Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Sedang Infeksi Saluran Kemih, Bolehkah Berhubungan Seks?

Ketika mengalami Infeksi Saluran Kemih, seseorang disarankan untuk tidak berhubungan seks untuk sementara waktu.

Liputan6.com, Jakarta - Infeksi saluran kemih (ISK) kerap kali menimbulkan sensasi nyeri atau panas ketika buang air kecil. Selain itu, kondisi infeksi ini bisa memunculkan rasa nyeri pada panggul serta urine terlihat lebih keruh.

"Penyebab dari infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang masuk melalui saluran kencing," jelas dr Muhammad Iqbal Ramadhan, dikutip dari Klikdokter.

ISK bisa dialami oleh siapa pun, terutama perempuan. Kondisi ini tak hanya mengganggu ketika buang air kecil, melainkan juga berdampak pada hubungan intim.

Iqbal mengatakan, ISK lebih sering dialami oleh wanita karena uretra pada perempuan lebih pendek ketimbang pria. Posisi vagina yang berada dekat kandung kemih juga membuat bakteri lebih mudah masuk dan menginfeksi.

Ketika mengalami ISK, seseorang disarankan untuk tidak berhubungan seks untuk sementara waktu. Berhubungan intim dapat memperburuk kondisi ISK bahkan berpotensi menular pada pasangan.

Iqbal mengatakan, penderita ISK boleh kembali berhubungan seks jika benar-benar sudah dinyatakan sembuh dan tidak ada bakteri penyebab infeksi tersebut. Apabila belum sepenuhnya sembuh, pasien tidak dianjurkan untuk berhubungan intim dengan posisi apa pun.

"Kalau emang mau berhubungan seks, pastikan Anda sudah ke dokter, minum obat antibiotik yang diberikan, dan gejala infeksi saluran kemih yang dirasakan sudah 100 persen hilang," ujar Iqbal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Hindari Hal-Hal Ini Saat Mengalami ISK

Ketika mengalami infeksi saluran kemih, ada beberapa hal yang dihindari untuk dilakukan. Seperti dilansir Women's Health, hindari hal-hal berikut:

1. Menunda periksa ke dokter

Semakin Anda menunda mengunjungi dokter ketika gejala ISK muncul, semakin besar risiko yang akan dihadapi.

"Menunda terlalu lama bisa membuat infeksi berkembang dari sekadar infeksi kandung kemih yang bisa ditangani dengan minum antibiotik selama tiga hari menjadi infeksi ginjal rumit yang membutuhkan intravenous antibiotik," ujar Ekene Enemchukwu, M.D., asisten profesor urologi di Stanford University School of Medicine.

Dengan tidak segera memeriksakan diri bisa menyebabkan tertundanya diagnosis dari suatu kondisi yang lebih serius. Ini karena gejala yang menyerupai ISK tanpa bakteri bisa juga disebabkan oleh kondisi lain, seperti infeksi vaginal, penyakit menular seksual, batu ginjal, konstipasi parah, dan vaginal atrophy.

 

 

3 dari 5 halaman

2. Berhenti minum antibiotik yang diresepkan dokter

Saat dokter meresepkan antibiotik untuk mengatasi ISK Anda, tentunya sudah melalui pertimbangan matang. Berbagai penelitian sudah dilakukan untuk menentukan tepatnya berapa lama waktu yang dibutuhkan antibiotik untuk benar-benar menghilangkan suatu infeksi.

Jadi, walaupun Anda sudah merasa sembuh setelah satu atau dua hari meminum antibiotik, bukan berarti boleh menghentikan pemakaian antibiotik dari waktu yang diresepkan.

Bila Anda menghentikan pengobatan terlalu cepat, Anda hanya akan membangun resistensi bakteri terhadap obat, yang kemudian akan membuat antibiotik tadi jadi tidak berguna dan ISK jadi lebih sulit diobati.

"Bakteri yang berhasil bertahan setelah terekspos antibiotik dalam waktu singkat akan berevolusi untuk bisa melawan antibiotik," ujar David Kaufman, M.D,., dari Central Park Urology di New York City.

 

 

4 dari 5 halaman

3. Mengurangi minum air putih

 

Buang air kecil yang terasa tak nyaman ketika mengalami ISK mungkin akan membuat Anda enggan banyak minum air putih.

Namun, membatasi asupan tubuh terhadap air malah akan menciptakan lingkungan yang semakin nyaman bagi infeksi Anda untuk terus tumbuh.

"Air sangat penting untuk fungsi tubuh," ujar Carolyn DeLucia, M.D., dari VSPOT Medi Spa. "Jika kita dehidrasi, maka bakteri bisa memenuhi kandung kemih. Ketika kita cukup terhidrasi, kita akan buang air secara teratur, dan air bisa membersihkan dinding (dari kandung kemih) dengan mudah."

Tidak minum cukup air juga akan mencegah obat yang Anda minum sampai ke area yang terinfeksi. "Antibiotik harus bisa melakukan penetrasi yang baik ke ginjal dan kandung kemih," ujar Vandana Bhide, M.D., seorang internis dan dokter anak di Mayo Clinic.

"Meminum banyak air akan membantu pengantaran antibiotik ke kandung kemih. Air juga akan menyiram ginjal dan kandung kemih, dan mencegah dehidrasi serta batu ginjal."

 

5 dari 5 halaman

4. Menahan pipis

Ketika menahan pipis, Anda juga akan menahan kuman-kuman dan bakteri tadi dalam kandung kemih. Hal itu berlawanan dengan apa yang seharusnya dilakukan untuk bisa sembuh.

"Mengosongkan kandung kemih menggelontor bakteri yang ada di sana," ujar Bhide.

"Banyak wanita yang sangat sibuk sepanjang hari sehingga mereka tidak sempat buang air. Hal ini bisa memperbesar risiko ISK dan membuat simtom semakin buruk."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.