anak-anak bisa mengikuti protokol kesehatan dengan baik," jelas dokter Piprim.

Reporter: Lianna Leticia

4 dari 4 halaman

Infografis: Protokol Kesehatan Sekolah Tatap Muka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.