Sukses

Varian Omicron Ada di 24 Negara, WHO: Belum Terbukti Vaksin yang Ada Tidak Manjur

WHO berpendapat, meski masih banyak yang harus dipelajari mengenai Varian Omicron, vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini belum terbukti tidak manjur dalam menghadapi varian itu, meski ada penurunan efikasi.

Liputan6.com, Jakarta - Varian Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan kini merambah semakin banyak negara di dunia. Hingga Rabu, 1 Desember 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut ada 24 negara yang telah menyatakan temuan varian tersebut di wilayah mereka.

Negara-negara tersebut antara lain, Afrika Selatan, Botswana, Belanda, Inggris, Israel, Kanada, Hong Kong, Australia, Denmark, Austria, Italia, Belgia, Republik Ceko, Jerman, Prancis, Swiss, Portugal, Brazil, Jepang, Reunion (perbatasan Prancis), Swedia, Spanyol, Finlandia. Terbaru, Amerika Serikat melaporkan kasus pertama Varian Omicron pada pasien yang baru kembali dari Afrika Selatan pada 22 November 2021 dan telah mendapatkan vaksinasi penuh.

Pemimpin Program Darurat Kesehatan WHO Maria Van Kerkhove mengatakan dalam konferensi pers Rabu (1/12/2021), para peneliti berharap bisa segera mengetahui seberapa cepat penyebaran varian tersebut dan kemungkinan tingkat keparahannya.

Temuan pertama kasus Varian Omicron mengindikasikan, beberapa pasien yang terinfeksi cenderung menunjukkan gejala COVID-19 ringan.

"Kami berharap mendapat lebih banyak informasi mengenai transmisi (varian ini) dalam beberapa hari ke depan, dalam kaitannya dengan gambaran tingkat keparahan," ujar Van Kerkhove, seperti dilansir NPR.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Vaksinasi Akan Menyelamatkan Nyawa

WHO berpendapat, meski masih banyak yang harus dipelajari mengenai Varian Omicron, vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini belum terbukti tidak manjur dalam menghadapi varian itu, meski ada penurunan efikasi.

"Masih lebih baik mendapatkan vaksinasi karena itu akan menyelamatkan nyawa," ucap Van Kerkhove.

Maria van Kerkhove juga menyoroti mengenai penerapan protokol kesehatan yang berperan penting dalam menghambat penyebaran kasus. Menurutnya, pengabaian penerapan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, mencuci tangan, menjaga jarak yang tidak tepat, dan kondisi ventilasi udara yang buruk akan terus menyebabkan munculnya infeksi.

 

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.