Sukses

Menkes: Belajar dari Negara Eropa, Harus Waspada untuk Hadapi Nataru

Jelang nataru, Indonesia pun harus belajar dari negara-negara Eropa yang mengalami kenaikan kasus.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus aktif COVID-19 pada berbagai negara masih begitu fluktuatif. Berkaitan dengan hal tersebut, Indonesia pun diminta untuk belajar dari kenaikan kasus yang terjadi di negara-negara Eropa.

"Di Eropa kasus konfirmasinya hampir semuanya naik. Sehingga arahan bapak presiden kita harus hati-hati dan waspada terutama menghadapi nataru (natal dan tahun baru ini)," ujar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers terkait Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ditulis Selasa, (23/11/2021).

Budi mengungkapkan bahwa kenaikan kasus di Eropa hampir semuanya disebabkan oleh varian Delta. Meskipun begitu, banyak pula negara yang sudah pernah terkena lonjakan kasus akibat varian Delta dan saat ini masih berstatus landai.

"Contohnya India, yang dulu pernah puncaknya terkena Delta, sekarang masih landai sesudah 195 hari. Contohnya juga Afrika Selatan, pernah kena Delta juga, sekarang melandai sudah 134 hari. Indonesia sudah 124 hari," kata Budi.

Namun, ada satu negara yang mulai mengalami kenaikan kembali setelah landai yakni Sri Lanka. Kondisi-kondisi tersebutlah yang hingga saat ini masih terus dipantau oleh pemerintah.

"Semua gerakan atau kejadian kasus di negara-negara luar negeri ini kita pelajari dengan ketat dan kita laporkan ke bapak presiden agar membuat kita tetap waspada terutama di masa Nataru ini," ujar Budi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

19 Kabupaten/Kota Diawasi ketat

Menurut Budi, situasi pandemi COVID-19 pada seluruh kabupaten dan kota di Indonesia saat ini masih dalam keadaan baik. Akan tetapi, ia pun mengungkapkan bahwa monitoring terhadap daerah-daerah yang berpotensi mengalami kenaikan juga dilakukan.

"Jadi ada dua kota yaitu Fakfak dan Purbalingga yang kita sudah lihat empat minggu berturut-turut ada kenaikan kasus konfirmasi. Walaupun memang jumlahnya masih kecil, positivity rate-nya masih rendah, BOR-nya juga masih rendah," kata Budi.

"Tapi kita mengikuti daerah-daerah ini agar jangan sampai kita terlambat kalau nanti ada kenaikan. Ada satu kota, Lampung Utara yang sudah tiga minggu berturut-turut naik dan ada 16 kota yang dua minggu naik," tambahnya.

Sehingga jika ditotalkan, ada sekitar 19 kota yang saat ini sedang dalam masa pengawasan ketat oleh Kementerian Kesehatan terkait kenaikan kasus yang terjadi.

"Kami melihat kota-kota yang ada kenaikan disiplin untuk tracing kontak eratnya, dan melakukan testing bagi orang yang didefinisikan sebagai kontak erat sudah sangat rendah," ujar Budi.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.