Sukses

Anak 10 Tahun Meninggal Dunia Usai Lakukan Blackout Challenge

Seorang anak berusia 10 tahun di Pennsylvania meninggal dunia usai melakukan tantangan yang viral di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta Lagi-lagi, tantangan berbahaya kembali menjadi tren di media sosial TikTok. Seorang anak berusia 10 tahun di Pennsylvania bernama Nyla Anderson meninggal dunia usai melakukan Blackout Challenge.

"Dia berada di kamar tidurnya sendiri di rumahnya. Tapi tidak ada seorang pun di kamar tidur bersamanya ketika ini terjadi, jadi tidak ada yang menyelamatkannya," ujar anggota divisi Critical Care Medicine di PICU, Nemours Children's Hospital, Elizabeth Wood dikutip Health, Selasa (4/1/2022).

Mengutip laman People, setidaknya sudah tiga anak berusia sembilan hingga 12 tahun meninggal dunia karena mencoba tantangan yang viral di tahun 2021. Tren ini juga ternyata bukan sesuatu yang baru.

Sebelumnya, tren semacam ini dikenal dengan sebutan Choking Game atau Pass-Out Challenge. Pada tahun 2008, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada sebanyak 82 anak meninggal karena mencobanya.

"Sebagian besar berusia antara 11-16 tahun dan telah terjadi di 31 negara lainnya. Choking Game itu permainan mencekik diri sendiri atau orang lain dalam upaya untuk mendapatkan euforia yang singkat atau tinggi," tulis CDC.

Kepala divisi asosiasi Pediatric Critical Care di Nemours Children's Hospital, Mindy Dickerman mengungkapkan bahwa tantangan seperti menahan napas ini dapat menyebabkan adanya pencekikan.

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, dalam waktu lima menit oksigen akan rendah, sel-sel di otak pun mulai tidak berfungsi.

Maka, jika seseorang mengalami kondisi tersebut dalam jangka waktu yang lama, pada akhirnya dapat menyebabkan koma, kejang, kerusakan otak, hingga kematian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cenderung dilakukan anak-anak

Tawainna Anderson, ibu dari Nyla mengungkapkan ia terkejut bahwa anak semuda putrinya akan berpikir untuk melakukan tantangan tersebut. Ia berpikir bahwa anak-anak mencoba karena mereka tidak tahu mana baik dan buruk.

Namun, survei oleh Oregon Public Health Division yang dilakukan pada siswa kelas 2 SMP mengungkapkan bahwa 36,2 persen respondennya pernah mendengar soal Choking Game, 30,4 persen orang pernah berpartisipasi, dan 5,7 persen orang benar-benar mencobanya.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa anak-anak lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam tantangan viral yang berbahaya, terutama bagi mereka yang kerap ingin mencari perhatian.

3 dari 4 halaman

Peran orangtua

"Berkaca pada Blackout Challenge, dan tantangan berbahaya lainnya, penting untuk mengetahui seberapa sering anak Anda menggunakan media sosial dan untuk apa mereka menggunakannya," ujar psikolog klinis, Thea Gallagher.

Thea mengungkapkan, jika orangtua mengetahui tantangan semacam ini, maka penting untuk membicarakan bahaya dari hal tersebut pada anak.

"Fokuslah untuk mengedukasi mereka. Jujurlah juga pada apa yang Anda lihat sebagai orangtua dan apa yang menjadi kekhawatiran Anda," kata Thea.

"Dalam kasus ini, bicarakan dengan mereka soal terputusnya saluran udara dan kekurangan oksigen, yang dapat terjadi pada seorang anak," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.