Sukses

Perkuat Bidang Kesehatan Anak, IDAI Lakukan Kerja Sama dengan 3 Lembaga Ini

IDAI baru saja melantik dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) secara resmi sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI periode 2021-2024.

Liputan6.com, Jakarta Pekan ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) baru saja melantik dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) secara resmi sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI periode 2021-2024. Dalam kesempatan tersebut, Piprim mengungkapkan beberapa hal terkait tujuan dan rencananya dibidang kesehatan anak.

"Saat ini kita sedang menuju Sustainable Development Goal (SDG) dan juga menuju Indonesia Emas 2045 khususnya pada poin ketiga yaitu Good Health and Wellbeing (kesehatan yang baik dan kesejahteraan)," ujar Piprim melalui keterangan pers, Sabtu (20/11/2021).

Menurut Piprim, hal tersebut selaras dengan tujuan IDAI untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan anak dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Tak hanya itu, IDAI juga mengutarakan upayanya untuk mengembangkan ilmu kesehatan anak.

"Tujuan kesehatan anak ini merupakan tujuan besar dan membutuhkan waktu yang panjang untuk dicapai. Kita sedang bertempur melawan morbiditas dan mortalitas bayi dan anak Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan anak," kata Piprim.

"Kami berharap dapat memantau lebih detail perkembangan kesehatan anak di Indonesia guna menyiapkan langkah proaktif untuk membantu mencapai tujuan Program Nasional Kesehatan ini demi kesejahteraan anak-anak Indonesia,” tambahnya.

Dalam upaya mencapainya, IDAI pun tak sendiri. IDAI melakukan kerja sama dengan tiga lembaga yakni International Pediatric Association (IPA), Asia Pacific Pediatric Association (APPA), dan juga Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin turut memberikan pesan. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya berharap ada dukungan dari organisasi profesi seperti IDAI dalam program nasional Kemenkes.

"Sesuai dengan visi misi Presiden RI di bidang kesehatan yaitu diantaranya penurunan angka kematian bayi dan balita (AKB), pencegahan stunting, peningkatan pengendalian penyakit baik menular maupun tidak menular," ujar Budi.

"Serta penguatan Health Security untuk penanganan pandemi, penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), dan peningkatan sistem kesehatan nasional," tambahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dampak pandemi pada anak

Tak berhenti di situ, Direktur Eksekutif IPA sekaligus Presiden APPA, Prof. Dr. dr. Aman Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.) menggarisbawahi beberapa hal terkait dampak pandemi pada anak.

"Sangat jelas bahwa anak-anak juga mengalami dampak yang berat selama pandemi, terutama yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan. Kita tentu tidak menginginkan hal ini terjadi lagi," ujar Aman.

Terlebih, masih ada masalah kesenjangan terkait akses pelayanan kesehatan di tiap wilayah di indonesia yang akhirnya memengaruhi angka kematian balita. Sehingga, IPA dan APPA pun akhirnya memiliki target SDG dan kesehatan tersendiri.

"Kita harus mencegah terjadinya pandemi yang lain atau Kejadian Luar Biasa yang lain. Hal ini akan bisa dicapai dengan kerjasama yang baik antar semua pihak," kata Aman.

"Karena masalah kesehatan di Indonesia terutama yang terkait dengan anak merupakan masalah multifaktorial yang perlu melibatkan aspek medis, sosial, ekonomi, politik, dan emosional untuk mengatasinya,” tambahnya. 

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.