Sukses

Makanan Bisa Pengaruhi Kondisi Kesehatan Mental, Bagaimana Caranya?

Makanan tertentu ternyata mempengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang, lho.

Liputan6.com, Jakarta Mengonsumsi makanan tak sehat mungkin akan memberikan kepuasan tersendiri bagi Anda. Namun ternyata, makanan tertentu dinilai dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang, lho.

"Ada bukti bahwa konsumsi makanan dapat mempengaruhi suasana hati, termasuk soal depresi dan kecemasan. Serta respons stres pada tubuh kita," ujar seorang ahli gizi di Lubbock Texas, Kaleigh McMordie, MCN, RDN, LD dikutip Very Well Mind, Senin (6/12/2021).

Sebuah studi pada awal tahun 2021 yang diterbitkan dalam Clinical Nutrition dari Edith Cowan University Australia juga mengungkapkan bahwa makanan yang kaya buah dan sayuran dikaitkan dengan tingkat stres yang lebih rendah.

Dari 8.600 partisipan yang ada, mereka yang makan setidaknya 470 gram buah dan sayuran setiap harinya memiliki tingkat stres 10 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang mengonsumsi buah dan sayuran kurang dari 230 gram per hari.

"Suasana hati diatur oleh otak, dan untuk bekerja dengan baik otak membutuhkan bahan bakar yang optimal dari nutrisi dalam makanan," kata Kaleigh.

Kaleigh menjelaskan, suasana hati juga ternyata dipengaruhi oleh mikrobioma dalam saluran pencernaan. Itulah mengapa para peneliti melihat lebih banyak penekanan dalam kesehatan usus dengan kondisi kesehatan mental.

"Kekurangan nutrisi dan peradangan dapat menjadi kontributor kecemasan dan stres, dan apa yang kita makan dapat membantu atau justru menyakiti area ini," ujar Kaleigh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jenis makanan yang mempengaruhi

Psikoterapis dan pakar kesehatan otak, Teralyn Sell, PhD mengungkapkan bahwa penyebab stres terbesar adalah kafein, gula, minuman beralkohol, atau justru tidak makan sama sekali.

"Makanan atau minuman yang mengandung kafein dapat meningkatkan detak jantung, menyebabkan kegelisahan, membuat sulit tidur, dan lain-lain. Meskipun kafein tidak menyebabkan kecemasan, itu masih dapat berkontribusi," kata Teralyn.

Menurut Teralyn, memahami bagaimana cara gula darah atau hipoglikemia reaktif bekerja juga dinilai dapat membantu kita untuk lebih memahami proses pencernaan ini.

"Ini seperti naik roller coaster. Ketika gula darah tidak teratur, tubuh akhirnya akan memicu hormon adrenalin dan Anda bisa berada dalam mode fight or flight, yang mana bisa menimbulkan kecemasan pada otak," ujar Teralyn.

"Itulah mengapa makanan yang mengandung gula tinggi dapat mengacaukan gula darah dan berkontribusi pada stres dan kecemasan," tambahnya.

Kaleigh menambahkan, ketika sebagian besar makanan terdiri dari makanan olahan yang tidak mengandung banyak nutrisi, hanya akan ada sedikit ruang tersisa untuk makanan yang mengandung nutrisi.

"Jadi meskipun tidak secara langsung menjadi penyebab suasana hati yang buruk, tetap saja makanan tersebut dapat berkontribusi," kata Kaleigh.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.