Sukses

Omicron Belum Terdeteksi di Indonesia, Kewaspadaan Harus Tetap Tinggi

Kewaspadaan terhadap varian Omicron harus tetap tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Walaupun varian Omicron belum terdeteksi di Indonesia, Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Reisa Broto Asmoro mengingatkan, masyarakat harus tetap waspada. Tak lupa, disiplin protokol kesehatan (prokes).

Apalagi menjelang masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, yang mana potensi mobilitas dan penularan COVID-19 perlu diperhatikan. Masyarakat juga diminta tidak lengah.

"Meski sampai dengan malam tadi hasil Whole Genome Sequencing (WGS) dari Indonesia tidak ditemukan varian Omicron, namun kewaspadaan harus diutamakan," kata Reisa saat konferensi pers di Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPC-PEN, Jakarta, ditulis Minggu (12/12/2021).

"Kewaspadaan tinggi tetap memberi keuntungan bagi kita dibandingkan dengan lengah dan terlena."

Kemunculan varian Omicron, yang masuk kategori Variant of Concern (VoC), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, vaksin masih ampuh melindungi dari sakit berat dan kematian. WHO juga menyerukan setiap pemerintah dan individu harus menggunakan semua alat untuk pencegahan, pengujian, perawatan dalam melawan COVID-19.

"Terutama dengan mempercepat cakupan vaksinasi pada populasi paling berisiko," lanjut Reisa.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Intensifkan Turunkan Penularan COVID-19

Reisa Broto Asmoro menambahkan, ada juga upaya mengintensifkan dengan menurunkan penularan dan tetap mempertahankan capaian baik saat ini. Terlebih lagi perkembangan COVID-19 di Tanah Air terbilang terkendali.

“Dengan memerhatikan prinsip-prinsip public health and social measures atau yang kita terapkan dalam bentuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ber-level di Indonesia,” tambahnya melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.

Terkait perayaan Natal dan Tahun Baru, Reisa mengajak momen tersebut dapat menjadi pembuktian bahwa 280 juta rakyat Indonesia percaya, lebih baik mencegah atau memutus penularan sekarang daripada mengobati. Caranya, mematuhi pembatasan mobilitas yang diterapkan Pemerintah.

“Mari kita tetap membatasi dan memperketat mobilitas penduduk agar tidak ada lonjakan kasus dan warga tetap sehat setelah perayaan Nataru,” imbau Reisa, yang juga Duta Adaptasi Kebiasaan Baru.

3 dari 3 halaman

Infografis Waspada Tren Kenaikan Kasus Aktif Covid-19 di Jawa dan Bali

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.